Kesehatan – Mempunyai turunan menjadi idaman untuk sebagain besar pasangan yang telah menikah. Hanya saja, masalah sering terjadi saat anak belum juga didapat walau sudah teratur berhubungan seksual selama sekian tahun periode pernikahan.
Kehamilan sering dipandang seperti satu karunia untuk setiap pasangan suami istri. Di peristiwa itu, pasangan suami istri tengah menunggu buah kesayangan yang diharapkan semakin memberi warna setiap harinya. Tapi untuk dapat hamil, untuk beberapa pasangan, ternyata bukanlah hal yang gampang.
Penyebab susah bisa anak
President Director of Morula IVF Indonesia, dr.Ivan Sini,Sp.OG, menjelaskan untuk dapat memiliki kandungan janin, diperlukan bermacam persiapan mulai dari gaya hidup dan konsumsi makan. Disamping itu, umur pasangan juga tentukan kesempatan kehamilan.
“Pasien yang susah punyai turunan, nyaris 60-70 %, dengan umur di atas 36 tahun,” kata dokter specialist kandungan dalam acara virtual Morula Fertility Fest 2021.
Baca juga: Trik Bikin Mesra Suami dan Istri
Memandang kesuburan
Di kesempatan yang sama dokter specialist kandungan, dr. Arie Adrianus Polim,D.MAS, SpOG(K), menilai ada tanda paling penting berkenaan kesuburan yang perlu jadi perhatian setiap pasangan yang sedang mengidamkan anak, yaitu rutinnya bercinta selama satu tahun periode pernikahan.
“Memandang infertility itu disaksikan dari periode pernikahan sepanjang 12 bulan dan telah berhubungan seksual teratur tetapi tidak bisa anak, seger lakukan pengecekan basic infertility skrining, apakah permasalahan di sperma atau sel telur,” kata dokter Arie.
Baca juga: Trik Hilangkan Embun di Kaca Mobil, Perhatikan!
Saat skrining telah dilaksanakan, akan kelihatan permasalahan yang sebetulnya dirasakan pasangan suami istri yang membuat susah memperoleh anak. Jika permasalahannya termasuk berat, seperti jumlah sperma 0 atau kista di kandungan, secepatnya diselesaikan.
“Jika terlambat, umur semakin bertambah, akan turunkan kesuburan dan turunkan angka kesuksesan (hamil),” ucapnya.
Program bayi tabung
Dokter Arie menjelaskan jika program bayi tabung dapat menjadi satu diantara opsi untuk kesempatan kehamilan yang tepat. Ditambah, teknologi yang ada di Morula sudah berstandard seperti pada Australia dan Singapura sehingga dapat menahan ketidakberhasilan program bayi tabung.
“Tehnologi kita bisa memandang kromosom dari embrio yang ditanamkan di kandungan. Disini dapat dipandang kromosomnya normal atau bukan untuk jauhi kecacatan pada bayi, keguguran atau ketidakberhasilan berulang-ulang,” katanya.
Hasil dari di teknologi itu, dokter Arie menyampaikan jika gender bisa dipilih dapat sesuai kromosom pada embrio yang bakal ditanamkan di kandungan. Dengan tingkat ketepatan capai 93 %, kesempatan kehamilan dibarengi penyeleksian gender pada bayi juga semakin lebih sukses.
“Menariknya ialah gender selection itu bisa tetapi ada ketentuannya, tidak bisa anak sulung. Ini ketepatannya sangat tinggi,” kata dokter Ivan
Searah dengan program bayi tabung, di umur 23 tahun Morula IVF Indonesia, lakukan tindakan menanam keseluruhan 2.500 bibit pohon dan penebaran beberapa ribu benih ikan.
Ade Gustian Yuwono sebagai Managing Director Morula IVF Indonesia menyebutkan arah dari tindakan ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas keberlangsungan ekosistem lingkungan. Dan, ini serangkaian dari Morula Fertility Fest 2021. (mah)