Banjarmasin— Nilai dan manfaat internet yang berlimpah terkadang kurang dapat dirasakan masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kapasitas diri, kreativitas, maupun kegiatan perekonomiannya.
Bahkan, terkadang warganet malah terjebak informasi bohong atau hoaks sehingga merugikan diri sendiri lantaran kurangnya kecakapan digital dan mudah percaya informasi yang salah. Banjirnya informasi di media digital pada masa sekarang ini, perlu disikapi dengan bijak, tidak semua berita yang beredar di internet itu benar.
Demikian mengemuka dalam webinar yang mengangkat tema “Solusi Mematikan Hoaks” di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, akhir pekan lalu, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Baca juga: Rayakan Ultah ke 51, Hero Supermarket Edukasi Peduli Sampah Makanan
Adapun yang hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut adalah Jawara Internet Sehat 2022 Sumatera Utara dan Ketua Dewan Kerja Ranting Medan Baru Andre Fauzan Nasution SH; Ketua Bidang Komunikasi Publik Relawan TIK Indramayu Mohamad Hanif Naufal; serta Ketua Bidang Ekonomi Digital dan UMKM Sobat Cyber Indonesia Muhammad Miqdad Nizam Fahmi.
Menurut Andre Fauzan Nasution, kehadiran internet merupakan anugerah bagi manusia karena memiliki berbagai manfaat untuk mendukung pekerjaan, komunikasi dan jalinan persahabatan, kegiatan ekonomi, bahkan sebagai sarana hiburan. Untuk dapat memetik manfaat tersebut, warganet harus mampu membekali diri dengan meningkatkan kecakapan digital sehingga internet dan media sosial dapat digunakan secara positif, kreatif dan aman, serta terhindar dari paparan berita bohong.
Nah, sedangkan kiat untuk menambahkan keahlian dan kreativitas bermedia digital, warganet dapat menggunakan sejumlah platform yang memiliki fitur pembelajaran ataupun tutorial, di antaranya Ruang Guru, Youtube, aplikasi Canva, ataupun dari komunitas di Instagram dan media sosial lainnya.
“Berkaryalah untuk menghasilkan konten-konten yang positif, kreatif, inspiratif, informatif, dan edukatif bagi khalayak umum serta tidak mengandung unsur SARA. Ciptakan karya baru yang dapat berpotensi memberikan manfaat dan nilai tambah yang akan menjadi sumber penghasilan,” katanya.
Pada sesi kedua, Mohamad Hanif Naufal memaparkan materi tentang kiat untuk mengenali berita palsu dan cara menyikapinya. Ia mengatakan, kejahatan internet semakin marak dan beragam seiring dengan pertumbuhan teknologi digital, dan yang paling sering terjadi adalah peredaran berita bohong atau hoaks.
Baca juga: Rayakan Ultah ke 51, Hero Supermarket Edukasi Peduli Sampah Makanan
Adapun ciri atau elemen yang terkandung dalam informasi bohong tersebut di antaranya, mengandung kata ajakan untuk menyebarkannya, mengedepankan opini seseorang ketimbang fakta, kerap menggunakan penggalan istilah waktu dan bukan tanggal yang spesifik. Selain itu, hoaks juga cenderung menakuti-nakuti sekaligus bernada provokatif dan menghujat pihak tertentu.
“Tips untuk menyikapi ragam berita yang sering dijumpai di internet, kita harus melakukan think. Think ini adalah akronim dari true (benar), helpful (kemanfaatan), inspiring (menginspirasi), necessary (diperlukan), dan kind (baik). Jadi, kita harus pertanyakan apakah ketika mendapat suatu berita, is it true? Apakah berita ini benar? Kita harus melakukan cross check kebenaran dengan pemberitaan atau sumber lainnya,” imbuh dia.
Muhammad Miqdad menambahkan, kejahatan digital berupa phising dan scam merupakan modus penipuan yang dilandaskan pada berita atau informasi hoaks. Misalnya, pesan berantai soal informasi lowongan kerja palsu atau hadiah bodong dari perusahaan tertentu yang tujuannya meminta kepada calon korban kepada tautan tertentu untuk memperdayainya dan berpotensi mencuri keuntungan maupun data pribadi.
Oleh karena itu, warganet harus mampu melakukan proteksi agar informasi pribadi tidak tercuri, misalnya dengan membuat kata sandi yang kuat, serta membuat autentikasi melalui sidik jari atau wajah. Selain itu, masyarakat juga harus membiasakan untuk menggunakan internet secara sehat. Adapun kiat-kiatnya antara lain, menonton film dan konten produksi anak bangsa, rajin menonton podcast yang inspiratif, serta belajar membuat konten dan kreatif.
“Teman-teman juga diperbolehkan untuk memainkan game di internet, sebab dalam suatu penelitian juga disebutkan bahwa memainkan game dapat meningkatkan kecerdasan otak. Tapi, yang perlu diingat batasan waktunya, skala dan jam permainan game harus diatur,” jelasnya.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial Kemenkominfo dan Siberkreasi. (any)