Makassar — Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan daya saing sekaligus mengembangkan usahanya di pasar global. Oleh sebab itu, kecakapan penggunaan perangkat dan aplikasi online serta kemampuan dalam pemasaran produk perlu dikembangkan. Selain itu, pemahaman akan keamanan digital juga harus menjadi bekal pelaku usaha agar terhindar dari praktik penipuan kejahatan online ketika bertransaksi di dunia maya.
Hal tersebut menjadi perbincangan dalam webinar bertema “Tantangan UMKM Lokal Go Global di Era Digital” yang dipandu oleh Reni Risty di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Jumat (12/8), yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Hadir sebagai narasumber adalah Relawan TIK dan Direktur DOTstudio.ID Akhmad Nasir; Dosen dan CEO Indeks Media Cons Shalahuddin S.Sos MM; serta Sekretaris Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Sulawesi Selatan Andi Widya Syadzwina.
Baca juga: AccounTax Bantu Para Konsultan Pajak Kelola Data Klien
Dalam webinar tersebut, Akhmad Nasir menjelaskan, UMKM harus mampu melakukan transformasi digital agar bisa bersaing sekaligus menjawab tantangan pasar. Selain itu, dengan meningkatkan keterampilan di bidang digital, usaha kecil akan sangat berpeluang untuk merambah ke pasar global.
Beberapa kecakapan dasar yang perlu dimiliki pengusaha antara lain, pemanfaatan dompet digital dan lokapasar alias marketplace, cara bertransaksi elektronik, mesin pencarian, serta penggunaan fitur di aplikasi percakapan dan media sosial. Transformasi digital dapat meningkatkan daya saing pelaku usaha lantaran turut mendorong efisiensi dan produktivitas, data dan informasi usaha, serta akan bisa membuat sasaran bisnis lebih tepat dan terukur.
“Pemenuhan kebutuhan yang lebih cepat, mudah, dan praktis merupakan tujuan lembaga usaha melakukan transformasi digital. Kegiatan tersebut mencakup proses bisnis, model, domain atau area, serta budaya organisasi. Lembaga bisnis bisa memilih transformasi digital dilakukan secara keseluruhan atau hanya sebagian, ini akan tergantung bagaimana dengan jenis usaha, skala, dan strateginya,” ujar dia.
Baca juga: Tingkatkan Edukasi Kesehatan Ibu dan Anak, Makuku Gandeng Eka Hospital Group
Pada sesi kedua, Shalahuddin memaparkan tentang digital marketing atau upaya pemasaran yang dapat dilakukan pengusaha kecil. Menurut dia, sejumlah tantangan dalam melakukan pemasaran suatu produk antara lain, butuh pembiayaan, membuat ukuran keberhasilan kampanye, berisiko akan penjualan, serta adanya pesaing usaha. Sedangkan tantangan di dunia maya yang harus dihadapi bagi pelaku UMKM mencakup ancaman keamanan dan privasi, infrastruktur internet yang belum merata, serta bingung memilih platform digital untuk kegiatan pemasaran.
“Dalam melakukan pemasaran di dunia digital, pengusaha harus mampu melihat tren penggunaan media digitalnya. Misalnya, berdasarkan data masyarakat di Sulawesi Selatan lebih lama menggunakan Whatsapp dan warga di Sulawesi Barat suka menggunakan TikTok. Sehingga kalau mau memasarkan produk di Sulawesi Selatan ya gunakanlah Whatsapp, kalau di Sulawesi Barat masuklah ke TikTok, harus ada pemilihan media online pemasarannya,” jelas dia.
Andi Widya Syadwina menambahkan, pelaku usaha juga perlu meningkatkan literasi digitalnya agar tetap aman dalam menggunakan internet dan media sosial. Hal tersebut untuk menghindari diri dari ancaman kejahatan digital semacam penipuan ketika bertransaksi atau pencurian data pribadi. Adapun kompetensinya mencakup keamanan perangkat, identitas digital, mewaspadai potensi penipuan, memahami rekam jejak digital, serta keamanan digital untuk anak-anak. Dalam jual beli online terdapat sejumlah modus penipuan, di antaranya phising atau pengelabuan korban, carding atau penipuan dengan menggunakan kartu kredit orang lain, penipuan dengan foto selfie atau KTP korban, serta skimming.
“Kita harus mewaspadai ancaman kejahatan yang bisa mengintai dalam jual beli online, dan ini perlu dipahami oleh para pelaku usaha. Di dunia digital, pelaku UMKM tidak hanya selalu berperan sebagai seller (penjual). Tapi, ada kalanya juga bertindak sebagai buyer (pembeli), misalnya ketika membeli bahan baku untuk membuat produk penjualannya,” tutur dia.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial Kemenkominfo dan Siberkreasi. (any)