Jakarta -Kuasa hukum Nindy Ayunda, Luvino Siji Samura buka suara terkait alasan kenapa kliennya tidak hadir dalam pemanggilan Polres Jakarta Selatan atas pelaporan dari istri mantan sopir pribadi Nindy, yaitu Rini Diana yang dijadwalkan pada Jumat, 15 Juli 2022 siang ini. Luvino mengatakan, Nindy tengah berhalangan karena harus menemani anaknya berangkat sekolah.
Nindy, kata Luvino, harus menemani anaknya sekolah karena selama empat hari belakangan ini, Nindy merasa diteror oleh orang-orang tidak dikenal. Rumah Nindy kerap disatroni empat orang laki-laki yang terus membuntuti ke manapun Nindy dan anaknya pergi. Dua orang di antara mereka menggunakan mobil untuk membuntuti Nindy dan dua lainnya menggunakan motor menunggu di rumah Nindy.
Baca juga: Waspada Potensi Kejahatan di Internet yang Kian Canggih
“Terus ada juga telepon-telepon gelap dari nomor-nomor yang nggak dikenal. Ada pelecehan-pelecehan verbal, mengata-ngatai dengan bahasa-bahasa yang nggak sopan. Nadanya pelecehan. Saat kita telepon balik, nomornya tidak aktif,” ujarnya, dikutip Sabtu (16/7/2022).
Nindy dilaporkan atas dugaan penyekapan dan penganiayaan terhadap mantan sopir pribadinya, Sulaiman. Laporan ini dibuat istri Sulaiman, yakni Rini Diana ke Polres Jakarta Selatan pada pertengahan 2021 silam. Polres Jakarta selatan telah dua kali memanggil Nindy untuk dilakukan pemeriksaan. Namun, Nindy berhalangan hadir.
Baca juga: Guru PAUD Diharapkan Beri Edukasi Gizi ke Orang Tua
Luvino menjelaskan, pemanggilan pihak kepolisian terhadap kliennya masih dalam kapasitas sebagai saksi. Pihak kepolisian, kata Luvino, ingin meminta klarifikasi terhadap Nindy lantaran kasus yang kini tengah menjerat kliennya ini memang membingungkan.
Pasalnya, pada 2021 lalu, Sulaiman pernah menggelar konferensi pers dan menyatakan bahwa tudingan yang datang ke Nindy itu tidak pernah terjadi. Sulaiman mengaku tidak pernah disekap dan dianiaya oleh Nindy.
“Terus sekarang, tiba-tiba (Sulaiman) bilang di bawah tekanan. Kok tiba-tiba berubah keterangannya? Kita bingung,” ungkap Luvino.
“Kami ada bukti-buktinya berupa video konferensi pers,” lanjutnya.
Anehnya, tambah Luvino, kasus ini kembali mencuat setelah ada pelaporan terhadap Nikita Mirzani ke Polres Serang Kota terkait pencemaran nama baik terhadap DM. DM diketahui sebagai pria yang kerap terlihat bersama dengan Nindy. Luvino khawatir bahwa kasus ini sengaja ditunggangi oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk menjatuhkan nama baik Nindy.
Apalagi, belakangan juga beredar isu bahwa seolah-olah Rini Diana telah disatroni oleh pihak Nindy Ayunda untuk menarik laporannya dari Polres Jakarta Selatan. Rini melalui pengacaranya, Fahmi Bachmid mengaku telah diteror oleh orang-orang suruhan Nindy. Padahal, kata Luvino, yang terjadi justru sebaliknya. Nindy dan keluarganya lah yang diteror terus menerus.
Teror itu bukan hanya terjadi belakangan ini saja, melainkan sejak adanya pelaporan dari DM ke Polres Serang Kota atas dugaan pencemaran nama baik yang dilakukan Nikmir. Pernyataan adanya teror ini pun pada akhirnya harus diungkap Luvino lantaran merasa isu terkait masalah hukum yang dihadapi Nindy Ayunda sudah semakin liar.
“Bu Nindy sebelumnya nggak mau blow up soal (teror) ini loh. Tapi karena ada berita simpang siur seakan-akan mereka (pihak Rini Diana) yang diintervensi, mereka yang diteror, makanya kami bicara. Padahal sebenarnya, klien kita yang merasakan diteror setiap hari, gitu loh,” pungkas Luvino. (any)