Jakarta -Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Majelis Pendidikan Dasar dan Menangah (Dikdasmen) PP Aisyiyah, menggelar edukasi gizi untuk guru PAUD.
Kegiatan edukasi gizi tersebut dihadiri oleh sekitar 500 guru PAUD dari seluruh Indonesia. Hadir sebagai pembicara Ketua Majelis Dikdasmen PP Aisyiyah Dra. Fitniwilis, Ketua Harian YAICI Arif Hidayat, Ketua Pimpinan PP Aisyiyah Prof. Dr. Masyitoh Chusnan, serta anggota IDAI Dr. Cut Nurul Hafifah dan Ketua HIMPAUDI Prof.Dr. Ir Netti Herawati.
Baca juga: Edukasi Gizi YAICI Bersama PP Muslimat NU Jangkau Locus Stunting Tertinggi di Indonesia
Sebab, PAUD merupakan lingkungan yang dapat memantau gizi dan pertumbuhan anak selain keluarga.
Selain itu, guru PAUD diharapkan juga bisa menjadi penyambung edukasi gizi untuk orang tua. ”Guru yang cerdas literasi gizi itu dapat melihat kualitas makanan, baik yang dibawa oleh anak muridnya, maupun yang disediakan oleh sekolah. Sehingga terciptalah keseimbangan gizi berawal dari lingkungan terdekatnya yakni madrasah formal (PAUD). Perlu digaris bawahi, kualitas makanan yang baik itu tidak melulu mahal, namun gizi seimbang,” jelas Maysitoh, di Jakarta, dikutip Selasa (19/4/2022).
Baca juga: Shopee Local Space Muslim Fest Hadirkan Kolaborasi Spesial Bersama Soraya Ulfa
Sementara itu, Fitniwilis menuturkan, pihaknya akan terus mendukung edukasi gizi untuk keluarga mengingat saat ini masih banyak masyarakat yang tidak paham mengenai asupan gizi yang tepat untuk anak. Hal itu terlihat dari masih maraknya penggunaan susu kental manis sebagai minuman susu untuk anak. ”Banyak orang tua masih belum bisa membedakan mana susu dan kental manis. Karena itu, adalah tepat memulai edukasi gizi dari PAUD,” tukasnya.
Dr Cut Nurul menerangkan, stunting tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui beberapa tahap yang dapat dilihat dan dideteksi secara dini. ”Pasti ada growth falteringnya atau indikasi gagal tumbuh terlebih dahulu, dan usia paling sering terjadi ada pada usia 3 sampai 18 atau 24 bulan,” ujar dokter spesialis anak itu.
Oleh karena itu, Cut berharap banyak terhadap PAUD dapat menjadi agen pendeteksi dini kondisi anak, terutama gizi anak. ”PAUD harus memperhatikan komposisi menu makan siang untuk muridnya, wajib mengandung beberapa unsur karbo, lemak, protein dan sayur dalam jumlah secukupnya. Protein terbaik untuk tumbuh kembang anak adalah susu, tapi ingat bukan susu kental manis. Untuk mencukupi kebutuhan proteinnya sebaikyna diberikan susu fortifikasi,” tambahnya.
Selain itu, PAUD juga berperan sebagai lingkungan terdekat kedua bagi anak selain rumah atau keluarga, sehingga dari sinilah PAUD menjadi tempat tepat dalam menanamkan pemahaman tentang makanan dan minuman yang bergizi untuk anak.(any)