Bogor – Meski masih ditengah kondisi ketidakpastian ekonomi akibat pandemi, produsen alat rumah tangga PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk (SCNP) optimistis bisa melalui 2021 dengan baik. Direktur Keuangan SCNP Donny Herwindo mengatakan, ekspor serta ekspansi usaha ke alat kesehatan bakal menggenjot kinerja perseroan pada 2021.
SCNP mematok target penjualannya sekitar Rp1,2 triliun serta laba bersih sekitar Rp50 miliar di tahun 2021. Donny menerangkan, baru-baru ini perseroaan telah melaksanakan ekspor sebanyak enam kontainer vacuum cleaner ke Amerika Serikat (AS). Sepanjang 2021, total unit vacuum cleaner yang akan diproduksi secara massal dan diekspor ke AS sejumlah 2,2 juta unit yang secara moneter setara dengan Rp800 miliar. ”Melalui upaya realisasi target ekspor vacuum cleaner ke US kami harapkan dapat menggenjot kinerja pada 2021,” ujarnya usai Public Expose Tahunan SCNP, Selasa (25/5/2021).
Baca juga: Bank DKI dan DMI DKI Salurkan Dana BOTI
Selain itu, perseroan juga menggenjot pasar lokal lewat produk andalan mereka yakni Turbo dan Trsna hingga akhir 2021. ”Selama pandemi 2020 penjualan paling besar dari produk elektronik seperti blender, setrika, kipas angin. Sekitar 60 persen,” terangnya.
Direktur Operasional SCNP Shirly Effendy menambahkan, dimasa pandemi ini banyak masyarakat yang aware dengan kesehatan ”Air purifier dan alat sterilisasi banyak dicari. Sejauh ini kedua produk ini banyak diminati,” imbuhnya.
Sebelumnya, perseroaan melalui anak perusahaannya PT Turbo Elektro Domestici (TED) menargetkan penjualan produk alat kehatan Trsna Turbo Air Purifier dan Trsna Turbo Sterilizer Cabinet sebesar Rp85 miliar pada tahun ini.
Shirly menjelaskan, pada tahun ini perusahaan bakal menjual 35 ribu unit kedua produk tersebut, yang mana akan memasarkan ke pasar domestik. Tak hanya itu, lanjutnya, pada semester II-2021 ini perseroan juga akan mengembangkan bisnis ke arah produk kesehatan, sehingga diharapkan dapat menggenjot kinerja. Mendukung produk dalam negeri, menggandeng ITB yang berhasil menciptakan perangkat Medis Non Invasive Vascular Analyzer (NIVA). ‘
‘Mereka punya dar8 sisi akademi. Dan kami mendukung. Dari prototipe jadi mass production. Ini akan sangat membantu masyarakat Indonesia. Karena dengan adanya alat ini bisa mendeteksi sejak dini penyakit cardiovascular,” jelas Shirly.
Baca juga: BPJAMSOSTEK Ceger Serahkan Beasiswa Senilai Rp845 Juta
Meski dari sisi bisnis mereka terbilang bagus, bahkan bisa menambah sekitar 300-an pegawai baru, Shirly menyebutkan, perseroan mengidentifikasi beberapa kendala umum yang menyebabkan kinerja terhambat seperti pandemi COVID-19 dan resesi perekonomian masih berlanjut, fluktuasi harga bahan baku dan terjadi kenaikan harga tembaga dan biji plastik yang signifikan serta daya beli masyarakat menurun.
Selain itu, Shirly juga menyebutkan tentang kendala spesifik yang dihadapi seperti sering terjadinya kelangkaan container dalam proses pengapalan. Sehingga realisasi ekspor menjadi terhambat.
Kemudian, dia menerangkan, pasokan komponen juga terhambat karena adanya gangguan di sisi produsen di mancanegara akibat pandemi serta port congestion, yang berdampak impor terhadap sebagian bahan baku mengalami keterlambatan. ”Belum dapat dipastikannya kapan pandemi COVID-19 dan resesi perekonomian akan berakhir menjadi satu bentuk ketidakpastian yang dihadapi oleh para pelaku usaha saat ini,” tandasnya.
Dalam upaya menghadapi kondisi tersebut, manajemen perseroan akan melakukan beberapa hal yakni peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja Penyusunan dan Implementasi Quality Management System sesuai dengan Tata Kelola.
Dalam rangka mencapai target penjualan, manajemen menerapkan strategi penguatan jaringan pemasaran dan distribusi, efisiensi biaya, serta pengembangan produk inovatif lainnya seperti alat kesehatan, di mana harga pokok penjualan perseroan untuk tahun 2021 ditargetkan akan lebih efisien sebesar 5 persen. ”Dengan adanya upaya ini, manajemen SCNP optimis akan memperoleh profit di akhir tahun 2021,” kata Donny. (any)