Sorong – Kolaborasi kebaikan penyediaan fasilitas kesehatan Rumah Sakit Apung Nusa Waluya II, antara PT Pertamina International Shipping (PIS) dan Yayasan Dokter Peduli (doctorSHARE), tercatat berhasil memberikan pelayanan kesehatan berkualitas untuk sebanyak 3.370 penerima manfaat.
Rumah Sakit Apung (RSA) Nusa Waluya II merupakan program kerja sama inovatif PIS dan doctorSHARE yang bertujuan untuk meningkatkan layanan medis faskes primer dan khusus yang setara dengan rumah sakit darat tipe C, dan beroperasi selama 45 hari sejak 7 Desember 2023 di area Distrik Seget, Sorong, Papua Barat.
Baca juga: Mayoritas Warga Jabodetabek Siap Terapkan Uji Emisi
“Kerja sama ini menjadi wujud komitmen bersama anak bangsa untuk menjawab tantangan akses kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, terutama mereka yang berada di area timur Indonesia maupun daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan,” ujar Corporate Secretary PIS Muh. Aryomekka Firdaus, Jumat (16/2/2024).
Dalam kerja sama ini, PIS mendukung ketersediaan dana untuk kebutuhan operasional rumah sakit apung yang selama hampir dua bulan, melayani masyarakat di Papua Barat. Selama periode tersebut, RSA Nusa Waluya II tidak hanya memberikan pelayanan medis di Distrik Seget, tetapi juga ke pulau sekitar, serta melakukan beberapa pelatihan dan promosi kesehatan seperti; pelatihan dokter kecil, pelatihan asuhan ibu hamil (ANC), dan penyuluhan kesehatan.
Baca juga: IIEF Luncurkan TOEFL ITP® Authorized Test Center
“Kabar baik lainnya dari RSA Nusa Waluya II ini, juga tercatat terdapat 7 persalinan, dan sebanyak 93 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan. Tentu ini menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bagi kami bisa membantu memudahkan persalinan tersebut,” tukasnya.
Seperti diketahui, Angka Kematian Ibu (AKI) di Papua masih tergolong tinggi karena kondisi geografis dan keterbatasan sarana fasilitas medis. Di mana, seorang ibu harus menempuh perjalanan bahkan dalam hitungan hari untuk mendapatkan akses persalinan.
Selama masa operasional, RSA Nusa Waluya II menyediakan beberapa pelayanan yakni poli umum, poli spesialis, poli gigi, poli Kesehatan Ibu Anak (KIA), pelayanan kegawatdaruratan, tindakan bedah mayor dan minor, serta rawat inap.
Tercatat dalam masa pelayanan, 3 penyakit yang paling banyak dijumpai adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), mialgia (nyeri otot), dan dispepsia.
“PIS juga mengucapkan terima kasih banyak untuk para dokter, tenaga kesehatan, dan relawan operasional lainnya yang telah berdedikasi selama 45 hari di RSA Nusa Waluya II,” tambah Aryomekka.
Secara total, terdapat 14 relawan spesialis yang memberikan pelayanan medis di Seget. Mulai dari; 3 spesialis bedah, 1 spesialis jantung, 4 spesialis kandungan, 1 spesialis anasteso, 3 spesialis anak, 1 spesialis penyakit dalam, 1 spesialis THT.
“Kolaborasi ini juga telah terbukti memberikan dampak nyata bagi peningkatan dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, terutama daerah pesisir sesuai dengan tujuan program TJSL PIS di bawah payung kegiatan BerSEAnergi untuk Laut,” tutupnya.
Seperti diketahui, kolaborasi ini merupakan rangkaian program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PIS “BerSEAnergi Untuk Laut” yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan mendukung kelestarian laut. Program ini juga sejalan dengan komitmen PIS dalam pencapaian ESG utamanya poin 3 terkait kesehatan yang baik dan poin 10 tentang mengurangi kesenjangan. (any)