Jakarta–Tak hanya bagi kaum hawa, istilah rambut adalah mahkota juga berlaku bagi kaum adam. Adanya pengaruh dari hormon testosteron membuat kaum laki-laki lebih rentan mengalami kebotakan.
Karena itulah, transplantasi rambut sedang menjadi tren di kalangan masyarakat dan selebriti karena bisa mengatasi rambut yang mundur, menipis, botak, dan rusak.
Faktanya, setiap orang kehilangan sekitar 100 helai rambut per hari . Ditambah lagi, data lain mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen pria dan 50 persen wanita di seluruh dunia mengalami berbagai macam kerontokan rambut.
Namun, tindakan transplantasi rambut harus dilakukan oleh dokter dengan keahlian khusus, berpengalaman, dan sertifikasi khusus transplantasi rambut, seperti yang dimiliki oleh dr. Cintawati Farmanina, Mbio (AAM).
Baca juga: Ini Lho Rahasia Lebaran Perdana Chelzea Bersama si Kecil Tetap Nyaman dan Penuh Keceriaan
dr. Farmanina merupakan seorang dokter ahli di bidang transplantasi rambut dengan pengalaman selama lebih dari 6 tahun yang telah mendapatkan sertifikasi internasional dari DHI (Direct Hair Implantation) Medical Group. “Metode DHI merupakan metode transplantasi rambut terbaik dunia yang memiliki tingkat keberhasilan hingga 97 persen dengan hasil lebih natural, tidak meninggalkan bekas, dan khusus untuk tindakan yang dilakukan di klinik Farmanina Aesthetic & Hair Clinic, memiliki jaminan layanan perawatan setelah transplantasi rambut selama 18 bulan,” ujarnya di Jakarta, Selasa (24/5/2022).
Dia menerangkan, jika transplantasi rambut tidak dilakukan oleh ahlinya, maka hasilnya rambut tidak akan tumbuh secara natural dan sempurna, bahkan bisa menyebabkan bekas luka yang permanen di area kepala.
“Berdasarkan pengalaman, sekitar 30 persen dari total pasien yang saya tangani ingin melakukan re-touch atau transplantasi rambut ulang karena kurang puas setelah melakukan transplantasi rambut di luar negeri. Selain itu, konsultasi pasca tindakan juga sangat terbatas karena memerlukan biaya yang besar untuk pergi ke luar negeri lagi,” katanya.
Di seluruh dunia, lanjutnya, metode DHI merupakan metode terbaik dengan tingkat keberhasilan paling tinggi dan telah digunakan selama puluhan tahun. “Saya bangga membawa metode DHI ke Indonesia, khususnya di Farmanina Aesthetic & Hair Clinic. Di klinik ini, semua prosedur transplantasi rambut ditangani oleh dokter yang telah memiliki sertifikasi dari Akademi DHI, bukan oleh Asisten Dokter,” imbuhnya.
Transplantasi rambut di Indonesia saat ini menjadi kebutuhan karena hasilnya yang relatif cepat dibandingkan perawatan lain. Pada beberapa kasus, orang yang memiliki rambut tipis, botak, atau rusak, tidak hanya merasa terganggu secara penampilan, tetapi juga seringkali terganggu secara psikologis sehingga bisa memengaruhi rasa percaya diri, produktivitas dan kualitas hidup seseorang.
Akhadi Wira Satriaji atau lebih dikenal dengan Kaka Slank merupakan salah satu pasien yang telah menjalani transplantasi rambut. “Buat Aku, transplantasi rambut menjadi salah satu kebutuhan saat ini karena garis rambut yang mulai mundur. Selain itu karena sekarang sudah ada klinik transplantasi rambut di Indonesia yang berkualitas jadinya tidak perlu ribet perawatan pasca tindakan transplantasinya. Aku berharap hasilnya nanti sesuai dengan hasil yang diinginkan,” tukasnya.
Baca juga: Edtech Makin Diminati, Cakap Siap Cetak SDM yang Mumpuni
Hal yang sama juga dilakukan presenter Dave Hendrik. “Masalah rambut laki-laki biasanya dikarenakan semakin menipis hingga mengalami kebotakan. Seperti yang saya alami sendiri, garis rambut atau hair line saya mengalami kemunduran, sehingga bagian depan, dahi saya tampak menjadi lebih lebar. Setelah melakukan transplantasi tambut di Farmanina Aesthetic & Hair Clinic tahun lalu, saya merasa lebih percaya diri. Ditambah lagi, saya bisa lebih bebas dalam menentukan gaya rambut. Saya sangat puas dengan pelayanan yang diberikan karena sangat personal , sebelum maupun sebelum tindakan,” tuturnya.
dr. Farmanina mengikuti pelatihan DHI Academy Master Meeting di kota Athena, Yunani tahun 2016. Saat ini, dr. Farmanina telah menjadi perwakilan dan pemegang lisensi utama DHI Medical Group di Indonesia. Selain itu, dr. Farmanina juga mengikuti berbagai pelatihan dan sertifikasi mengenai transplantasi rambut seperti 27th World Congress International Society of Hair Restoration Surgery di Bangkok-Thailand pada November 2019, dan Natural Academy “Hair Transplant Training Program” di Istanbul-Turkey pada Maret 2022.
dr. Farmanina telah menangani ribuan pasien transplantasi rambut dengan metode DHI dan terbukti memberikan hasil yang sangat baik. Keberhasilan ini karena metode DHI sangat memerhatikan Quality Standard termasuk Standart Operating Procedure (SOP), dan Total Care System (TCS) di semua proses untuk menjamin keamanan, kualitas dan hasil maksimal termasuk hingga pasca tindakan yang meliputi:
1.Medical Aspect: Melakukan pemeriksaan riwayat medis pasien dan kesehatan pasien, melakukan anestesi local saat tindakan, dan memberikan resep farmasi.
2.Psychological Aspect: Memahami kebutuhan pasien dan memberikan beberapa pilihan pengobatan serta hasil yang natural
3.Mathematical Aspect: Tes terkomputerisasi untuk mengukur kerapatan area donor, menghitung jumlah rambut di area donor, jumlah total rambut yang dapat ditransfer dalam seumur hidup, jumlah total rambut yang tersisa di area donor, jumlah rambut yang dibutuhkan untuk kepadatan, dan sebagainya.
4.Medical Artistic Aspect: Meliputi desain garis rambut, ekstraksi daerah donor, foto & persetujuan pasien, pantau jumlah folikel dan rambut yang diekstraksi, arah dan sudut rambut yang ditanamkan, kepadatan & jumlah rambut, dan sebagainya. (any)