Jakarta – Senin kemarin, Indonesia bergabung dalam Changing Diabetes® in Children, sebuah program kemitraan global yang memberikan bantuan terhadap anak dan remaja dengan diabetes tipe-1 di Indonesia.
Diabetes tipe-1 adalah penyakit kronis yang serius dan sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan. Dalam waktu sepuluh tahun terakhir, prevalensi DMT1 di Indonesia meningkat tujuh kali lipat, dari 3,88 per 100 juta penduduk pada tahun 2000 menjadi 28,19 per 100 juta penduduk pada tahun 2010 . Karena tingginya angka underdiagnosis (pasien yang tidak terdiagnosis) dan misdiagnosis (pasien dengan hasil diagnosis yang salah), angka pasti prevalensi DMT1 pada anak-anak diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan data yang sudah ada.
Namun, dengan melakukan diagnosis dan penanganan secara dini, diabetes pada anak-anak dapat dikelola dengan baik dan inilah yang menjadi tujuan ini menjadi pendorong utama dalam program kemitraan global Changing Diabetes® in Children. Misi utama program ini adalah mencegah kematian pada anak yang diakibatkan diabetes dan Indonesia pada hari ini mengambil langkah untuk merealisasikan tujuan tersebut.
Bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Novo Nordisk dan mitra globalnya menargetkan untuk menjangkau 3 ribu anak dan remaja dengan diabetes dalam rencana tahap pertama program ini, dengan memanfaatkan 20 klinik dengan fasilitas kesehatan yang ditingkatkan serta dibantu oleh 1.000 tenaga kesehatan terlatih yang akan menyediakan perawatan dan penanganan.
Baca juga: Reno6 Series 5G Resmi Dijual Perdana di Indonesia
Pada kegiatan peluncuran program Changing Diabetes® in Children di Indonesia hari ini, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan, program Changing Diabetes® in Children adalah program kemitraan antara pemerintah dan mitra swasta dalam upaya mencegah dan mengendalikan kasus diabetes di Indonesia terutama diabetes pada anak-anak.
”Pada 25 Juni 2021, Kementerian Kesehatan RI telah menandatangani kerjasama dengan PT Novo Nordisk, yang merupakan mitra strategis dari Pemerintah Denmark sebagai implementasi dari nota kesepahaman antara Indonesia dan Denmark,” tandasnya.
Budi menambahkan, ini merupakan salah satu program kolaboratif untuk meningkatkan akses terhadap penanganan pasien dengan diabetes, terutama diabetes pada anak, melalui edukasi, pencegahan dan kuratif. Diabetes sering dilihat sebagai penyakit yang di derita oleh orang dewasa, padahal faktanya diabetes juda dialami oleh anak-anak dan remaja.
”Kementerian Kesehatan RI mendorong seluruh pihak, termasuk pihak swasta, komunitas, dan media untuk berpartisipasi dalam pencegahan dan pengendalian diabetes melitus. Pada kesempatan ini, saya juga ingin mengajak semua pihak untuk meningkatkan kerjasama dalam mengatasi berbagai permasalahan kesehatan sehingga seluruh kebijakan dapat mendukung permasalahan tersebut,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A, (K), FAAP, FRCPI (Hon.), menyampaikan, pada tahun 2018, jumlah populasi anak di Indonesia diperkirakan mencapai 79 juta2. Meski demikian, IDAI mencatat hanya 1.249 anak Indonesia yang terdiagnosis dengan DMT1 selama periode 2017-2019.
”Penanganan diabetes tipe-1 harus komprehensif. Salah satu permasalahan yang kita hadapi terkait diabetes adalah data. Bersama dengan Novo Nordisk, kita akan membuat sistem registrasi melalui aplikasi. Aplikasi ini akan meliputi sistem registrasi, edukasi, rekomendasi pengobatan dan monitoring. Saya meyakini jika kita bisa membuat apliaksi yang komprehensif, Indonesia akan menjadi negara pertama yang memiliki sistem yang tepat bagi anak-anak dengan DMT1 dan membantu tiap aspek penanganannya,” katanya.
Perkembangan penanganan diabetes sejak 100 tahun penemuan insulin, lanjutnya, memungkinkan anak-anak dengan DMT1 dapat hidup dengan lebih baik dan sehat. ”Sayangnya, prognosis diabetes tipe-1 hampir tidak berubah sejak ditemukannya insulin. Kenyataannya, masih banyak anak-anak yang meninggal akibat diabetes tipe-1 karena kurangnya pendidikan diabetes, layanan kesehatan khusus, peralatan untuk memantau diabetes, dan juga obat-obatannya,” tambahnya.
Duta Besar Denmark untuk Indonesia H.E. Lars Bo Larsen menjelaskan, Indonesia dan Denmark merupakan mitra bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan penanganan diabetes sesuai dengan kebijakan dan target pemerintah serta asosiasi kesehatan di Indonesia.
Baca juga: Primaya Hospital dan GE Healthcare Jalin Kerja Sama Strategis
”Kami meyakini bahwa Changing Diabetes® in Children tak hanya mendorong kesadaran masyarakat, tetapi juga membantu pasien mengatasi penyakit mereka dan mengurangi risiko komplikasi dan beban pengobatan pada sistem perawatan kesehatan. Dengan jaringan luas Novo Nordisk dan mitranya, serta pengalaman bertahun-tahun, komitmen, dan ambisi jangka panjang kami dalam memerangi diabetes, kami berharap inisiatif ini akan membawa dampak positif bagi anak-anak penderita diabetes tipe-1 di Indonesia,” tukasnya.
Novo Nordisk Indonesia bersama mitra globalnya akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan IDAI untuk meningkatkan komponen-komponen seperti: (1) peningkatan infrastruktur kesehatan yang sudah ada; (2) pelatihan dan pendidikan tenaga kesehatan dan pendidik diabetes; (3) penyediaan peralatan dan perlengkapan pemantauan glukosa darah; (4) edukasi pasien untuk anak dan keluarganya; (5) sistem registrasi pasien; dan (6) pemahaman dan advokasi.
Steering Committee Changing Diabetes® in Children Cem Ozenc mengatakan, target mereka adalah menjangkau 100 ribu anak-anak dan remaja penderita diabetes tipe-1 pada tahun 2030.
”Bersama dengan mitra global, kami telah menjangkau 15 negara dan kami senang bahwa Indonesia telah bergabung dengan kami sebagai negara ke-16. Hal ini merupakan komitmen yang sangat kuat dari Novo Nordisk dan tanggung jawab sosial kami untuk memastikan agar anak-anak ini dapat menjalani hidup dengan lebih baik,” ujarnya.
Vice President & General Manager Novo Nordisk Indonesia Anand Shetty mengatakan, melalui kemitraan dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan IDAI, pihaknya akan mulai menjangkau anak-anak rentan yang memiliki diabetes tipe-1 di seluruh Indonesia.
”Kami juga ingin berterima kasih kepada Roche, International Society of Pediatric and Adolescent Diabetes (ISPAD), dan World Diabetes Foundation (WDF) yang telah menjadi mitra global kami dengan visi yang sama, yaitu mencegah kematian anak akibat diabetes. Kami berharap dapat bekerja sama dengan Roche di Indonesia untuk terus membantu menyelesaikan masalah diabetes dan memberikan berkontribusi untuk masyarakat,” pungkasnya. (any)