Cartagena – Indonesia berpartisipasi dalam Global Cervical Cancer Elimination Forum yang diadakan pada tanggal 5-7 Maret 2024 di Cartagena de Indias, Kolombia. Mengusung tema “Advancing the Call to Action”, forum ini bertujuan untuk menggalang dukungan pemerintah, donor, masyarakat sipil, dan para pemangku kepentingan global untuk memantapkan komitmen bersama dalam upaya percepatan eliminasi kanker serviks global.
Indonesia sebagai salah satu negara peserta aktif, kembali menekankan komitmennya dalam melawan kanker serviks dan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran perwakilan dari Pemerintah yaitu Kementerian Kesehatan, Bappenas, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi, dari organisasi masyarakat: Fatayat Nahdlatul Ulama dan dari BUMN: Biofarma.
Baca juga: Keren! Mahasiswa Politeknik STMI Jakarta Ikut Student Exchange ke Jepang
Penyakit kanker serviks adalah penyakit yang sebenarnya dapat dicegah namun rendahnya pemahaman masyarakat tentang pencegahan penyakit ini mengakibatkan angka kematian wanita karena kanker serviks masih tinggi di Indonesia. Dengan kasus baru kanker mencapai 397 ribu dan lebih dari 234 ribu kematian setiap tahunnya di Indonesia, kanker serviks dan kanker payudara tampil sebagai penyakit kanker terbanyak pada wanita.
“Rencana Nasional Pengendalian Kanker Serviks Indonesia 2023-2030 telah dirancang dengan strategi komprehensif yang melibatkan lintas sektor, lintas program dan seluruh lapisan masyarakat untuk mempercepat pengendalian kanker serviks di Indonesia,” ujar Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI dalam sambutannya.
Kementerian Kesehatan secara aktif mengejar target cakupan yang tinggi sejalan dengan target WHO yaitu 90% vaksinasi HPV, 70% skrining, dan 90% pengobatan dini pada mereka yang teridentifikasi. Dr. Maxi menyoroti pencapaian Kemenkes, yang telah berhasil meluncurkan program imunisasi HPV secara nasional untuk lebih dari 3 juta anak perempuan berusia 11-12 tahun sejak Agustus 2023, program ini pun telah berhasil mencapai 90% cakupan perlindungan.
Baca juga: Sambut Ramadan, Kebun Raya Cibodas Tawarkan Program Papajar
Pada tahun 2024, Kemenkes akan memperluas program ini kepada anak perempuan putus sekolah dan anak perempuan berusia 15 tahun, ditambah dengan program tes gabungan DNA HPV dan tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dengan tujuan untuk meningkatkan aksesibilitas pengobatan kanker serviks.
Dalam konteks kebijakan nasional, Drs. Amich Alhumami, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Bappenas, menyampaikan, Kementerian PPN/Bappenas telah mengkoordinasikan dan memfasilitasi perencanaan serta penganggaran untuk pencegahan penyakit kanker, termasuk penyediaan vaksin HPV dan perluasan target cakupan.
“Kolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dan instansi terkait, seperti Kementerian Dalam Negeri, telah dilakukan untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan, dengan fokus pada peningkatan upaya promotif dan preventif,” katanya.
Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Gerakan Sekolah Sehat (GSS) di pilar Sehat Imunisasi juga turut membantu capaian vaksin HPV pada murid sekolah melalui pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
“Kami berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaksanakan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dua kali setahun setiap bulan Agustus dan November. BIAS imunisasi HPV ini menyasar siswi kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar dan yang tak kalah penting adalah terintegrasinya database imunisasi yang sudah diterima anak dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik)”, kata Koordinator Gerakan Sekolah Sehat Kemendikbudristek, Dr. Nia Nurhasanah.
Global Cervical Cancer Forum 2024 diselenggarakan oleh organisasi sosial, kesehatan, dan keuangan internasional antara lain Bill & Melinda Gates Foundation, GAVI, Global Financing Facility, Pan American Health Organization (PAHO), UNICEF, United States Agency for International Development (USAID), Unitaid, World Bank, dan World Health Organization (WHO). Forum ini didukung pula oleh pemerintah Kolombia, sebagai tuan rumah, dan pemerintah Spanyol. (any)