Jakarta-Di Indonesia, populasi lansia terus bertambah. Berbagai faktor seperti perubahan gaya hidup, pola makan yang buruk, dan kurangnya akses ke fasilitas kesehatan memperparah kondisi kesehatan mereka. Salah satu masalah kesehatan yang sering dihadapi oleh lansia di Indonesia adalah malnutrisi. Malnutrisi dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, seperti osteoporosis, kelemahan otot, infeksi, dan gangguan fungsi organ vital.
Lansia di Indonesia memiliki risiko tinggi mengalami malnutrisi. Menurut survei nasional, sekitar 20 persen lansia di Indonesia mengalami malnutrisi kurang kalori. Malnutrisi pada lansia juga sering terjadi karena mereka memiliki sistem pencernaan dan metabolisme yang kurang optimal, sehingga perlu perhatian khusus dalam hal pemberian makanan. Seiring dengan bertambahnya usia, peningkatan risiko malnutrisi pada lansia mengakibatkan kualitas hidup menurun dan meningkatnya risiko terkena penyakit.
Baca juga: Formula Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut di Kampung Pemulung Jakarta
Melihat hal itu, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) secara serius memperhatikan kebutuhan kesehatan lansia agar dapat hidup sehat dan produktif, khususnya dengan menjaga kondisi tubuh agar tidak mengalami malnutrisi.
Medical General Manager PT Kalbe Farma Tbk, dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi, AIFO-K mengatakan, banyak yang menganggap bahwa malnutrisi hanya terkait dengan berat badan di bawah nilai normal, padahal kelebihan berat badan juga termasuk kriteria malnutrisi. “Malnutrisi baik dalam bentuk gizi kurang atau lebih, sama-sama memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Gizi kurang pada lansia berkorelasi dengan kondisi kelemahan atau kerapuhan, yang menurunkan kualitas hidup,” jelasnya dalam sebuah Live Instagram @ptkalbefarmatbk.
Sedangkan pada lansia yang memiliki gizi lebih atau mengalami obesitas, dalam jangka panjang akan menjadi cikal bakal penyakit kronik tidak menular atau non-communicable disease (NCD) seperti hipertensi, diabetes, hingga gangguan ginjal. Penyakit-penyakit tersebut cukup populer dan menjadi beban kesehatan negara saat ini.
Baca juga: Primaya Hospital PGI Cikini Laksanakan Tindakan Terapi Uap Air Rezum Pertama Pasien Prostat
Masalah malnutrisi pada lansia semakin kompleks karena terjadi perubahan pada tubuh lansia yang memengaruhi kebutuhan gizi mereka, mulai dari bagian atas hingga bagian bawah tubuh. Hal ini menyebabkan asupan nutrisi lansia cenderung kurang mencukupi. Secara khusus, pada bagian tubuh atas, gigi lansia cenderung tidak lengkap, sehingga kemampuan mengunyah dan memakan makanan menjadi terbatas.
“Kemampuan pengecapan juga berkurang, sehingga makanan yang dianggap enak oleh anak muda belum tentu enak bagi lansia. Fungsi saraf pengecapan juga tidak optimal pada lansia,” tandasnya.
Lansia juga memiliki kemampuan menelan yang lebih buruk jika dibandingkan dengan orang muda, serta pergerakan saluran cerna bagian bawah lambat, sehingga risiko sembelit menjadi lebih tinggi, terutama pada lansia yang tidak aktif bergerak. Dengan adanya beberapa penyakit komorbid yang sering menyerang lansia seperti hipertensi, diabetes, atau osteoarthritis, nutrisi yang diterima tubuh akan berkurang karena ada beberapa jenis makanan yang perlu dihindari.
“Penyakit-penyakit tersebut menjadikan lansia memiliki pantangan makanan, sehingga pilihan makan pun menjadi terbatas. Mereka semakin sulit memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari, khususnya pada lansia dengan demensia atau pikun yang berbaring dan sulit untuk bergerak,” tambah dr. Dedy.
Lansia memerlukan asupan gizi yang seimbang, yaitu makronutrien dan mikronutrien sesuai dengan kebutuhan mereka. Kalbe memiliki produk bernama Entramix, nutrisi cair yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut. Apabila lansia kesulitan mengunyah dan menelan, Entramix mudah dicerna dan memiliki sumber protein dari hewani, susu sapi, yaitu whey dan kasein. Kalbe juga memiliki produk gizi seimbang lainnya bernama Entrasoy, yang memiliki sumber protein dari nabati.
Entramix dan Entrasoy dapat dijadikan sebagai makanan pelengkap atau pengganti makanan harian. Produk ini mudah dikonsumsi, cukup dengan dilarutkan dalam satu gelas. Apabila bosan minum Entramix dua atau tiga gelas dalam sehari, produk tersebut dapat dijadikan campuran kreasi menu makanan, seperti dijadikan puding, smooties, serta havermut atau sereal yang disiram Entramix atau Entrasoy.
“Satu saji Entramix mengandung energi sebesar 260 kkal. Produk ini setara dengan 100 gram nasi atau 180 kkal, ditambah lauk dan sayur. Entramix sudah mengandung 9 gram protein, lemak baik, lemak tidak jenuh, serat pangan, vitamin, dan mineral yang lengkap. Tersedia dalam varian vanila dan cokelat. Seperti halnya Entramix, Entrasoy juga memiliki komposisi gizi seimbang, dengan sumber protein dari nabati soya. Entramix dan Entrasoy dapat memenuhi kebutuhan gizi seimbang untuk lansia dan usia dewasa di atas 12 tahun,” ujar Brand Owner Entramix-Entrasoy, Airin Levina.
Pemenuhan gizi seimbang pada lansia diperlukan dengan memperhatikan tiga hal. Pertama, pemenuhan porsi makan yang cukup, yakni seimbang dengan berat badan ideal. Kedua, pemenuhan keragaman gizi, termasuk karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral untuk mencegah penyusutan otot lansia.
“Saat usia di atas 30 tahun, massa otot kita berkurang 1 persen setiap tahunnya. Apalagi jika asupan protein lansia berkurang, maka lebih cepat lagi masa otot mereka menyusut. Protein juga penting untuk pembentukan tulang, sel darah merah, dan mengganti sel-sel kulit,” papar dr. Dedy.
Ketiga, lansia perlu melakukan olahraga kardio dan angkat beban sesuai kemampuan masing-masing tubuh. Dalam hal melakukan olahraga angkat beban, asupan protein yang cukup menjadi hal yang sangat penting agar dapat membantu lansia mengoptimalkan perkembangan otot dan tulang meskipun bertambahnya usia. Hal ini penting untuk menghindari kerapuhan tulang seperti osteoporosis, serta mengurangi risiko osteoartritis. (any)
#lansia
#kalbe
#malnutrisi
#gizi
#kesehatan