Jawa Barat — Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital di Jawa Barat akhir pekan lalu.
Mengangkat tema “Aktivitas di Media Sosial dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan Mental”, hadir narasumber Ketua STIKOSA AWS Meithiana Indrasari; Portkesmas dr Basra Amru; serta Senior Product Manager Anwar Sadat.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00.
Baca juga: OnePlus Hadirkan Konsep OnePlus 11 di MWC 2023
Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan “Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate yang memberikan sambutan secara daring menyampaikan bahwa selain membangun infrastruktur digital, pusat-pusat data, dan telekomunikasi di seluruh Indonesia. Kemenkominfo juga secara langsung mengadakan sekolah vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang bertalenta digital.
“Kemenkominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level, yaitu Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200-300 orang per tahun bekerja sama dengan delapan universitas ternama di dunia. Digital Talent Scholarship sebagai program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital. Dan yang terakhir Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat di Indonesia,” tutur Johnny.
Pengguna internet di Indonesia tercatat mencapai 204,7 juta orang atau setara dengan 73,7 % dari populasi. Sayangnya, berdasar survei Badan Pusat Statistik pada 2018, dari tiga subindeks pembangunan teknologi informasi dan komunikasi, bidang keahlian memiliki skor paling rendah. Apalagi, orang Indonesia mayoritas gemar mengakses media sosial dalam aktivitas berselancar di internet.
“Padahal, ada dampak negatif penggunaan media sosial secara berlebihan. Beberapa di antaranya adalah isolasi sosial, perundungan siber (cyberbullying), konten yang menyebabkan kecemasan, dan terganggu dari waktu dunia maya,” ujar Meithiana Indrasari dalam paparannya.
Baca juga: Diproduseri Rossa, Riri Moeya Rilis Single Baru Sengaja Salah
Secara mental, lanjutnya, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengganggu produktivitas sehari-hari. Selain menyebabkan kecemasan dan stres, jam tidur penggunanya menjadi terganggu. Begitu pula dengan dampak isolasi sosial yang dapat menurunkan harga diri pengguna media sosial secara berlebihan.
Anwar Sadat menambahkan, masalah penggunaan media sosial berlebihan banyak memapar remaja Indonesia. Itu berawal dari adiksi terhadap gawai yang berlanjut pada adiksi yang lain, seperti gim permainan, pornografi, perundungan siber, hingga kejahatan siber. Selain itu, kalangan remaja juga amat rentan dan rawan di dunia siber.
“Pasalnya, mereka bisa disebut naif dan kurang berpengalaman. Ekspresif, narsistik, memiliki rasa ingin tahu dan khawatir ketinggalan informasi, serta ingin selalu up date,” kata Anwar.
Oleh karena itu, lanjut dia, di dalam keluarga perlu dibuat kesepakatan menggunakan gawai atau beraktivitas di ruang digital. Kesepakatan perlu dibuat antara orang tua dan anak. Harus ada komunikasi yang baik untuk membuat kesepakatan lewat pengaturan waktu bersama.
Sementara itu, menurut dr Basra Amru, masalah kesehatan jiwa di Indonesia meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan sebelum masa pandemi Covid-19. Bahkan, empat dari 10 orang di Indonesia memiliki keinginan untuk bunuh diri selama pandemi tersebut.
“Dunia digital dapat berdampak pada kesehatan mental. Yang bisa kita lakukan adalah mengenali gejala awal dan bertindak segera. Ingat, selalu berpikir kritis dan jangan mudah percaya terhadap apa yang kita dapat dari internet,” katanya.
Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo. (any)