Jakarta-Sejak dulu, Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang diharapkan dapat memenuhi seluruh kebutuhan pokok masyarakat secara menyeluruh. Namun nyatanya, hingga saat ini kita justru masih mengimpor bahan pokok, beras misalnya.
Melihat hal itu, Ketua DPP Partai Demokrat, Amal Alghozali mengatakan, politik pertanian dan politik pangan harus dibenahi segera agar jangka panjang tidak berulang terjadinya gejolak pasokan dan harga pangan. Khususnya padi, jagung, gula dan ikan.
Baca juga: Saatnya Lansia Tetap Produktif dengan Parenty “Softness of Love”
Menurutnya, harus ada keputusan politik yang kuat untuk mendukung hulu produksi pangan, termasuk pertanian, peternakan dan perikanan (nelayan). “Selama politik pangan kita masih begini-begini saja, makan gejolak akan terus terjadi,” ujarnya dikutip Senin (6/11/2023).
Buruknya politik pangan dan politik pertanian ini, menurut Amal Alghozali tercermin pada politik anggaran (APBN) yang setiap tahun disepakati antara pemerintah dan DPR. Amal mencontohkan, pertanian adalah bidang yang paling banyak melibatkan masyarakat bekerja.
Baca juga: Lewat Feeding Hands, Tiga Siswa Ini Konsisten Kurangi Food Waste
Setidaknya ada 23 juta rumah tangga petani terlibat. Sementara di bidang perikanan, lebih 8 juta rumah tangga terlibat di usaha penangkapan, budidaya, dan kegiatan ekonomi di pesisir. “Ini jumlah yang sangat besar. Tetapi politik anggaran tidak memihak kepada mereka. Padahal petani nelayan dan peternak inilah yang bekerja di hulu produksi pangan kita,” tukasnya.
Amal Alghozali yang juga Caleg DPR RI daerah pemilihan Jateng 3 ini mengingatkan kepada pemerintah maupun DPR, agar lebih serius membenahi politik pangan ini dengan menambah subsidi dan bantuan kepada petani peternak dan nelayan.
“Seharusnya subsidi pupuk, bantuan benih, alat tangkap untuk nelayan dan komponen biaya produksi lainnya ditambah agar harga pokok perolehan produksi pangan kita bisa turun”, tegasnya.
Amal menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan malas berpikir ketika harga pangan naik. “Memang ketika harga pangan mahal, inflasi akan tinggi dan jumlah orang miskin akan bertambah. Tetapi bukan impor sebagai satu-satunya jalan. Itu terkesan hanya jalan pintas dan ada rentai pangan yang mengambil untung dan menghancurkan ekonomi petani nelayan,” pungkasnya. (any)
#pertanian
#pangan
#amalalghozali
#politik
#politikpangan