Makassar — Investasi digital saat ini kian digemari, terutama oleh generasi muda di mana 60,29 persen investor pasar modal rata-rata berusia kurang dari 30 tahun. Dibutuhkan ketelitian dan kehati-hatian menanamkan uang untuk berinvestasi secara digital. Apabila tak waspada, investasi digital rawan terjadi praktik penipuan.
Demikian yang menjadi pembahasan dalam webinar bertema “Mari Menjadi Generasi Sadar Investasi Digital!”, di Makassar, Sulawesi Selatan, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.
Webinar ini menghadirkan sejumlah narasumber, yakni peneliti Pusat Data Hijau dan pegiat UKM.ID Anwar Sadat; Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Makassar Dian Muhtadiah Hamna; dan Pegiat literasi digital Ahmad Dailami.
Baca juga: Bank DKI Raih Tiga Penghargaan dalam Top 20 Financial Institution Award 2022
Dalam paparannya, Ahmad Dailami menuturkan, berdasar data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor naik 84,28 persen dibanding tahun sebelumnya. Pada April 2022, bersumber data yang sama, 60,29 persen investor berusia kurang dari 30 tahun. Ragam alasan mereka berinvestasi sejak dini adalah untuk menyiapkan masa depan dan mencari tambahan penghasilan dari “uang menganggur”.
“Alasan lain generasi muda berinvestasi secara digital adalah mudah dijual kembali atau buyback; merasa aman; keuntungan besar; perkembangan nilainya cepat; dan dilindungi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” ucap Ahmad.
Dalam pengertiannya, lanjut Ahmad, investasi digital didefinisikan sebagai penanaman modal untuk mendapatkan keuntungan di platform digital. Biasanya, platform tersebut bisa berupa sebuah situs web atau aplikasi yang bisa diunduh lewat ponsel pintar.
Adapun kelebihan investasi digital ini, menurut Ahmad, antara lain nilai investasi bisa dimulai dari jumlah yang kecil, proses transaksi bisa dilakukan dengan mudah, menghemat waktu, serta mudah dipantau dan transparan. Namun, kekurangannya adalah rentan mengalami penipuan jika tak cakap dunia digital, serta aplikasi dan website terkadang kerap error.
Baca juga: Berburu Kosmetik dan Parfum di Oh Beauty Festival Yuk!
Agar berinvestasi secara digital aman, Anwar Sadat memberikan sejumlah tips, seperti memastikan keamanan perangkat digital yang digunakan untuk berinvestasi, tidak menggunakan jaringan Wi-Fi publik, serta senantiasa mengecek legalitas platform investasi digital ke situs OJK. Cara lainnya adalah rajin mengganti kata sandi dan PIN secara berkala.
“Sebelum memutuskan berinvestasi, kenali dengan seksama siapa manajer investasi, perusahaan, dan produk investasinya. Pahami risiko berinvestasi secara online, dan ingat agar tidak tergoda pada untung besar,” kata Anwar.
Sementara itu, menurut Dian Muhtadiah, melek keuangan merupakan pekerjaan rumah untuk generasi muda sekarang ini. Pasalnya, mereka umumnya belum memiliki penghasilan yang tetap, godaan kemudahan mendapat pinjaman dengan fitur paylater, kemudahan mendapat kartu kredit, serta gaya hidup dan konsumerisme yang tinggi.
“Oleh karena itu, generasi muda perlu belajar mengatur atau merencanakan keuangan dari sekarang. Pisahkan pendapatan untuk investasi, kebutuhan sehari-hari, dan gaya hidup. Jika masih sendiri, kebutuhan investasi bisa dinaikkan porsinya sampai 50 persen dari pendapatan. Investasi sangat penting untuk kebutuhan masa mendatang,” ujarnya.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Sulawesi dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial Kemenkominfo dan Siberkreasi. (any)