Pontianak— Tak ada yang aman 100 persen di dunia digital. Kejahatan siber, seperti phishing, doxing, ataupun scam bisa mengincar siapa saja dan kapan saja. Oleh karena itu, kecakapan digital harus dikuasai untuk meminimalkan risiko dari kejahatan siber. Dibutuhkan kewaspadaan dan ketelitian agar tak terjebak oleh intaian kejahatan siber tersebut.
Hal itu menjadi kesimpulan dalam webinar bertema “Mengenal Phising dan Doxing, Kejahatan Baru di Ruang Digital”, Selasa (18/10/2022), di Pontianak, Kalimantan Barat. Webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi ini menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Rektor Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya Meithiana Indrasari; Aspikom Hartin Nur Khusnia; Praktisi pendidikan & Sociopreneur Kristiyuana.
Baca juga: Ini Dia Tips Tampil Percaya Diri dengan Makeup Natural
Dalam paparannya, Hartin Nur Khusnia memaparkan definisi phising dan doxing. Menurut dia, phising berasal dari kata fishing yang berarti memancing. Lewat teknik “memancing”, peretas menjebak untuk memperoleh data-data penting secara tanpa sadar lewat jaringan internet pengguna. Adapun doxing adalah tindakan mempublikasikan data informasi pribadi seseorang secara tanpa izin di internet.
Agar tak terjebak atau terperangkap phising maupun doxing, Hartin memberikan tips aman dan nyaman berinternet. Tips tersebut, antara lain rajin mengganti kata sandi secara berkala dan menggunakan kombinasi huruf dan angka agar sulit ditebak. Berikutnya adalah dengan tidak mudah meng-klik tautan yang mencurigakan yang dikirim lewat e-mail maupun pesan berantai aplikasi percakapan.
“Untuk menghindari menjadi korban doxing, sebaiknya tidak gampang mengunggah informasi data pribadi di internet. Lalu, mempelajari hak hukum dan regulasi terkait keamanan dan perlindungan data pribadi juga penting,” ucapnya.
Baca juga: Wujud Komitmen Herbalife Nutrition Dalam Menyediakan Produk Berkualitas
Tak hanya phising dan doxing, menurut Meithiana, ancaman kejahatan di internet juga mengintai lewat malware, yaitu perangkat lunak yang dirancang untuk mengontrol perangkat secara diam-diam. Tujuannya adalah untuk mencuri informasi pribadi ataupun uang si pemilik perangkat. Jenis malware ini antara lain virus, worm, trojan house, ransomware, dan spyware. Lalu, ada pula scam yang merupakan bentuk penipuan melalui aplikasi pesan, telepon, dan e-mail dengan tujuan mengincar uang milik korban.
Meithiana menjelaskan, dalam berinteraksi di internet, mengenal dengan seksama lawan komunikasi sangat penting. Begitu pula dalam bertransaksi untuk keperluan belanja daring di lokapasar. Harus dipastikan penjual dan platform belanja daring adalah terpercaya.
“Tidak ada yang aman 100 persen di dunia digital. Yang bisa kita lakukan adalah meminimalkan resikonya sekecil mungkin. Kemudian, selalu berpikir kritis atau tidak mudah percaya dengan semua yang diperoleh dari internet,” tuturnya.
Sementara itu, sebagai pemateri terakhir, Kristiyuana menjelaskan bahwa kecakapan digital dapat dicapai apabila kita tahu dan paham ragam perangkat lunak yang menyusun lanskap digital. Penggunaan perangkat digital, khususnya perangkat lunak (software), sebaiknya dioptimalkan sebagai fitur proteksi dari potensi serangan siber. Begitu pula dalam hal transaksi daring menggunakan dompet digital di lokapasar. Apabila sudah mengenal baik ekosistem transaksi daring tersebut, maka potensi menjadi korban kejahatan siber kecil.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial Kemenkominfo dan Siberkreasi. (any)