Jakarta – Siap-siap pasar daging ayam bakal dibanjiri produk impor asal Brasil dan beberapa negara lainnya seperti Arab Saudi, Korea Selatan hingga Amerika Serikat. Kini untuk mengantisipasinya pemerintah dan pemangku kepentingan berupaya melakukan banding.
“Saat masuk pengadilan WTO (organisasi perdagangan dunia. RED) kemungkinan buruk banding kalah lagi. Maksud kalah, beberapa kebijakan menurut mereka protektif harus dibuka,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan.
Baca juga: Tahun 2030, Pemerintah Stop Impor BBM
Atas kemenangan Brasil dalam persidangan WTO menyangkut daging ayam ada sejumlah negara yang ikut melirik pangsa pasar. Diantaranya, Arab Saudi, AS hingga Korea Selatan.
“Dalam persidangan itu, ada 17 negara yang menjadi mitra Brasil. Mereka memantau, begitu ini dibuka mereka ikutan padahal yang membuka Brasil,” katanya.
Baca juga: Tingginya Angka Covid-19 di India, Kerja Sama Dagang RI Masih Berjalan
Nurwan pun mengaku tak tinggal diam menyangkut ancaman banjirnya impor daging ayam. Saat ini, Kemendag dan Kementan sudah melakukan berbagai upaya seperti merevisi Permendag dan Permentan untuk bisa menyesuaikan syarat WTO.
“Skenario terburuh pasar dibuka karena harga pasar internasional lebih rendah dari harga ayam di sini maka dia masuk” jelasnya.
Sejauh ini kata dia, pihaknya telah mengajak para pelaku usaha untuk melakukan kajian agar pangsa pasar dalam negeri tidak terlihat menarik untuk produk daging ayam impor. (ana)