Bali-Menghadiri sebuah konser musik menjadi salah satu cara untuk tetap ‘waras’ menjalani hidup. Apalagi jika konser musik tersebut diselenggarakan di alam terbuka yang penuh dengan oksigen, tentu saja akan membuat pikiran lebih jernih dan sehat.
Konser yang memenuhi unsur tersebut adalah Sunset di Kebun. Program pertunjukkan yang digagas oleh PT Mitra Natura Raya (MNR) ini sudah memasuki tahun ketiga penyelenggaraannya. Pada 7 hingga 8 September 2024 ini, Sunset di Kebun diselenggarakan di Dewata Avenue, Kebun Raya Bali. Konser yang bersifat intimate show sudah memasuki fase kedua tahun ini dengan tetap menyuarakan pesan konservasi dan lingkungan
Untuk kali pertama dalam fase ini, Sunset di Kebun diselenggarakan di Kebun Raya Bogor pada 3 dan 4 Agustus 2024 lalu. Selanjutnya Sunset di Kebun Phase 2 ini akan digelar di Kebun Raya Cibodas dan di akhiri di Kebun Raya Purwodadi.
Baca juga: Dukung Perkembangan Golf, Bali Hai Luncurkan Kemasan Kaleng Edisi Khusus
Kehadiran Sunset di Kebun Phase 2 ini digelar menyusul kesuksesan Sunset di Kebun Phase 1 di empat kebun raya yang dikelola PT MNR yaitu Kebun Raya Purwodadi, Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas dan Kebun Raya Bali.
Sunset di Kebun Raya Bali kali ini menghadirkan beberapa line up yang terbagi dalam dua hari penampilan. Mereka tampil bergantian dimulai sejak pukul 12.00 hingga 20.45 WITA. Pada hari pertama akan ada penampilan eksplorasi musik dari Mella dan Matahirra. Kemudian dilanjutkan oleh sejumlah musisi ternama diantaranya Astera, Feby Putri, Nidji, dan ditutup oleh Fourtwnty.
Sedangkan pada hari kedua, juga ada penampilan eksplorasi musik dari Yansanjaya dan Ether. Kemudian dilanjutkan oleh deretan musisi ternama seperti Leeyonk Sinatra, Efek Rumah Kaca Ghea Indrawari dan diakhiri oleh HIVI!
General Manager Event Kebun Raya, Abi Irawan mengatakan, Sunset di Kebun menyajikan pertunjukan dengan perpaduan alam terbuka, musik harmonis serta keintiman antara musisi dengan penggemar menjadi nilai yang menjadi daya tarik tersendiri. “Sunset di Kebun tidak hanya menyuguhkan keindahan alam Kebun Raya tetapi juga menghadirkan beberapa program-program peduli lingkungan,” ujarnya.
Baca juga: Yuguo Indonesia Gelar E-Commerce Exhibition dan SME Conference dan E-Commerce Product Expo
Abi memaparkan hal yang membedakan Sunset di Kebun dengan pertunjukan lainnya adalah dengan mengusung tema intimate music show with green, conservation, and culture movement. Penonton akan diajak pada suasana lebih dekat dengan musisi favoritnya, nuansa lebih intim akan terasa, penonton lebih santai menikmati alunan musik yang lebih mendalam, bahkan sang musisi pun akan turut berbaur dengan penonton di sejuknya suasana sore hari Kebun Raya.
Mengenalkan Bucephalandra
Bukan hanya sekedar konser, Sunset di Kebun ini juga tidak melupakan fungsi utama Kebun Raya yang merupakan pusat konservasi tumbuhan. Kebun Raya juga berfungsi sebagai tempat eduwisata yang sarat akan edukasi keanekaragaman hayati Indonesia. Di sisi lain, keberadaan Kebun Raya juga diharapkan dapat memicu kecintaan terhadap lingkungan.
Kebun Raya berada dibawah naungan BRIN bermitra dengan PT. Mitra Natura Raya (KebunRayadotid) dalam kemitraan pelayanan publik sejak 1 Januari 2020. Kemitraan ini merupakan sinergi strategis dimana BRIN dapat menjalankan fungsi utamanya dalam kegiatan penelitian dan konservasi tumbuhan sedangkan KebunRayadotid bertugas menyelenggarakan berbagai fungsi pelayanan publik yang sesuai dengan fungsi dan pilar kebun raya, yaitu membawa pesan edukasi dan konservasi lingkungan ke masyarakat luas dengan bahasa yang sesuai dengan perkembangan zaman.
“Sunset di Kebun ini digelar untuk mengajak generasi muda agar lebih mengenal alam, memperkenalkan flora yang ada di Kebun Raya. Selain itu, pelaksanaan event ini diharapkan bisa memperkenalkan Kebun Raya sebagai lokasi yang nyaman dan bisa menjadi destinasi eduwisata,” tandasnya.
Kebun Raya memiliki lima fungsi kebun raya yakni konservasi, edukasi, wisata, penelitian dan jasa lingkungan. Program Sunset di Kebun ini dibuat sebagai perpanjangan lima fungsi tersebut. Program ini dilakukan sebagai ajang untuk mengedukasi sisi konservasi kepada anak muda dengan memperkenalkan plant heroes pada setiap pelaksanaannya melalui bahasa musik dan program lainnya. Plant heroes kali ini adalah tanaman Bucephalandra.
Bucephalandra atau dikenal dengan sebutan Buce merupakan sejenis tumbuhan asli Indonesia yang termasuk ke dalam tumbuhan air. Uniknya tumbuhan ini memiliki bentuk daun yang mirip dengan tanduk banteng, bahkan beberapa spesiesnya memiliki kilauan iridescent yang memantulkan warna-warna indah saat disinari cahaya.
Bucephalandra pertama kali ditemukan pada tahun 1858 oleh ahli botani berkebangsaan Jerman, Heinrich Ludwig Wendland. Bucephalandra banyak yang endemik pulau Kalimantan, Indonesia. Bucephalandra hanya bisa hidup di air bersih dan mengalir sehingga menjadi indikator kesehatan sungai di Kalimantan. Bucephalandra telah menjadi tanaman hias akuarium yang sangat populer sejak pertengahan abad ke-20. Bucephalandra sekarang dibudidayakan secara komersial di banyak negara untuk memenuhi permintaan pasar aquascape.
Selain mengenalkan Bucephalandra, pengenalan tanaman juga dilakukan lewat dekorasi di main stage yang bertema Rain Forest dengan gaya Nature Style yang akan menonjolkan pohon Cyathea dan sentuhan beberapa warna warni Begonia sebagai cara untuk mengenalkan dua taman tematik yang ada di Kebun Raya Bali yaitu Taman Cyathea dan Taman Begonia, selain itu juga ada tanaman khas hutan hujan dataran tinggi sesuai dengan ketinggian Kebun Raya Bali di 1.250 – 1.450 mdpl. Tak lupa ada juga sentuhan kain poleng khas Bali.
Selain menikmati konser musik, penonton juga diajak untuk mengeksplorasi area hijau di Kebun Raya. Salah satu sub program Sunset di Kebun adalah Natura. Natura merupakan sebuah area yang mengajak penonton untuk mengeksplorasi ruang hijau dengan bermain dan belajar di alam terbuka. Kegiatan Natura dimulai sejak pukul 12.00 hingga 18.00 WITA.
Area Natura terdapat beragam kegiatan menarik, interaktif, edukatif dan kreatif yang akan menjadi pengalaman baru bagi pengujung, diantaranya kelas edukasi, rangkai bunga, merakit, warna-warni, tutur daur dan kids activity.
Pada kelas edukasi akan mengajarkan cara membuat dan merawat paludarium. Tumbuhan yang digunakan dalam pembuatan paludarium adalah plant heroes tersebut, yaitu tumbuhan Bucephalandra.
Selain itu, ada kegiatan rangkai bunga berupa flowers bouquet. Rangkai Bunga merupakan program yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan mengajarkan keterampilan penonton dalam seni merangkai bunga yang cantik nan indah.
Kegiatan menarik lainnya di Natura adalah warna-warni, yang merupakan sebuah area yang dibuat untuk mengekspresikan diri melalui objek dan media yang penuh warna. Warna-warni bertujuan untuk memberikan ruang bagi penonton untuk menyalurkan kreativitas mereka dalam mengeksplorasi, bereksperimen, dan menemukan keindahan dalam warna-warni kehidupan. Pada area ini ada aktivitas pot painting. Kegiatan lainnya ada merakit, yang merupakan sebuah program yang dibuat untuk melatih keterampilan dan mengasah kreatifitas penonton dengan merakit sebuah karya. Penonton dapat berkarya dengan menciptakan sebuah cendramata yang cantik hasil dari buah tangan mereka sendiri. Kali ini, penonton akan diajak merakit liontin resin flowers.
Selain itu ada kegiatan tutur daur, sebuah program edukatif dan kreatif untuk mengubah sampah atau barang yang tidak terpakai menjadi karya seni dan barang yang bernilai. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan cara mengurangi, mendaur, menggunakan kembali dan memberikan solusi kreatif untuk mengatasi masalah sampah dan barang yang tidak terpakai. Kali ini penonton diajak untuk mengikuti upcycle workshop.
Selain program Natura, ada beberapa rangkaian kegiatan lainnya yang sesuai dengan sub program dari Sunset di Kebun yakni Culture, Conservation dan Lesstari. Program Culture yaitu sisi kebudayaan yang ingin diangkat pada pelaksanaan Sunset di Kebun adalah dengan mempertahankan kearifan budaya lokal baik melalui musik ataupun tarian yang ada dengan cara beradaptasi dan bertahan dari banyaknya gempuran modernisasi yang kian berkembang. Sunset di Kebun bekerjasama dengan sanggar kesenian lokal pada setiap pelaksanaannya. Untuk Sunset di Kebun Raya Bali Phase 2 akan mengangkat seni tradisional Rindik, suatu jenis musik tradisional yang berasal dari Bali.
Sementara itu, program conservation adalah konservasi sebagai salah satu dari lima fungsi Kebun Raya menjadi inisiasi awal dari penyelenggaraan Sunset di Kebun. Tujuan dari program ini adalah untuk mengenalkan pentingnya Kebun Raya sebagai ekosistem yang harus dijaga dan mengajak generasi muda untuk tetap peduli pada ekosistem flora.
Sedangkan program Lesstari, diambil dari kata sifat Less yang berarti mengurangi dan Lestari yang artinya keberlanjutan. Lesstari merupakan sebuah program keberlanjutan yang menekankan pada prinsip mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan demi menjaga kelangsungan hidup. Melalui program Lesstari Sunset di Kebun mengajak penonton untuk meminimalkan dampak negatif, salah satunya dampak negatif dari sampah terhadap lingkungan. (any)