Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, umumkan realisasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Maret 2021 mencapai Rp144,2 triliun.
Dengan begitu defisit APBN itu sama dengan minus 0,82 % dari Produk Lokal Bruto (PDB) Indonesia. Realisasinya sejumlah 14,3 % dari sasaran tahun ini, Rp1.006,4 triliun.
Baca juga:Negara Melawan Krisis Ekonomi
Bila diperbandingkan dengan bulan yang serupa di tahun sebelumnya, defisit itu naik 89,7 %. Pada Maret 2020 defisit sejumlah Rp76 triliun atau sama dengan 0,49 % dari PDB. “Jadi kelihatan sekali APBN bekerja keras di semua komponen. Langsung manfaatnya dinikmati oleh masyarakat,” kata Sri saat komprensi pers virtual, Kamis, 22 April 2021.
Pendapatan negara pada Maret 2021 terealisasi Rp378,8 triliun atau tumbuh 0,6 % dibandingkan Maret 2020. Bila diperbandingkan sasaran Rp1.743,6 triliun, realisasinya 21,7 %. “Ini memperlihatkan jika banyak korporasi di Indonesia yang masih belum seutuhnya sehat hingga pembayaran pajaknya alami pengurangan,” tegas Sri.
Baca juga: Naudzubillah! Ibu Kandung Gorok Anak Semata Wayangnya
Sementara itu, belanja negara terealisasi Rp523 triliun, tumbuh 15,6 % dari masa yang serupa tahun kemarin. Realisasinya telah capai 19 % dari sasaran Rp2.750 triliun. “Belanja negara untuk Maret 2021 naik 15,6 % year on year itu ialah perkembangan yang luar biasa bertambah,” papar Sri.
Dengan catatan itu, kesetimbangan primer defisit Rp65,8 triliun atau mencapai 10,4 % dari target tahun ini yang minus Rp633,1 triliun. Defisit itu tumbuh 2.933,7 % dari Maret 2020. “Kita terus akan trcaking dan coba terangkan ke warga bagaimana APBN kita sebagai instrumen yang penting,” ungkapkan Sri. (cuy)