Flores-Tak hanya alam dan kuliner, Indonesia memiliki beragam kerajinan tangan yang mengagumkan. Belum lama ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengapresiasi kerajinan tangan karya para perempuan penganyam di Rumah Anyam-Du Anyam di Wulublolong, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada Du Anyam yang memiliki kepedulian sosial tinggi membantu meningkatkan kesejahteraan para perempuan di Flores Timur,” ujarnya.
Baca juga: Rayakan Ulang Tahun Ke-2, Makuku Beri Banyak Program Menarik
Menurut Bintang, Du Anyam tekun melatih kelompok perempuan untuk menghasilkan anyaman yang berkualitas dan membantu mencarikan pangsa pasar agar produk anyaman bisa dijual dengan harga yang pantas.
Lahirnya Du Anyam, kata dia, berangkat dari tingginya masalah sosial ekonomi di Flores Timur untuk membantu perempuan agar mandiri secara finansial dan mendapat kehidupan yang sejahtera.
Lebih lanjut, Bintang mengatakan, dari para perempuan di Desa Wulublolong, masyarakat dapat melihat praktik baik upaya pemberdayaan kelompok perempuan di desa agar bisa mandiri secara ekonomi. “Mereka ini mama-mama tangguh yang luar biasa. Keteguhan mereka untuk memilih berkarya di negeri sendiri patut kita berikan apresiasi yang tinggi. Di tengah modus rayuan dari calo tenaga kerja untuk bekerja di luar provinsi atau di luar negeri dengan gaji besar, mereka tidak mudah terbujuk,” tandasnya.
Baca juga: Berawal dari Hobi, Karya Desainer Lenny Hartono Bisa Sampai ke New York Fashion Week
Bintang berharap, para perempuan yang menjadi koordinator penganyam bisa mengajak lebih banyak perempuan lainnya untuk bergabung. “Kalau perempuan sudah saling mendukung satu sama lain, ini akan menjadi kekuatan ekonomi yang luar biasa, karena perempuan mendominasi setengah dari total penduduk di Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Co-Founder Du Anyam Hanna Keraf mengatakan, kegiatan menganyam merupakan salah satu cara untuk mengakomodasi keahlian para perempuan dengan memanfaatkan sumber daya alam di sekitar. “Menganyam sudah bukan lagi mengisi waktu luang tetapi juga pekerjaan utama yang bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Ada yang menganyam sambil menunggu pasien di Puskesmas atau menjemput anak sekolah. Ketekunan mama-mama penganyam di sini patut kita hargai” tukasnya.
Hingga kini, Du Anyam telah memberdayakan lebih dari 1.600 penganyam perempuan yang berada di lebih 54 desa yang tersebar di Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, dan Papua dengan tiga pilar utama yaitu Memberdayakan Perempuan, Mempromosikan Budaya, dan Meningkatkan Kesejahteraan.
Pemberdayaan perempuan yang dilakukan Du Anyam dilakukan dengan pendampingan hulu hilir, memberikan akses market, pelatihan-pelatihan, standarisasi desain untuk terus mencapai hasil produksi yang berkualitas.
Sebagai kewirausahaan sosial, Du Anyam pun berharap dapat mewujudkan pemerataan pendapatan khususnya bagi perempuan, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi kehidupan rumah tangga dan mengubah mindset para perempuan untuk tidak pergi ke luar negeri, dan memanfaatkan keterampilan warisan budaya lokal untuk menyambung kebutuhan hidup, sehingga potensi terjadinya Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dapat dicegah. (any)