Jakarta– Penyedia teknologi kesehatan di dunia, GE HealthCare, melakukan kerja sama strategis dengan PERDATIN (Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif) untuk meningkatkan keselamatan dan hasil klinis pasien dengan patient monitor dalam negeri berstandar internasional.
Implementasi kerja sama ini berupa Continuing Medical Education / CME (Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan) untuk memperkenalkan dan mempelajari penggunaan patient monitor dalam negeri yang dilengkapi dengan modul Entropi dan algoritma EK-Pro bagi dokter Anestesi di seluruh Indonesia. Kerja sama ini juga sejalan dengan transformasi kesehatan pilar ke-3 di bidang teknologi kesehatan dan pilar ke-5 di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan yang dicanangkan Kementerian Kesehatan RI.
Penandatangan kerja sama ini dilakukan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) PERDATIN periode 2022-2025, Irjen Pol dr Asep Hendradiana Sp.An., KIC., M.Kes dan Presiden Direktur PT GE Operations Indonesia, Putty Kartika, disaksikan oleh Plt. Direktur Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Ir. Sodikin Sadek, M.Kes., Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Lupi Trilaksono, SF, MM, Apt., dan President & CEO GE HealthCare Australia, Korea, ASEAN Region, Chris Khang.
Baca juga: Hasil Survei Herbalife : 77 Persen Konsumen Asia Pasifik Makin Prioritaskan Kesehatan
Plt. Direktur Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Ir. Sodikin Sadek, M.Kes. mengatakan, dalam upaya resiliensi/ketahanan alat kesehatan, Kementerian Kesehatan fokus pada percepatan produksi alat kesehatan dalam negeri (AKD).
“AKD yang telah memiliki izin edar dan tentunya memenuhi persyaratan keamanan, mutu serta kemanfaatan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri secara mandiri, dan kemudian dapat bersaing secara global. Kami berharap patient monitor dalam negeri berstandar Internasional dari GE HealthCare dapat memudahkan penggunanya, mengingat 75% SDM kesehatan merasa stres dengan perangkat medis karena memiliki tampilan data yang membingungkan, informasi yang berlebih, serta desain rumit,” ujarnya.
Direktur Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Lupi Trilaksono, SF, MM, Apt. mengatakan, Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk meningkatkan kapabilitas SDM kesehatan seiring dengan perkembangan teknologi terbaru agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik. Untuk itu, diperlukan kolaborasi dengan banyak pihak untuk mendukung upaya peningkatan kapabilitas tenaga kesehatan.
“Karenanya kami sangat mengapresiasi kolaborasi PERDATIN dengan GE HealthCare yang telah mendukung upaya pemerintah, khususnya dalam bidang anestesiologi. Melalui berbagai dukungan dan inisiasi dari berbagai pihak, kami berharap bersama-sama kita dapat memberikan layanan kesehatan terbaik untuk masyarakat Indonesia,” imbuhnya.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) PERDATIN periode 2022-2025, Irjen Pol dr Asep Hendradiana Sp.An., KIC., M.Kes mengungkapkan, sebagai himpunan yang menaungi dokter spesialis anestesi dan terapi intensif di Indonesia, PERDATIN berkomitmen untuk meningkatkan standar praktek dan keselamatan pasien berbasis teknologi informasi.
“Untuk itu kami secara periodik menyelenggarakan simposium, seminar, dan workshop, serta berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan standar dan kompetensi para anggota demi mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih profesional. Kali ini bersama GE HealthCare, kami berkolaborasi untuk mengedukasi penggunaan patient monitor yang dapat membantu dokter anestesi mengambil tindakan yang tepat dan aman untuk pasien,” tukasnya.
Baca juga: Popok Dewasa Parenty Berikan Kelembutan Bagi Lansia di Tahun Emasnya
Dokter anestesi mengambil peran penting dalam keselamatan pasien (patient safety) melalui evaluasi pra-anestesia, monitoring ketat anestesia dan tanda vital selama pembedahan, serta pemantauan pascabedah. Untuk melakukan hal tersebut, dokter anestesi membutuhkan patient monitor yang canggih dengan parameter yang lengkap guna memastikan pemulihan pasien lancar dan nyeri dapat terkontrol, sehingga meningkatkan pengalaman bedah secara keseluruhan dan meningkatkan outcome klinis pasien.
Presiden Direktur PT GE Operations Indonesia, Putty Kartika mengatakan, sebagai penyedia teknologi kesehatan dengan pengalaman lebih dari 100 tahun di dunia, GE HealthCare berkomitmen untuk menyediakan teknologi canggih dan solusi kesehatan bagi para profesional kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas, aksesibilitas, dan keterjangkauan layanan kesehatan di Indonesia.
“Kami menyadari bahwa patient monitor merupakan alat kesehatan terpenting di setiap ruangan pasien yang kondisinya kritis seperti ruang ICU dan UGD, sehingga penting untuk memastikan alat kesehatan dalam negeri memiliki kualitas sebaik alat kesehatan impor,” tuturnya.
“Kini, GE HealthCare telah memproduksi patient monitor yang andal, fleksible, dan terukur secara lokal dilengkapi dengan algoritma komprehensif yang setara dengan yang digunakan di fasilitas kesehatan di seluruh dunia. Hal ini sejalan dengan komitmen GE HealthCare dalam mendukung sistem transformasi kesehatan yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Terutama pada pilar ke-3 yaitu meningkatkan ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan dengan produksi dalam negeri, serta pilar ke-5 yaitu transformasi SDM kesehatan dengan meningkatkan kapabilitas dan update teknologi anggota PERDATIN di bidang pemantauan hemodinamik. Kami berharap kolaborasi kami dengan PERDATIN dapat memberikan manfaat kepada seluruh dokter Anestesi di seluruh Indonesia. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas teknologi kesehatan dan sumber daya manusia di Indonesia, sekaligus memperkuat komitmen kami untuk meningkatkan standar layanan kesehatan di Indonesia,” lanjut Putty.
Patient monitor produksi dalam negeri yang dimiliki GE HealhCare dilengkapi dengan modul Entropi dan Algoritma EK-Pro, yang berfungsi untuk; Entropi mengukur aktivitas otak yang merupakan organ target untuk obat anestesi, yang telah terbukti untuk mencerminkan tingkat anestesi yang berbeda.
Dengan pemantauan Entropi, patient monitor dapat memastikan pemulihan lebih cepat di ruang operasi, dan mengoptimalkan proses perioperatif, serta memastikan proses pengoperasian yang efisien. Sedangkan Algoritme EK-Pro: menggunakan empat sadapan untuk deteksi aritmia (gangguan pada detak jantung), termasuk fibrilasi atrium (AFib) yaitu irama jantung yang tidak teratur dan sering kali sangat cepat. Hal ini sangat penting untuk mencegah risiko 3 hingga 5 kali lebih besar terkena stroke iskemik bagi pasien dengan AFib.
Program kolaborasi GE HealthCare dan PERDATIN, Continuing Medical Education / CME (Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan) rencananya akan diselenggarakan di 5 kota hingga akhir tahun 2023 yang diikuti oleh lebih 500 dokter anestesi, dokter umum, serta penata anestesi seluruh Indonesia. (any)