Banjarmasin — Kejahatan di dunia digital makin merajalela. Selain penipuan bermotif uang, ada juga penipuan dengan tujuan perdagangan manusia. Sangat penting menjaga keamanan data pribadi di internet untuk mencegah kejahatan tersebut menimpa kita.
Hal itu menjadi pembahasan dalam webinar berjudul “Tips dan Trik Terhindar dari Penipuan Online” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, akhir pekan lalu, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Baca juga: Sekolah Segera Dimulai, Yuk Bun, Pastikan Nutrisi dan Stimulasinya Terpenuhi
Acara yang dipandu Vinny selaku moderator tersebut menghadirkan narasumber Relawan TIK Kalsel dan Jawara Internet Sehat 2022 Kalsel Mohammad Adi Bagus Tri P; Relawan TIK Bandar Lampung dan Jawara Internet Sehat 2022 Aliy Hafiz; dan A Nur Aisyah Rusnali selaku Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Bone.
Dalam webinar tersebut, Adi Bagus Tri P mengingatkan maraknya kejahatan siber. berdasarkan Loka Data, kejahatan siber di Indonesia telah mencapai 6.388 kasus sejak tahun 2019 hingga 22 Mei 2020. Kasus tertinggi adalah penipuan online, pornografi, akses ilegal, dan pencurian data. Adi pun mengingatkan bahwa informasi pribadi atau atribut digital seperti tanggal lahir dan NIK bisa diretas, dilanggar, disalin atau dicuri.
Dia menyebutkan beberapa celah kebocoran digital di antaranya dari penggunaan jaringan wifi publik, upaya phishing, password yang lemah, pengaturan lokasi pada ponsel pintar, dan pengikut baru yang tidak dikenal di media sosial (medsos). “Banyak kemudahan dan manfaat yang disediakan dunia digital tapi kita harus berhati-hati bahwa satu kemudahan seribu manfaat ini membuka peluang sejuta kejahatan tanpa kita sadari. Jadi, ayo kenali dunia digital dan jaga privasi kamu,” sarannya.
Baca juga: Revlon Indonesia Ajak Perempuan Indonesia Bebas Tentukan Pilihan
Aliy Hafiz menambahkan, dalam bermedsos terdapat fitur keamanan yang bisa diatur untuk mencegah atau meminimalisasi risiko kejahatan siber. Misalnya dengan setelah privasi, setelan lokasi, dan rutin mengganti password. “Pastikan keamanan dari gawai dan media digital yang kamu punya termasuk medsos dan aplikasi perpesanan dengan menggunakan password yang kuat dan pastikan mengaktifkan 2FA (two factor authentication),” imbuhnya.
Tips lainnya, sambung Aliy, selalu waspada akan tautan yang tak dikenal dan jangan membuka file atau tautan yang tidak dikenal yang dikirimkan lewat email, medsos atau aplikasi chatting. Selain itu, jangan meng-install aplikasi sembarangan, selalu pastikan dari sumber terpercaya.
Sementara itu, A Nur Aisyah Rusnali menekankan pentingnya memahami netiket sebagai upaya membentengi diri dari tindakan negatif di platform digital. Masyarakat juga harus berhati-hati karena semua yang dibagikan di medsos akan menjadi data abadi yang bisa diakses dan dikonsumsi oleh siapapun. Lebih lanjut, Nur membeberkan beberapa jenis penipuan online di medsos seperti link hadiah atau diskon, trading online, selfie dengan identitas pribadi, transfer dana, pengambilalihan akun, dan penipuan lewat pamer kekayaan di medsos.
“Ini sudah banyak makan korban. Seseorang yang di medsos terlihat ‘wow’, ternyata dia memanfaatkan itu untuk menipu orang lain. Jadi, hati-hati dan jangan mudah percaya dengan orang hanya sekadar melihat medsosnya,” tukasnya.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial Kemenkominfo dan Siberkreasi. (any)