Jakarta – Visa, perusahaan pembayaran digital, hari ini mengumumkan akan kembali menyelenggarakan kampanye #IbuBerbagiBijak, sebuah program literasi keuangan. Program yang diluncurkan pertama kali pada tahun 2017 ini memiliki satu tujuan utama yakni memberdayakan perempuan agar memiliki pemahaman manajemen keuangan yang lebih baik dan meraih kebebasan finansial.
Program yang mendapat dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia sejak awal ini telah membantu lebih dari ratusan ribu perempuan dan pelaku UMKM perempuan di Indonesia meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya manajemen keuangan.
Setelah sempat terhenti pada tahun 2020 akibat pandemi, program #IbuBerbagiBijak tahun ini akan diperluas sehingga tidak hanya menyelenggarakan sejumlah workshop mengenai manajemen keuangan dasar, tetapi juga melengkapinya dengan sesi pendampingan yang bekerja sama dengan Maxi Consulting dalam rangka memberdayakan pelaku UMKM perempuan agar usaha mereka dapat bertahan dan bertumbuh secara jangka panjang.
Sekitar 320 pelaku UMKM perempuan di Yogyakarta dan Jawa Tengah akan berpartisipasi dalam program online ini selama enam bulan dan merasakan pengalaman yang bermanfaat, seperti digital onboarding gratis, akses pasar, dan promosi online.
Baca juga: Studi Visa: Masyarakat Indonesia Terus Minati e-Commerce
”Visa senang dan bangga dapat terus memberikan kontribusi dalam mendukung mata pencaharian para pelaku UMKM di masa-masa sulit ini melalui kampanye #IbuBerbagiBijak,” kata Riko Abdurrahman, Presiden Direktur Visa Indonesia saat peresmian melalui Zoom meeting, Kamis(26/08/2021).
Riko menambahkan, pihaknya menyaksikan semakin banyak masyarakat yang mulai menyadari pentingnya manajemen keuangan yang lebih baik dan perlunya mendorong UMKM agar mampu go digital di era new normal ini. Banyak pelaku UMKM yang menghadapi beragam tantangan serupa, seperti mengelola arus kas dan mencari cara beralih ke usaha yang digital-first, sehingga banyak yang terpaksa menghentikan usaha mereka secara sementara.
”Karenanya, kami memutuskan untuk memperkaya program ini agar tidak hanya berbagi pengetahuan tentang manajemen keuangan dasar tetapi juga menyediakan pendampingan untuk memberdayakan para pelaku UMKM agar dapat bertahan dan bertumbuh di ekosistem digital,” tandasnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan pada tahap pendaftaran program, para pelaku UMKM yang mendaftarkan diri untuk mengikuti program ini mengakui bahwa pendanaan dan pemasaran merupakan dua hambatan utama dalam mengembangkan usaha mereka. Sekitar 55,2% dari mereka menghadapi masalah permodalan, sementara 37,4% berpendapat hambatan utama mereka adalah memilih strategi pemasaran yang tepat. Selain itu, 65,7% mengakui tidak memiliki catatan keuangan yang baik, dan 83,7% lebih mengandalkan dana pribadi untuk membiayai usahanya dibanding mendapatkan pinjaman dari bank (12,7%), kerabat (3%), atau investor (0,6%).
Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur DI Yogyakarta, mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi program #IbuBerbagiBijak dari Visa yang akan memberdayakan para pelaku UMKM perempuan di Yogyakarta. ”UMKM kami sangat bergantung pada aktivitas pariwisata, dan pandemi ini telah berdampak besar terhadap usaha mereka. Kami berharap program ini dapat membantu perempuan dan pelaku UMKM perempuan sebagai bagian dari kelompok masyarakat yang paling rentan agar mampu bertahan di tengah pandemi ini, dan juga tentunya mendukung pemulihan ekonomi di Yogyakarta,” katanya.
Hal senada diungkapkan Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah. ”Kami berterima kasih atas program yang telah memprioritaskan para pelaku UMKM perempuan di Jawa Tengah. Kami percaya program ini akan membantu pelaku UMKM menjadi lebih tangguh di tengah pandemi dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam mengenai manajemen keuangan yang esensial, serta membuka akses pasar yang lebih besar agar mereka bisa mengembangkan usahanya. Kami juga melihat bahwa program seperti ini dapat mendorong pertumbuhan kewirausahaan terutama di kalangan anak muda, yang terinspirasi mendapatkan penghasilan tambahan dan meraih kebebasan finansial,” tukasnya.
Baca juga: Dalam Sepekan Aliran Modal Asing Guyur Indonesia hingga Rp1,97 Triliun
Tirta Segara, Anggota Dewan Komisioner OJK yang Membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen, mengatakan, Pandemi COVID-19 telah membawa dampak negatif, termasuk bagi para perempuan dan pelaku UMKM perempuan. Untuk kembali bangkit dan memperoleh pembiayaan, banyak di antara mereka yang memilih solusi pembiayaan instan, namun sangat berisiko, yaitu pinjaman online ilegal. Dalam memberantas pinjaman online ilegal ini, OJK tentu tidak dapat bergerak sendirian.
”Oleh karena itu, kami mengapresiasi program yang selama beberapa tahun terakhir ini terus berupaya meningkatkan literasi keuangan bagi para Ibu dan pelaku UMKM perempuan. Kami berharap agar program ini dapat mengedukasi para pelaku UMKM dalam mengelola keuangannya secara bijak di era new normal. Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman akan berbagai produk keuangan yang tersedia, termasuk kredit atau pembiayaan dari entitas yang legal di bawah pengawasan OJK. Hal ini penting untuk menghindari jebakan pinjaman online ilegal yang mengenakan suku bunga sangat tinggi, disertai dengan perilaku debt collector yang meresahkan,” harapnya.
Yunita Resmi Sari, Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia, menjelaskan, berdasarkan survey terakhir Bank Indonesia, UMKM yang bertransformasi dan mengadopsi digitalisasi bisnis dan diversifikasi produk mampu tetap tumbuh selama pandemi. Optimisme dan kapasitas UMKM untuk beradaptasi dengan digitalisasi dan era new normal perlu terus diperkuat, disertai dengan peningkatan literasi keuangan dan literasi digital untuk mengoptimalkan pemanfaatkan digitalisasi oleh UMKM.
”Kami menyambut baik program yang dapat menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan literasi keuangan UMKM, terutama pelaku usaha perempuan. Kami juga mengapresiasi upaya Visa yang menyertakan pendampingan melibatkan fasilitator yang berpengalaman untuk pemberdayaan usaha UMKM, sehingga UMKM dapat tumbuh berkelanjutan,” ujarnya.
Diluncurkan pertama kali pada tahun 2017, program literasi keuangan #IbuBerbagiBijak langsung memperoleh respon positif dari komunitas perempuan dan sukses menggelar sejumlah workshop manajemen keuangan secara offline di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.
Sebelumnya, Visa berkolaborasi dengan sejumlah pengusaha perempuan inspiratif, di antaranya certified financial planner Prita Ghozie dan perancang busana Jenahara Nasution. Program ini juga telah melibatkan sejumlah organisasi dan komunitas UMKM yang menaruh perhatian pada pemberdayaan perempuan, antara lain Dharma Wanita Persatuan, Himpunan Pendidik & Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI), Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK), dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda). (any)