Jakarta-Kiprahnya di dunia properti sudah tak perlu diragukan lagi. Sebagai perusahaan yang mengembangkan dan mengoperasikan iconic lifestyle properties di beberapa kota besar di Indonesia, PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) saat ini memasuki usia 20 tahun.
Berdiri sejak tahun tahun 2002, INPP memiliki perjalanan panjang sebagai perusahaan yang bergerak dibidang properti untuk terus membangun negeri. Mengikuti berbagai perubahan yang terjadi di dalam dan luar negeri untuk terus berkarya.
Baca juga: Yuk! Kenali Manfaat Gawai agar Tidak Menimbulkan Kecanduan Digital
INPP juga telah melakukan transformasi kepemimpinan di dalam perusahaan untuk terus melanjutkan estafet pembangunan perusahaan. Agoes Soelistyo Santoso, Cofounder & Commissioner PT Indonesian Paradise Property Tbk. mengatakan, proyek pertama INPP adalah membangun hotel untuk kalangan anak muda yang pada waktu itu belum ada pasarnya. “Peluang itu kami wujudkan dengan membangun HARRIS pertama di dunia, yatu HARRIS Hotel Tuban-Bali hingga kini kami mengusung konsep mixed-use development untuk pembangunan hotel & ritel yang terintegrasi di satu kawasan,” ujarnya di Harris FX Sudirman, Jakarta, Jumat (28/10/2022).
Sementara itu, Anthony Prabowo Susilo, President Director & CEO PT Indonesian Paradise Property Tbk mengungkapkan bahwa pada tahun 2017 INPP mulai memperkuat bisnisnya dengan memasuki segmen residensial (hunian), yang dimulai dari pembangunan One Residence – Batam. “Hal inilah yang menjadi proyeksi utama pengembangan bisnis INPP untuk tahun-tahun mendatang. Kami sudah membuktikan bahwa INPP mampu bertahan dan tetap membangun di tengah pandemi bahkan 4 unit bisnis kami mulai beroperasi di masa pandemi tersebut. Kami optimis pertumbuhan negeri yang positif juga akan membawa INPP akan semakin kuat membangun negeri,” kata Anthony.
Pada kesempatan yang sama, Hadi Cahyadi Dr., S.E., M.B.A., MCL yang merupakan Wakil Presiden Komisaris & Komisaris Independen PT Indonesian Paradise Property Tbk, mengungkapkan dirinya melihat INPP ini mampu memberikan angin segar optimisme perubahan dengan penerapan strategi dan kebijakan yang diyakini dapat membawa dampak perubahan secara bertahap di masa yang akan datang. “Banyak capaian positif yang sudah dilakukan oleh INPP, namun beberapa indikator masih perlu ditingkatkan seiring ekonomi domestik yang diperkirakan akan terus berangsur pulih.”kata Hadi.
Anthony menambahkan, perusahaan kini menitikberatkan pengembangan proyek baru ke properti mixed use. Persiapan untuk langkah tersebut sudah berlangsung dua hingga tiga tahun.
Anthony mengatakan, setelah persiapan itu, Indonesian Paradise mulai proyek-proyek tersebut di tahun 2023. Kemudian, proyek tersebut masuk ke pasar pada tahun 2025. “Jadi, saat pasar tiarap, kami justru bergerak. Mayoritas proyek kami tersebut akan masuk pasar di 2025 atau 2026,” jelasnya.
Kemudian, ia menjelaskan sejumlah kondisi terkini Indonesian Paradise. Antara lain bahwa sekitar 20 persen dari pendapatan perusahaan tersebut, berasal dari pendapatan berulang (recurring income).
Dari sisi perusahaan properti yang telah menjadi perusahaan publik, kini Indonesian Paradise berada di urutan terbesar keenam. “Itu kalau kita hitung dari segi nilai kapitalisasi pasar,” tukasnya.
Baca juga: Pengelolaan Keuangan Masyarakat Indonesia Semakin ke Arah Digital
Indonesian Paradise telah berhasil melewati dengan baik masa COVID-19. “Saat pandemi pun, kami mengembangkan hunian high rise di Makassar,” tambahnya.
Ia menjelaskan, di tahun 2022, tingkat harga kamar hotel milik Indonesian Paradise, ada di titik tertinggi. “Jadi, kekuatiran bahwa pasca-pandemi ada koreksi harga kamar hotel, tidak terjadi di hotel-hotel kami,” papar Anthony
Saat ini, proyek INPP yang tengah berjalan antara lain adalah 31 Sudirman Suites di Makassar, dan pembangunan Antasari Place di Jakarta Selatan. Selain itu, INPP juga berencana memperluas bisnisnya ke kota-kota lain di Indonesia diantaranya adalah Bogor dan Balikpapan.
Perusahaan memproyeksikan prapenjualan atau marketing sales untuk seluruh aset perseroan Rp200 miliar hingga akhir 2022. “Marketing sales seluruhnya untuk aset INPP hingga akhir tahun ini harusnya Rp200 miliar,” kata Anthony.
Sementara itu, kontribusi penjualan terbanyak ini berasal dari apartemen di Makassar. Artinya, dari Rp200 miliar itu termasuk dari penjualan apartemen di Makassar. “Harga apartemen di Makassar sekitar Rp5 miliar per unit,” kata dia.
Sedangkan, penjualan untuk proyek Antasari Place sudah mencapai 400 unit dengan harga Rp1,5 miliar per unit. Kemudian, untuk nilai penjualannya mencapai Rp600 miliar. “Penjualan Antasari Place 400 unit, harga per unit Rp1,5 miliar, nilai penjualan Rp600 miliar,” lanjutnya.
Tak hanya itu, ke depan juga INPP memiliki sejumlah rencana, salah satunya pengembangan ekstensi 23 Paskal. “Kita ada banyak perencanaan, saya mau ekstension 23 paskal ada tanah setengah hektar, Antasari Place jalan terus, ini ada pengembangan yang kita kerjakan akan nambah lagi, pengembangan ekstension 23 Paskal,” imbuhnya.
INPP juga masih melakukan pembangunan untuk proyek Antasari Place, Semarang, Makassar dan juga Balikpapan. “Pembangunan Antasari, Semarang, Makassar dan Balikpapan, di high place aja di Makassar lagi bangun, bisa 5-6 proyek,” ungkapnya.
Kemudian, untuk kebutuhan dana dari lima hingga enam proyek tersebut sebagian besar dari nilai hutang. “Ada 5-6 proyek, capex saya belum bisa kasih sekarang. Kebutuhan dana 5-6 proyek ini biasanya rata-rata nilai hutang 50-70 persen dari proyek,” pungkasnya.
Asal tau saja, PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) merupakan perusahaan yang mengembangkan dan mengoperasikan iconic lifestyle properties di beberapa kota di Indonesia. INPP bersama entitas anak usahanya memiliki portofolio yang terdiri dari hotel, shopping centers dan apartemen.
Sebaran portofolio perusahaan terdiri dari hotel bintang 2 hingga bintang 5 tersebar di Jakarta, Bali, Batam, dan Yogyakarta. Selain itu, ada juga portofolio shopping center premium dengan konsep gaya hidup modern di Jakarta, Bandung dan Bali. (any)