Jakarta- Stroke menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian di seluruh dunia dan juga merupakan salah satu penyebab utama kecacatan. Pada akhirnya, kondisi ini dapat menimbulkan beban ekonomi yang signifikan. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memberikan penanganan stroke yang cepat dan efektif di Indonesia.
Siloam Hospitals TB Simatupang, salah satu rumah sakit terkemuka di Indonesia yang telah mendapatkan WSO Angels Awards dengan Gold Status sebanyak 2 kali sejak 2020 dan meningkat ke Diamond Status sebanyak 5 kali sejak 2023 karena pencapaian dalam penanganan stroke pada kurun waktu 60 menit, hari ini resmi meluncurkan layanan “Stroke Ready Hospital”.
Dalam pengenalan “Stroke Ready Hospital,” Siloam Hospitals TB Simatupang menekankan pentingnya penanganan yang cepat dan dini untuk meminimalkan risiko kecacatan permanen. Selain meningkatkan kesadaran masyarakat, layanan ini juga memenuhi standar internasional pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi. Oleh karena itu, Siloam Hospitals TB Simatupang siap memberikan solusi tepat dalam penanganan stroke, khususnya di kota Jakarta.
dr. Grace F. Indradjaja, M.M, Medical Managing Director Siloam Hospitals Group mengatakan, secara global, angka mortalitas tahunan akibat stroke adalah sekitar 5,5 juta. Stroke tidak hanya menyebabkan kematian yang tinggi, tetapi juga memicu morbiditas yang tinggi dengan penyintas mencapai 50% yang mengalami cacat kronis. Sementara itu, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi stroke di Indonesia meningkat dari 7 per 1000 penduduk pada tahun 2013, menjadi 10,9 per 1000 penduduk pada tahun 2018.
“Untuk itu, Siloam Hospitals TB Simatupang akan terus berfokus pada penanganan pasien stroke dan meningkatkan angka kesehatan di Indonesia. Kami sangat bangga dapat memperkenalkan pencapaian Siloam Hospitals TB Simatupang sebagai ‘Stroke Ready Hospital’ sebagai bukti komitmen kami dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat,” ujarnya di Jakarta, Kamis (15/8/2024).
Mada Shinta Dewi, CEO Siloam Hospitals TB Simatupang menjelaskan, Unit komprehensif penyediaan layanan stroke terpadu di rumah sakit telah terbukti efektif menurunkan angka kematian dan kecacatan serta lama perawatan pasien. “Pengenalan Siloam Hospitals TB Simatupang sebagai ‘Stroke Ready Hospital’ menandai upaya penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien stroke di Indonesia,” katanya.
Baca juga: Guardian Kembali Gelar Guardian Run 2024, Yuk Ikutan!!!
Mada menambahkan, Siloam Hospitals TB Simatupang saat ini unggul dengan tenaga medis yang berkompeten, bahkan salah satu dokter ahli di Siloam Hospitals TB Simatupang, adalah guru besar aritmia pertama di Indonesia yaitu Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP (K), FIHA. “Selain itu keunggulan lainnya adalah memiliki peralatan medis canggih untuk diagnosis dan pengobatan stroke, serta mengadopsi protokol penanganan stroke secara cepat dan tepat yang diakui secara internasional,” imbuhnya.
Penerapan konsep “Time is Brain” berarti bahwa kali tercepat untuk memberikan penanganan stroke adalah secepat mungkin. periode emas untuk mengurangi risiko kematian dan kecacatan permanen yang disebabkan oleh stroke adalah 4,5 jam. Oleh karena itu, pasien stroke harus segera dirujuk ke rumah sakit yang tepat. Namun, kurangnya pengenalan tanda-tanda peringatan stroke adalah faktor penting dari keterlambatan pelaporan stroke di rumah sakit.
dr. Peter Gunawan Ng, SpN, FAf Neurologie (DE) menjelaskan, gangguan irama jantung dapat meningkatkan risiko berbagai komplikasi serius, seperti pembekuan darah di jantung dan emboli yang menyumbat pembuluh darah di otak yang memicu stroke. “Gejala aritmia tidak boleh dianggap remeh karena gangguan irama jantung dapat meningkatkan risiko berbagai komplikasi serius, seperti pembekuan darah di jantung dan emboli yang menyumbat pembuluh darah di otak yang memicu stroke. Oleh karena itu istilah
“Time is Brain” memang dapat dapat dibuktikan dengan mengukur waktu. Sejak tahun 2013 kita selalu berupaya menyesuaikan regulasi penanganan pasien stroke, terutama untuk mengoptimalkan waktu penanganan. Saat ini, dengan fasilitas dan keahlian seluruh tim ahli kami mampu mengurangi door to needle time dari 75 menit ke 37 menit. Artinya, Siloam Hospitals TB Simatupang dapat mengurangi 38 menit dari waktu penanganan stroke pada umumnya,” jelasnya.
Baca juga: Daewoong Pharmaceutical Perkenalkan Pengobatan Baru Asam Lambung, Fexuprazan
Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP (K), FIHA, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah menjelaskan, beberapa prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk penanganan stroke selama tahap akut dan unit perawatan stroke yang memadai terbukti mampu mengurangi risiko kematian dan kecacatan pada pasien. Terapi trombolitik dengan rtPA juga direkomendasikan untuk pasien dengan stroke iskemik akut yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
“Untuk penanganan stroke selama tahap akut, beberapa prosedur pembedahan dan pengobatan mungkin diperlukan dan unit perawatan stroke yang memadai terbukti mampu mengurangi risiko kematian dan kecacatan pada pasien. Terapi trombolitik dengan rtPA merupakan terapi yang direkomendasikan oleh Heart American Heart Association/American Stroke Association (AHA/ASA) dan European Stroke Organization (ESO) untuk pasien dengan stroke iskemik akut yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Terapi trombolitik akan mengurangi kecacatan sedang hingga berat, sampai 30%,” ungkapnya.
Tindakan prosedur trombolitik dapat dilakukan setelah pasien melakukan pemeriksaan diagnostic, yaitu CT-Scan, dan dapat dilanjutkan therapi thrombolysis bila dinyatakan stroke dengan sumbatan, yang menjadi unggulan Siloam TB Simatupang yaitu Trombolysis at CT-Scan. Selain penanganan pada pasien stroke, para penyintas stroke mungkin memerlukan perawatan dengan obat-obatan seumur hidup, rehabilitasi, dan dukungan pengasuh untuk mencapai hasil kesehatan yang optimal. Komponen penting dari perawatan jangka panjang pasien stroke adalah penanganan gejala sisa seperti kesulitan menelan, depresi, dan spastisitas. “Setiap 30 menit, satu pasien stroke yang seharusnya bisa diselamatkan, meninggal dunia atau cacat permanen, karena dirawat di rumah sakit yang salah. Karena itu, penerapan konsep unit komprehensif pelayanan stroke terpadu di rumah sakit telah terbukti efektif menekan angka kematian dan menurunkan derajat kecacatan dan lama perawatan,” tambahnya.
Atas kecepatannya dalam menangani strok, Siloam Hospital TB Simatupang meraib penghargaan dari Angels (World Stroke Organization). Rika Aprijanti Hutagalung, Associate Director Market access mengatakan, Siloam Hospital TB Simatupang telah memenuhi syarat untuk mendapatkan penghargaan berdasarkan kinerja rumah sakit terhadap berbagai regulasi, ketersediaan fasilitas yang lengkap dan canggih, audit layanan secara regular, serta kemampuan ahli medis yang memadai untuk penanganan dan perawatan penyakit stroke di Indonesia. “Sangat sedikit rumah sakit yang dapat memenuhi standar internasional dari WSO Angels Award. Selain itu, Siloam Hospitals TB Simatupang juga telah mendapatkan Stroke Nurse Certification dan Advance Stroke Life Support pertama di Indonesia dari WSO Angels,” ucapnya.
Tak berpuas diri Mada menekankan, pengenalan Siloam Hospitals TB Simatupang sebagai “Stroke Ready Hospitals” bertujuan untuk mengingatkan masyarakat untuk pilih rumah sakit yang tepat, penanganan yang akurat, dalam waktu yang cepat, gangguan motorik pulih dengan singkat. Karena “Stroke Ready Hospital” menandai tonggak penting upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien stroke di Indonesia. (any)