Jakarta – Adanya Pandemi COVID-19 membuka pandangan masyarakat pentingnya menjaga kesehatan tubuh dengan mengkonsumsi suplemen kesehatan. Sayangnya, antusiasme ini sedikit berkurang setelah status pandemi berubah menjadi endemi. Padahal, dalam kondisi apapun, pemenuhan kebutuhan nutrisi dan vitamin bagi tubuh terus dibutuhkan.
Mendorong kesadaran masyarakat pentingnya mengkonsumsi suplemen kesehatan, merayakan ulang tahun ke-25, Asosiasi Pengusaha Suplemen Kesehatan Indonesia (APSKI) menyelenggarakan seminar bertema “Strategi Membangun Industri Suplemen Kesehatan Nasional Menuju Bangsa yang Maju dan Mandiri” yang menghadirkan para pakar dan narasumber dari Indonesia maupun mancanegara untuk memberikan paparan dan berbagi pengetahuan di bidang suplementasi.
Baca juga: Indonesia Maritime Expo Kembali Digelar di Jiexpo
Seminar dibuka oleh Reri Indriani selaku Plt. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang mewakili Kepala BPOM, Penny K. Lukito, dan perwakilan dari Kementeriaan Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.
Plt. Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kemenkes RI, Eka Purnamasari, selanjutnya dalam sesi seminar menghadirkan pakar dan narasumber antara lain Chairman of Japan Alliance of Health Food Association (JAOHFA), Masafumi Hashimoto, Professor for Healthy Ageing University Medical Center Groningen, Manfred Eggersdorfer, dan Guru Besar Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Rahmana Emran Kartasasmita.
Baca juga: Deputi UKM Promosikan Produk Lokal di SMEX GOES TO MANDALIKA
Plt. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Reri Indriani dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada APSKI yang sudah 25 tahun berperan dalam menyediakan produk-produk Suplemen Kesehatan. Kepala Badan berharap, APSKI sebagai mitra strategis Badan POM aktif dalam memberikan edukasi kepada masyarakat untuk memilih produk yang aman dan bermutu, melindungi masyarakat dari penyalahgunaan produk, hal ini sejalan dengan tugas kami dalam melakukan pengawasan pengawasan obat dan makanan termasuk salah satunya suplemen. “BPOM juga sangat mengapresiasi dan menyambut baik seminar sebagai upaya melakukan inovasi-inovasi terbaru yang mendukung kemajuan dan membangun industri suplemen kesehatan nasional menuju bangsa yang maju dan mandiri,” ujarnya di Hotel Shangri-La Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Suplemen Kesehatan Indonesia (APSKI), Decky Yao mengatakan, perjalanan APSKI selama dua puluh lima tahun terakhir, APSKI tumbuh dan berkembang bersama seluruh perusahaan anggota dengan berbagai tantangan dari waktu ke waktu dengan berbagai dinamika perkembangan industri suplemen kesehatan yang mewarnai baik di dalam negeri, regional ASEAN, maupun internasional. “Dalam mendukung kemajuan dan membangun industri suplemen kesehatan nasional kami mengadakan seminar untuk mengetahui paparan dan pengetahuan yang menarik berkisar seputar informasi mengenai peranan suplemen dalam kehidupan sehari-hari, pelayanan kesehatan dan bagaimana reformasi sistem industri suplemen dilakukan di Jepang, serta edukasi dan dukungan dari pemerintah terkait regulasi dalam upaya strategi membangun industri suplemen kesehatan nasional menuju bangsa yang maju dan mandiri,” tukasnya.
Decky menambahkan, pihaknya berkomitmen penuh untuk memberikan dukungan terhadap kemajuan industri suplemen kesehatan yang bermutu bagi masyarakat Indonesia.
“Dalam mendukung kemajuan dan membangun industri suplemen kesehatan nasional, kami mengadakan seminar untuk mengetahui paparan dan pengetahuan yang menarik berkisar seputar informasi mengenai peranan suplemen dalam kehidupan sehari-hari, pelayanan kesehatan dan bagaimana reformasi sistem industri suplemen dilakukan di Jepang,” paparnya.
APSKI juga mengungkapkan beberapa karakter dan kebiasaan konsumen ketika mengkonsumsi produk suplemen kesehatan. “Kebanyakan konsumen produk suplemen kesehatan akan lebih melihat ke fungsi. Trennya pun agak berubah setelah adanya pandemi. Pasalnya, sifat dari suplemen kini lebih untuk mendukung performa dan penampilan masyarakat,” ujar Patrick Kalona, Dewan Pembina APSKI.
Patrick melanjutkan, pasca pandemi, kegiatan sosial, bisnis, traveling mulai menggelora. Tingginya mobilitas dan kegiatan ini memengaruhi tren permintaan ke produk suplemen dan herbal yang mengarah ke kecantikan, mobilitas, dan imunitas.
Sebagai informasi, APSKI didirikan pada tahun 1998, dengan membawa visi dan misi membantu masyarakat mengerti dan memahami manfaat suplemen kesehatan sekaligus melindungi masyarakat dari penyalahgunaan produk maupun hal-hal lainnya yang tidak diinginkan. Saat ini, anggota APSKI terdiri dari 78 perusahaan yang bergerak di bidang industri suplemen kesehatan, baik sebagai manufaktur, distributor maupun komponen pendukung terkait seperti kemasan dan bahan baku. (any)
#apski
#asosiasipengusahasuplemen
#suplemen
#seminar
#kesehatan