Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati umumkan jika realisasi kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sampai April 2021 masih mengalami defisit. Defisit APBN juga terus melebar karena belanja negara semakin besar daripada pendapatan.
Sampai 30 April 2021, dia menjelaskan, defisit APBN capai Rp138,1 triliun atau sebesar 0,83 % pada produk lokal bruto (PDB). Besaran defisit ini lebih jelek dari keadaan April 2020 sejumlah Rp74,4 triliun atau 0,48 % PDB atau naik 85,5 %.
“Defisit kita Rp138,1 triliun, relatif kecil. Ini akan kita coba menjaga tanpa mengusik trend perbaikan perekonomian kita,” katanya saat dengan Komisi XI DPR, Senin, 24 Mei 2021.
Baca juga: APBN Defisit Rp144,2 Triliun dalam Tiga Bulan Pertama
Sri menerangkan, realisasi defisit itu dikuasai oleh penghasilan negara sampai April 2021 yang terealisasi Rp585 triliun atau tumbuh 6,5 % dibandingkan April 2020. Bila target Rp1.743,6 triliun, realisasinya 33,5 %.
“Penghasilan negara telah tumbuh 6,5 % walau pajak cukup kontraktif di 0,5 % tetapi kepabeanan dan cukai tumbuh positif di 36,5 %,” papar Sri.
Adapun untuk belanja negara, Sri mengatakan sudah terealisasi Rp723 triliun. Angka ini tumbuh 15,9 % dari masa yang serupa tahun kemarin, sedang realisasinya mencapai 26,3 % dari target Rp2.750 triliun.
Baca juga: Presiden Tinjau Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
“Belanja negara jadi instrumen powerful dorong rekondisi. Bahkan juga belanja pemerintahan pusat tumbuh 28 % dan belanja k/l (kementerian/instansi) tumbuh 37 %,” katanya.
Dengan catatan itu, Sri meneruskan, kesetimbangan primer alami defisit pada April 2021 sejumlah Rp36,4 triliun atau capai 5,7 % dari sasaran tahun ini yang minus Rp633,1 triliun. Defisit itu tumbuh 297,6 % dari April 2020.
“Kesetimbangan primer April yakni Rp36,4 triliun itu lebih rendah dari Maret jadi ada pembaruan dan defisit kita Rp138,1 triliun relatif kecil,” tegasnya.
Saat itu, untuk realisasi pendanaan anggaran keseluruhannya sampai April 2021 sejumlah Rp392,2 triliun. Realisasi ini naik 74,2 % dari masa yang serupa di tahun lalu dan telah sejumlah 39 % dari sasaran tahun ini Rp1.006,4 triliun. (mah)