Makassar — Pandemi COVID-19 membawa perubahan besar terhadap cara orang berinteraksi dan berkomunikasi, bertransaksi, serta menjalankan aktivitas ekonomi.
Hal ini karena pandemi telah mendorong lompatan digital, dimana semakin banyak orang memanfaatkan teknologi informasi dan internet dalam kegiatan sehari-hari di tengah pembatasan mobilitas. Generasi muda sebagai pengguna terbanyak internet dan media sosial yang adaptif terhadap perubahan, diharapkan mampu mengambil peluang dalam mengembangkan ekonomi kreatif dengan memanfaatkan platform digital.
Baca juga: Pembayaran Makin Mudah, Transaksi Qris Tembus Rp 9 T
Demikian yang dibahas dalam webinar bertema “Bangkit Pasca Pandemi! Bangun Perekonomian Daerah Berbasis Digital” yang dipandu oleh Cahyani Dean di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (8/8/2022). Webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi itu menghadirkan narasumber Inspirator Dasterpreneur Azura Bsc.,Msi; Humas Pemprov Sulsel Mudrikan Hidayat Nacong; dan Novi Kurnia sebagai Koordinator Jaringan Japelidi sekaligus Dosen Ilmu Komunikasi UGM.
Dalam webinar tersebut, Azura Bsc.,Msi membawakan materi kecakapan digital dengan tema ‘Peran dan Kontribusi UMKM Lokal dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah’. Perkembangan teknologi digital membantu kerja-kerja pelaku UMKM dalam meningkatkan bisnisnya, yang akhirnya akan berkontribusi pada ekonomi daerah dan secara nasional.
Pada era pandemi, UMKM dituntut untuk menyesuaikan proses bisnis, pelayanan terhadap konsumen, supaya lebih cepat dan efektif. Sebagaimana diketahui, hampir seluruh kegiatan ekonomi mandek akibat pandemi, tak terkecuali UMKM. Digitalisasi membantu UMKM untuk bangkit pasca pandemi. Jika margin profitnya meningkat, penyerapan tenaga kerja bertambah, otomatis perputaran uang di daerah tempat UMKM itu beroperasi pun makin banyak.
“UMKM punya peran strategis dalam pembangunan nasional. UMKM yang go internasional menjadi sarana menambah devisa negara,” katanya.
Baca juga: Dari Literasi Digital Kalimantan 2022, Jangan Sebar Data Dirimu di Media Sosial
Terkait kecakapan digital, Mudrikan Hidayat Nacong memaparkan materi dengan judul ‘Cakap Bermedia Digital’. Kecakapan digital mencakup pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan dalam menggunakan perangkat keras dan lunak, mesin pencari, aplikasi percakapan dan media sosial, serta bertransaksi di loka pasar dan menggunakan dompet digital. Perkembangan teknologi digital dapat mendorong berkembangnya seni dan budaya.
Masyarakat pun kini sampai pada era ekonomi kreatif, setelah melalui berbagai era seperti pertanian, industri, dan informasi. Di tengah ketidakpastian global, ekonomi kreatif jadi harapan baru. Beberapa subsektor ekraf sebut saja arsitektur, desain interior, diskomvis, desain produk, film animasi dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik, fashion, aplikasi dan game developer, penerbitan, periklanan, televisi dan radio, seni pertunjukan, dan seni rupa.
“Peluang yang mendorong pengembangan ekraf antara lain karena adanya bonus demografi, meningkatnya permintaan produk ekraf, meningkatnya jumlah kelas menengah, berkembangnya gaya hidup digital, serta potensi kekayaan alam dan budaya,” tuturnya.
Pada sesi terakhir, Novi Kurnia menerangkan materi dengan tema ‘Peran Generasi Muda dalam Meningkatkan Perekonomian Daerah’. Transaksi digital semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna internet di Indonesia. Mayoritas adalah generasi muda. Ini karena mereka relatif lebih cepat beradaptasi dengan teknologi. Pandemi mendorong perubahan gaya hidup semakin tinggi, dari kegiatan akademis hingga bisnis. Ekonomi digital pun meningkat cepat.
“Tantangan pengembangan kewirausahaan digital bagi generasi muda daerah meliputi target pengguna, inovasi dan kolaborasi, strategi marketing digital, dan literasi digital. Literasi digital ini meliputi kecakapan digital, keamanan digital, etika digital, dan budaya digital,” jelas Novi.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan komunitas cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial Kemenkominfo dan Siberkreasi. (any)