Jakarta – Tanggal 21 November menjadi momen istimewa bagi Ukraina yang memperingati Day of Dignity and Freedom. Hari ini bukan hanya simbol penghormatan terhadap perjuangan rakyat Ukraina demi kebebasan dan demokrasi, tetapi juga peringatan atas keteguhan negara ini dalam menghadapi tantangan berat.
Tahun ini, peringatan tersebut bertepatan dengan 1.000 hari sejak invasi Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 19 November 2024, menyoroti perjuangan Ukraina untuk mempertahankan kedaulatan dan martabat nasionalnya.
Hari Martabat dan Kebebasan pertama kali diperingati pada 2014, sebagai pengingat dua momen penting dalam sejarah modern Ukraina: Revolusi Oranye 2004, yang menandai perjuangan rakyat melawan kecurangan pemilu dan ketidakadilan, serta Revolusi Martabat 2013, yang merupakan respons terhadap pemerintahan yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat. Kedua revolusi ini mengukuhkan semangat perjuangan Ukraina untuk kebebasan, reformasi, dan demokrasi.
Baca juga: Lenzing dan Merdi Sihombing Wujudkan Fashion Berkelanjutan dalam Pameran “The Flying Cloth”
Namun, semangat perayaan tahun ini diwarnai oleh tragedi terbaru. Serangan rudal di Odesa menewaskan delapan orang, termasuk polisi dan petugas medis, serta melukai lebih dari 30 lainnya—beberapa di antaranya adalah anak-anak. Peristiwa ini kembali mengingatkan dunia akan situasi sulit yang masih dihadapi Ukraina.
Dukungan dari Perspektif Indonesia
Indonesia, sebagai bangsa yang pernah melalui perjuangan panjang untuk kemerdekaan, memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya kebebasan dan kedaulatan. Menurut pakar hubungan internasional, Radityo Dharmaputra, perjuangan Ukraina menggemakan semangat anti-kolonialisme yang menjadi dasar kelahiran Indonesia.
“Ukraina hari ini menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan kedaulatan nasionalnya. Perjuangan ini adalah pengingat bahwa setiap bangsa memiliki hak fundamental untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa intervensi asing,” ujar Radityo.
Baca juga: Giorgetti Atelier Jakarta, Showroom Mewah Ikonik Khas Italia Hadir di Senopati
Ia menambahkan, “Prinsip non-intervensi dan penghormatan terhadap kedaulatan nasional adalah landasan penting bagi tatanan dunia yang damai. Sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemerdekaan, Indonesia dapat mendukung Ukraina melalui penguatan dialog internasional dan kerja sama bilateral.”
Perjuangan sebagai Inspirasi Dunia
Peringatan Day of Dignity and Freedom juga menjadi pengingat universal bahwa bangsa yang kuat adalah bangsa yang bersatu dalam prinsip kedaulatan, kesetaraan, dan martabat. Menurut Alim Alive dari Ukraine Institute, perjuangan Ukraina adalah bagian integral dari upaya mempertahankan nilai-nilai dunia demokratis.
“Saya membayangkan masa depan di mana Ukraina bangkit lebih kuat, tidak hanya sebagai negara berdaulat tetapi juga sebagai simbol martabat dan demokrasi bagi dunia. Harapan terbesar kami adalah mengembalikan wilayah-wilayah yang diduduki, termasuk Krimea,” ungkap Alim.
Tanggung Jawab Komunitas Global
Sebagai anggota komunitas internasional, Indonesia dapat berperan dalam menciptakan perdamaian global yang berkeadilan. Dukungan kepada Ukraina, baik melalui kerja sama bilateral maupun diplomasi multilateral, akan menjadi wujud nyata komitmen Indonesia pada prinsip anti-kolonialisme.
Day of Dignity and Freedom menjadi refleksi bagi dunia bahwa kebebasan dan martabat adalah hak yang tidak bisa dicabut oleh siapapun. Ukraina telah membuktikan bahwa semangat untuk merdeka dan bermartabat adalah nilai yang akan terus hidup, menginspirasi bangsa-bangsa lain untuk bersatu melawan ketidakadilan dan penindasan. (any)