Jakarta – Sebanyak 142 cerita bermuatan edukasi gizi dan fakta kental manis yang ditulis oleh guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) telah terkumpul hingga 31 Juli 2021. Dari total tulisan yang terkumpul, telah terpilih 20 cerita terbaik untuk diseleksi kembali oleh juri yang terdiri dari pegiat literasi Maman Suherman, senior editor dan penulis Harun Mahbub serta Ketua HIMPAUDI Prof. Dr. Ir. Netty Herawati M.Si. Penjurian dilakukan secara live dan dihadiri oleh seluruh peserta pada Sabtu, 14 Agustus 2021.
Penulisan cerita edukasi tersebut merupakan rangkaian kegiatan kerjasama Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) dengan Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI) dalam rangka edukasi untuk meningkatkan literasi gizi untuk masyarakat.
Lomba penulisan cerita edukasi gizi dan fakta kental manis ini dimulai sejak Juni hingga Juli 2021. Selama periode tersebut, juga dilakukan sosialisasi gizi, workshop penulisan hingga pendampingan teknik menulis yang dilakukan secara daring, baik melalui aplikasi pesan grup ataupun melalui ruang-ruang virtual. Sebanyak lebih dari 300 guru PAUD dari seluruh Indonesia berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Baca juga: Warga Jakarta yang Disuntik Vaksin Mencapai 98,1 Persen
Ketua HIMPAUDI Prof. Dr. Ir. Netty Herawati M.Si, mengatakan menulis adalah kebiasaan yang penting untuk dilakukan, terutama untuk guru PAUD. ”Banyak hal yang bisa ditulis yang sekaligus bisa menjadi media edukasi bagi kita dan bermanfaat untuk anak didik. Saya berharap kolaborasi ini dapat terus berlanjut dan menjadi model kegiatan edukasi dan literasi gizi yang bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya.
Pegiat Literasi Maman Suherman mengatakan, menulis berbasis data adalah hal yang paling penting buat pendidik. ”Saya salut dengan peserta yang bisa menggali fakta dan data tentang kental manis dan kemudian menggabungkan ke dalam cerita fiksi bahkan fabel. Saya yakin, saat ini nanti dibukukan, semua paham bahwa kental manis bukan susu. Ini akan jadi model edukasi yang efektif dan mampu melawan iklan kental manis di televisi yang selama ini telah menggiring persepsi masyarakat,” katanya.
Ketua Harian YAICI Arif Hidayat mengatakan, edukasi gizi dengan media cerita pendek merupakan bagian dari komitmen YAICI dalam upaya meningkatkan pemahaman gizi masyarakat. Sebagaimana diketahui, literasi gizi berbanding lurus dengan kesadaran masyarakat akan asupan makanan bergizi untuk anak.
Sementara, pengenalan literasi gizi yang masih rendah di masyarakat telah berdampak buruk, salah satunya menyebabkan hampir 100 tahun Indonesia direcoki oleh informasi yang salah atau iklan yang salah terutama mengenai asupan gizi seperti susu kental manis.
Baca juga: Graha Wisata Ragunan Tak Lagi Tampung Pasien COVID-19
”Selama ini literasi gizi banyak simpang siur atau salah persepsi, yang menganggap susu kental manis itu sebagai minuman bernutrisi. Padahal faktanya tidak lebih adalah mengandung gula yang cukup tinggi yang tidak lain hanyalah sirup beraroma susu,” katanya.
Karenanya, melalui cerita pendek untuk anak dia berharap orang tua nantinya dapat memberikan asupan gizi kepada balita atau anak-anak mereka, yang sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh pemerintah ataupun peraturan yang ada di Indonesia. ”Jadi, harus sesuai dengan kebutuhan gizi anak-anak, tidak boleh banyak gula,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arif mengatakan pihaknya banyak bekerjasama dengan lembaga-lembaga masyarakat dalam rangka menggencarkan literasi gizi dan kebiasaan konsumsi makanan sehat dan bergizi untuk anak. HIMPAUDI sebagai himpunan tenaga pendidik merupakan mitra yang tepat untuk dalam mewujudkan generasi yang sehat dan produktif di masa depan.
HIMPAUDI merupakan kelompok tenaga pendidik yang memegang peranan penting dan menentukan perkembangan anak selanjutnya dengan anggota lebih dari 10 ribu tenaga pendidik yang tersebar di seluruh Indonesia. ”HIMPAUDI siap menjadi laskar untuk mengedukasi keluarga dalam upaya menciptakan Jakarta sehat, sejahtera dan Bahagia,” ujar Netty. (any)