Surabaya– Kesehatan lingkungan sekitar menjadi hal terpenting dari tahun ke tahun, karena kualitas hidup manusia sangat bergantung dari seberapa bersihnya ekosistem di sekitarnya. Jumlah sampah plastik yang dari tahun ke tahun kian menumpuk menjadi masalah yang harus dituntaskan berbagai pihak.
Menyoroti masalah ini, setelah sebelumnya bekerjasama dengan Rekosistem dan Pemkot Surabaya untuk membangun fasilitas Waste Station, di bulan Ramadan ini PT Ajinomoto Indonesia bersama dengan Rekosistem dan pemerintah Kecamatan Benowo mengadakan acara lanjutan bertajuk “Ngabuburit Ramah Lingkungan Bersama Ajinomoto”.
“Menjalani usia yang lebih dari setengah abad PT Ajinomoto Indonesia terus menguatkan komitmen untuk mendampingi masyarakat Indonesia dalam memberikan yang terbaik dengan terus berpegang teguh pada nilai Ajinomoto Shared Value (ASV) yang berfokus pada pilar: health and wellbeing, food resources, dan global sustainability,” kata Yudho Koesbandryo, Direktur PT Ajinomoto Indonesia.
Baca juga: Nilai Pancasila Bisa Jadi Tameng di Ruang Digital
Melalui slogan global “Eat Well, Live Well”, lanjutnya, pihaknya terus memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan kualitas hidup sehat masyarakat Indonesia sekaligus melangkah ke arah bisnis berkelanjutan yang ramah lingkungan.
“Citra sebagai perusahaan yang peduli akan masalah kesehatan dan lingkungan di Indonesia juga diproyeksikan melalui beberapa inisiatif yang dilakukan oleh Health Provider Ajinomoto yang merupakan sebutan untuk para karyawan Ajinomoto,” tambahnya.
Sebagai salah satu bentuk kepedulian akan masalah sampah plastik yang jumlahnya setiap tahun kian bertambah, Ajinomoto Indonesia menghadirkan Ajinomoto paper packaging yang membantu mengurangi penggunaan bahan plastik untuk kemasannya hingga 30 persen. Inisitiatif tersebut juga diperkenalkan Hesty Sikadewi, Sauce & Seasoning Manager PT Ajinomoto Indonesia kepada 400 masyarakat Benowo yang hadir di acara hari ini.
Baca juga: OPPO Reno8 5G Kini Hadir dengan Warna Baru dan RAM yang Ditingkatkan
“Menyoroti masalah sampah plastik, salah satu produk kami: MSG AJI-NO-MOTO® yang lekat dengan keseharian keluarga Indonesia, ikut berkontribusi mengatasi sampah plastik dengan mengurangi hingga 30% (tiga puluh persen) penggunaan material plastik pada kemasan. Selain itu untuk produk Masako kami juga mengurangi material plastik pada header dan kemasan luar,” ujar Hesty.
Pada kesempatan tersebut, Rekosistem dan Ajinomoto juga membagikan informasi bagaimana sampah bukan hanya sebagai limbah atau barang buangan saja, tapi juga dapat dirubah menjadi barang yang mendatangkan “cuan”. Selain itu, Rekosistem juga memberikan informasi bagaimana cara mengelola sampah rumah tangga melalui pengelolaan kompos yang mudah dipraktekan dalam keseharian.
Menurut Joshua Valentino, COO & Co-Founder Rekosistem, persoalan sampah kemasan masih menjadi masalah pelik di Indonesia dan bahkan semakin bertambah. Karena itu Rekosistem hadir untuk menerapkan ekosistem berkelanjutan melalui jasa pengelolaan sampah dengan berfokus pada pengumpulan, pemilahan, dan daur ulang sampah.
“Salah satu cara yang dilakukan oleh Rekosistem adalah dengan menyediakan akses daur ulang sampah dengan membangun waste station sehingga masyarakat dapat mendaur ulang sampah anorganik rumah tangganya dengan mudah. Masyarakat bisa melakukan penyetoran melalui aplikasi, dengan terlebih dahulu memilah, membersihkan, dan mengemas sampah daur ulangnya. Dengan melakukan penyetoran ini, masyarakat dapat dengan mudah ubah sampah jadi cuan,” ungkap Joshua.
“Selain sampah anorganik, saya yakin teman-teman dalam skala rumah tangga menghasilkan sampah organik. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, kami juga ingin sharing praktik mengkompos sampah (organik) rumah tangga. Pastinya hal ini akan sangat bermanfaat bagi teman-teman semua,” lanjutnya.
“Kami berharap, langkah yang kami tempuh ini dapat menginspirasi dan memicu berbagai pihak untuk turut serta dalam pemeliharaan lingkungan sekitar. Langkah ini kami tempuh semata bukan hanya untuk kepentingan saat ini, tetapi juga demi kebahagiaan keluarga Indonesia di masa depan dan Indonesia yang lebih hijau”, tutup Yudho. (any)