Jakarta-Setelah sempat absen dua tahun karena pandemi COVID-19, kirab budaya kembali digelar sebagai bagian dari Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus, Rabu (17/8/2022). Pelaksanaan tahun ini kian spesial karena untuk pertama kali melibatkan ‘pasukan’ berkebaya
Sebanyak 200 perempuan berkebaya ikut mengawal kirab budaya dari Monas ke Istana menjelang upacara detik-detik proklamasi diselenggarakan di Istana Merdeka. “Tunai sudah tugas sebagaimana tadi bisa dilihat 200 perempuan berkebaya telah mengawal keluarnya bendera pusaka dari tempat penyimpanan di Monumen Nasional ,” ujar Dara Eriza Iswari, Sekjen Pertiwi Indonesia.
200 perempuan berkebaya tersebut membentuk Barisan Penjaga Bendera Pusaka yang mengawal keluarnya Bendera Pusaka Merah Putih dari penyimpanannya di Monumen Nasional (Monas) bersama dengan Paskibraka dan Paspamres.
Baca juga: Pameran Tanaman Hias, FLOII Convex 2022 Siap Digelar Oktober
Sementara, 18 orang perempuan berkebaya ikut dalam kirab mengiringi kereta kencana yang membawa Bendera Pusaka Merah Putih tersebut dari Monumen Nasional untuk dikibarkan pada Upacara Kenegaraan Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka.
Barisan berkebaya ini merupakan tindak lanjut dari dukungan penuh Presiden Jokowi atas gerakan memasyarakatkan tradisi berkebaya dan pendaftaran tradisi berkebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO yang didorong oleh Putri Kus Wisnu Wardani, anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang juga salah satu pendiri Pertiwi Indonesia.
Dukungan Presiden dan tingginya animo perempuan Indonesia dalam menggunakan kebaya dan kain nusantara berdampak positif pada pelestarian budaya serta kemajuan ekonomi dari industri berbasis budaya membuat Pertiwi memantapkan langkah sebagai penggagas pemersatu komunitas berkebaya dalam berjuang bersama memasyarakatkan tradisi berkebaya di kehidupan sehari-hari perempuan Indonesia dan mendukung nominasi tunggal Indonesia dalam pendaftaran tradisi berkebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO.
Segala persiapan dan fasilitas dari persiapan acara hingga hari pelaksanaan meliputi kebutuhan fasilitas keamanan, kesehatan, konsumsi sampai kenyamanan peserta dilakukan Pertiwi Indonesia dengan dukungan dari berbagai lembaga swasta maupun instansi Pemerintah.
Baca juga: Pembayaran Makin Mudah, Transaksi Qris Tembus Rp 9 T
Sejumlah 200 lebih perempuan yang bergabung dalam Barisan Berkebaya Penjaga Bendera Pusaka ini mewakili berbagai komunitas peduli berkebaya di Indonesia seperti Kebaya Foundation, Perempuan Berkebaya Indonesia, Citra Kartini Indonesia, Sekar Ayu Jiwanta, Warisan Budaya Indonesia, Srikandi BNI, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia, Bunda Milenial, Perempuan Indonesia Maju dan lainnya.
Melalui Barisan Berkebaya ini, Pertiwi Indonesia sekaligus memperlihatkan bahwa tradisi berkebaya sebagai busana perempuan Indonesia sehari-hari adalah nyata sejak jaman dulu. Kebaya dikenakan dalam berbagai kegiatan tanpa batasan tempat dan waktu, baik kegiatan sehari-hari, upacaraupacara tradisional maupun acara-acara resmi.
Beragam jenis kebaya ditampilkan, baik kebaya panjang, kebaya pendek, kebaya kutu baru, kebaya Kartini serta kebaya-kebaya khas hasil akulturasi budaya dari berbagai daerah seperti kebaya Sunda, kebaya Bali, kebaya Jawa, kebaya Kudus, kebaya Betawi, kebaya Madura, kebaya Sumatera-Melayu dan juga kebaya Peranakan.
Hal ini menunjukkan bagaimana berkebaya tetap relevan dengan gaya hidup masa kini dan ikut berevolusi sejalan dengan perubahan zaman. Miranti Serad Ginanjar selaku Ketua Panitia Barisan Berkebaya Penjaga Bendera Pusaka dan juga pegiat komunitas berkebaya berharap inisiasi ini akan semakin menyatukan semangat dan upaya untuk lebih memasyarakatkan berkebaya beserta segala tradisi dan kearifan lokalnya.
Pertiwi Indonesia menginisiasi Barisan Berkebaya Penjaga Bendera Pusaka dengan melibatkan dukungan dari Puteri Indonesia, para perempuan penggiat berbagai komunitas berkebaya, hingga ibu-ibu bakul jamu gendong dan bakul pasar Klewer yang secara khusus datang dari Solo.
Miranti Serad Ginanjar selaku Ketua Panitia Barisan Berkebaya Penjaga Bendera Pusaka dan juga pegiat komunitas berkebaya berharap inisiasi ini akan semakin menyatukan semangat dan upaya untuk lebih memasyarakatkan berkebaya beserta segala tradisi dan kearifan lokalnya. “Semangat dan antusiasme ini diharapkan memberikan dukungan kepada Pemerintah Indonesia dalam upaya mendaftarkan tradisi berkebaya menjadi warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO,” harapnya. (any)