Jawa Barat— Adanya teknologi internet, membuat jarak dan waktu bukan menjadi halangan. Namun, bak dua mata pisau, kondisi ini bisa memberikan dampak positif dan jiga negatif. Nah, dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital di Jawa Barat.
Tema yang diangkat adalah “Menjadi Pribadi Berkarakter Pancasila di Ruang Digital” dengan menghadirkan narasumber dosen sekaligus penulis dan wirausahawan Dian Ikha Pramayanti; kreator konten dan Direktur Kreatif pada SofiaDewidotco Sophie Tobelly; serta dosen dan digital enthusiast M Adhi Prasnowo.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00. Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan
Baca juga: Ridwan Kamil Gaspool Maju Sebagai Capres 2024
“Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate yang memberikan sambutan secara daring menyampaikan bahwa selain membangun infrastruktur digital, pusat-pusat data, dan telekomunikasi di seluruh Indonesia. Kemenkominfo juga secara langsung mengadakan sekolah vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang bertalenta digital.
“Kemenkominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level, yaitu Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200-300 orang per tahun bekerja sama dengan delapan universitas ternama di dunia. Digital Talent Scholarship sebagai program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital. Dan yang terakhir Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat di Indonesia,” tutur Johnny.
Sophie Tobelly menyampaikan, tantangan budaya digital di era sekarang ini adalah mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya nilai sopan dan santun, serta menghilangnya budaya asli Indonesia akibat serbuan budaya asing. Sebagai warga negara Indonesia yang memiliki Pancasila, imbuhnya, budaya digital yang diterapkan di Indonesia sebaiknya adalah budaya yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila yang terdiri dari lima sila.
Baca juga: Dua dari Tiga Orang Indonesia Siap Tinggalkan Uang Tunai
“Bagaimana cara menerapkan nilai-nilai Pancasila bagi generasi muda Indonesia di ruang digital? Nilai Pancasila dapat jadi landasan untuk menolak atau menerima budaya asing. Selain itu, Pancasila dapat menjadi penyaring masuknya ideologi asing,” ujarnya.
Menurut Sophie, generasi muda saat ini penting untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila di dunia digital. Pasalnya, mereka adalah generasi penerus bangsa. Oleh karena itu, pantas rasanya apabila generasi muda sekarang harus mampu menjadi Duta Pancasila dan menularkan semangat nilai Pancasila kepada sesama generasi. Pancasila harus dijaga sebagai identitas bangsa tanpa harus mengabaikan globalisasi.
Dian Ikha Pramayanti menambahkan, nilai-nilai Pancasila amat penting dan berpengaruh dalam kehidupan teknologi digital. Menurut dia, kandungan dalam sila-sila di Pancasila berperan penting dalam membangun dan memperkuat kebersamaan, persatuan, serta toleransi di dunia digital. Selain itu, nilai gotong-royong dan musyawarah untuk mufakat penting untuk menjaga kebersamaan dan keharmonisan, tak hanya di dunia nyata, tetapi juga di dunia digital.
“Apabila nilai-nilai Pancasila diamalkan di ruang digital, maka akan tercipta lingkungan digital yang positif dan aman, di mana setiap individu dapat berkontribusi dan bertanggung jawab dalam membangun masyarakat digital yang lebih baik,” tuturnya.
Sementara itu, M Adhi Prasnowo mengingatkan pentingnya keamanan dalam beraktivitas di duang digital. Keamanan ini menyangkut keamanan perangkat yang digunakan dan keamanan aplikasi yang dipakai. Menurut dia, keamanan utama yang harus dijaga adalah menyangkut data pribadi pengguna teknologi digital.
“Kenali siapa lawan interaksi kita di dunia digital. Lalu, berhati-hatilah dalam berbelanja online dan pastikan berbelanja di penjual dan platform yang tepercaya. Jangan mudah mengumbar identitas pribadi kepada orang lain lewat media sosial,” ucapnya.
Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo. (any)