Balikpapan-Saat ini, internet tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Termasuk pada anak-anak. Tidak mungkin melarang anak mengakses internet di era sekarang ini. Yang bisa dilakukan orang tua adalah dengan mengajarkan pada anak tentang bagaimana menggunakan internet dengan sehat dan benar. Oleh karena itu, literasi digital termasuk bagi anak-anak sangat penting.
Demikian kesimpulan dalam webinar yang bertema “Menjadi Orang Tua Bijak di Era Digital”, Kamis (10/11) di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Webinar ini menghadirkan narasumber, yaitu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Pancasila Vinaya; Dosen senior Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Bevaola Kusumasari; dan CEO Global Influencer School Hariqo Satria.
Tantangan keamanan digital sesuai perkembangan anak, menurut Vinaya, paling banyak dialami anak berusia 12-18 tahun. Di rentang usia tersebut, mereka berpotensi terpapar banyak negatif dari internet, seperti konten pornografi, penipuan online, pelecehan seksual, perdagangan manusia, hingga ke perundungan siber. Tantangan lain yang tak bisa dianggap enteng adalah anak mengalami kecanduan menggunakan gawai atau perangkat digital.
Baca juga: Aman dan Nyaman Menggunakan Jasa Transportasi “Online” dengan Membudayakan 5 S
“Adiksi atau kecanduan bermain gim atau bermedia sosial, dampaknya antara lain masalah fisik (sakit kepala dan punggung), mengalami mood change jika tidak mengakses internet, berbohong tentang durasi menggunakan internet, atau internet dijadikan sebagai ruang pelarian dari masalah,” kata Vinaya.
Vinaya menuturkan, kedekatan hubungan antara orang tua dan anak menjadi kunci agar anak tidak mengalami dampak buruk dari internet. Namun, bukan berarti anak dilarang menggunakan internet, tetapi diajarkan bagaimana menggunakan internet dengan sehat dan benar. Selain itu, terapkan pula kesepakatan dengan anak mengenai lama waktu menggunakan gawai untuk mengakses internet.
“Ajarkan pada anak agar tidak sembarangan meng-klik tautan tak dikenal dan tidak mengumbar data pribadi atau keluarga di ruang digital, khususnya di media sosial. Ingatkan anak untuk tidak membagikan kata sandi kepada siapapun dan jangan menggunakan jaringan WiFi publik,” ucapnya.
Baca juga: Tips Praktis Touch Up Makeup Tanpa Ribet Ala barenbliss
Hariqo Satria menambahkan, berdasar riset Neurosensum Indonesia Consumer Trend 2021: Social Media Impact on Kids, sebanyak 87 persen anak-anak Indonesia sudah mengakses media sosial sebelum berusia 13 tahun. Kemudian, lebih dari sepertiga orang tua di Indonesia tidak pernah membahas tentang keamanan digital dengan anaknya.
“Ajarkan anak untuk tidak mudah percaya pada informasi yang beredar di media sosial. Misalnya, jika ada yang mengirim pesan bahwa hari itu sedang hujan, jangan langsung diunggah ke media sosial bahwa sedang hujan. Tapi, harus dipastikan dulu keluar rumah apa benar-benar hujan,” kata Satria.
Sementara itu, Bevaola Kusumasari menambahkan, agar pengguna internet aman dari dampak buruk internet, dibutuhkan literasi digital bagi kelompok yang rentan, yaitu kelompok anak-anak, perempuan, lansia, penyandang disabilitas, dan masyarakat di kawasan 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal).
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial Kemenkominfo dan Siberkreasi. (any)