Jakarta – Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, Zainut Tauhid Saadi menjelaskan, setiap orang yang tidak mudik lebaran Idul Fitri ke desa halaman di tengah pandemi COVID-19 sama juga sama orang yang berjihad.
“Menjaga keselamatan jiwa itu paling utama, harus diprioritaskan jadi hal yang paling diutamakan. Orang tidak mudik sama juga sama orang berjihad. Jihad tentu saja untuk kemanusiaan. Hifdzun nafs itu jadi kewajiban. Selamatkan diri kita dan seseorang itu jihad,” kata Zainut Tauhid Saadi di Jakarta, Senin, 3 Mei 2021.
Baca juga: Menag: Tak Ada Dispensasi Santri
Bahkan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas sendiri sudah keluarkan surat edaran ke beberapa jajarannya dan juga masyarakat agar tidak melakukan mudik lebaran tahun ini. Baik sebelum tanggal 6-17 Mei 2021, maupun sesudah tanggal itu. Karena COVID-19 di Indonesia belum melandai, dan angka positif corona masih alami kenaikan setiap harinya.
Karena itu, dia menghimbau ke warga supaya mematuhi surat edaran itu. Ini mempunyai tujuan supaya tak lagi terjadi ada kenaikan kasus corona selesai lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah ini.
Baca juga: Mudik Lokal Rawan Proses Penularan Covid-19
“Tidak mudik itu lebih bagus, karena jika mudik akan mencelakakan baik diri sendiri atau seseorang, keluarga dan saudara yang lain,” katanya.
Zainut menjelaskan, bahwa mudik lebaran untuk bersilahturahmi berjumpa sama orang tua, sanak saudara di desa halaman tersayang itu tindakan yang sunah. Hal itu jika dilakukan pada tidak kondisi pandemi COVID-19 sama seperti yang saat ini.
“Mudik itu bersilahturahmi sunah, bila dikerjakan pada keadaan normal, tetapi bila ada keadaan berbeda bahkan bisa menjadi haram mencelakakan diri kita dan seseorang,” katanya. (mah)