Banjarmasin — Beragam media sosial bisa dimanfaatkan sebagai lini usaha bisnis seseorang. Namun, pilihan media sosial, termasuk loka pasar sebagai tempat pemasaran produk, harus disesuaikan dengan karakter produk tersebut agar tepat sasaran.
Hal tersebut menjadi perbincangan dalam webinar bertema “Tips dan Trik Membangun Usaha Online” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, baru-baru ini.
Sebagai narasumber adalah Dosen LSPR dan Komunitas Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) Lamria Raya Fitriyani; Ketua Balikpapan Blogger Community dan Relawan TIK Bambang Herlandi S.Kom; serta Sosial Media & Desain Kumpulan Emak Blogger Suciarti Wahyuningtyas.
Baca juga: Wow! Aukey Diskon hingga 96 Persen di Shopee 7.7 Mega Elektronik Sale
Dalam webinar tersebut, Lamria Raya Fitriyani mengatakan, menjadi pelaku usaha di dunia digital guna mendukung penggunaan produk dalam negeri merupakan bagian dari cinta akan hasil produksi dan budaya nasional. Berjualan secara online menjadi pilihan utama masyarakat saat ini karena semakin pesatnya perkembangan teknologi internet, lebih praktis, serta alasan dukungan faktor keamanan.
Menurut dia, media sosial dapat menjadi pilihan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk memperkenalkan produknya di dunia internet. Beragamnya karakteristik media sosial platform digital di dunia maya, harus disiasati warganet agar bisa menyesuaikan dengan produk yang hendak dipasarkan ke calon konsumen.
“Selain itu, jual beli online terus naik karena saat ini sebanyak 90 persen masyarakat Indonesia sudah pernah merasakan aktivitas transaksi jual beli secara daring, semakin banyaknya muncul platform digital, adanya hari-hari sebagai waktu belanja nasional selain setiap 12 Desember, serta munculnya kasus-kasus baru sehingga membuat tantangan jual beli online semakin meningkat,” ujar Lamria.
Baca juga: Digital Mums Survey : 83 Persen Ibu Aktif Bikin Konten di Media Sosial
Menurut Bambang Herlandi, warganet perlu memahami aturan hak cipta dan pelanggarannya agar dapat tetap merasa aman dan nyaman ketika membangun usaha di era digital. Contoh kejadian pelanggaran hak cipta di internet misalnya mengunggah serta mengunduh hasil ciptaan seseorang baik berupa video, foto, tulisan, dan gambar tanpa mencantumkan sumber atau tanpa izin, dan mengakui hasil karya orang lain sebagai buatan sendiri. Beberapa kiat agar terhindar dari plagiarisme antara lain, selalu menyertakan sumber atau sitasi hasil unduhan suatu objek dari internet, mencatat sumber dalam daftar pustaka, serta melakukan penulisan kata dan kalimat secara sendiri atau parafrase.
“Ketika mengambil sesuatu dari internet, kita harus sertakan referensi dapatnya dari mana, janganlah copy paste dengan melakukan parafrase atau menulis sendiri. Kemudian, bisa lakukan dengan interpretasi sendiri dan manfaatkan aplikasi anti plagiarisme,” tambah Bambang.
Sementara, dalam sesi terakhir disampaikan Suciarti Wahyunigtyas yang memaparkan terkait keterampilan apa saja yang diperlukan dalam membangun usaha online. Misalnya, kecakapan dalam penggunaan mesin pencari informasi seperti Google, Bing, atau Yahoo!. Selain itu, para pengusaha online juga harus mengetahui sekaligus memanfaatkan fitur-fitur yang mendukung usaha baik melalui media sosial, lok pasar atau marketplace, maupun aplikasi percakapan. Keamanan bertransaksi melalui dompet digital atau e-wallet juga harus diketahui warganet sehingga manfaat berusaha akan optimal.
“Dengan berkembangnya bisnis online, saat ini sudah banyak marketplace yang lebih segmented atau hanya menjual jenis produk tertentu. Misalnya hanya produk pakain saja, kebutuhan anak dan ibu, atau khusus produk kosmetik saja,” ujar Suciarti.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial Kemenkominfo dan Siberkreasi. (any)