Jakarta – Obesitas menjadi ancaman kesehatan global, termasuk di Indonesia. Dalam satu dekade terakhir, angka obesitas di Tanah Air melonjak dari 8 persen pada 2007 menjadi 21,8 persen pada 2018. Kondisi ini meningkatkan risiko berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
Salah satu cara pencegahannya adalah dengan menerapkan pola hidup sehat, termasuk membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL), serta cermat membaca label gizi pada kemasan pangan olahan.
Sejalan dengan peringatan Hari Obesitas Sedunia 2025, Nutrifood bersama Kementerian Kesehatan RI dan Badan POM menggelar edukasi untuk meningkatkan literasi gizi masyarakat, khususnya dalam memahami kandungan bahan tambahan pangan dan nilai gizi makanan kemasan.
Baca juga: Teh Gelas Rayakan 18 Tahun dengan Promo Berhadiah Miliaran Rupiah Lewat “Asli Mendadak Sultan”
Pentingnya Literasi Gizi untuk Mencegah Obesitas
Susana, S.T.P., M.Sc., PD.Eng. – Head of Strategic Marketing Nutrifood, menjelaskan bahwa tema global Hari Obesitas Sedunia tahun ini, “Changing Systems, Healthier Lives”, menekankan perlunya perbaikan sistem untuk menangani obesitas. Salah satu sistem terkecil dalam masyarakat adalah keluarga, yang memiliki peran krusial dalam memahami nilai gizi makanan yang dikonsumsi.
“Melalui edukasi ini, kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca label kemasan, terutama terkait kandungan gula, garam, lemak, serta bahan tambahan pangan (BTP). Nutrifood telah menjalankan kampanye #BatasiGGL sejak 2013 dengan dukungan Kemenkes RI dan Badan POM RI, guna mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konsumsi pangan yang lebih sehat,” ungkap Susana.
Baca juga: M231 & Geulis: Dari UMKM ke Brand Nasional, Begini Perjalanan Mereka di Industri Fashion
Kolaborasi Pemerintah dan Swasta dalam Menekan Angka Obesitas
Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kemenkes RI, menegaskan bahwa obesitas tak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong kolaborasi berbagai pihak untuk menekan angka obesitas.
“Selain edukasi, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan, seperti Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS) tahun 2017 serta Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pencantuman Informasi GGL pada Pangan Olahan & Siap Saji. Masyarakat juga diajak menerapkan gaya hidup sehat melalui konsep CERDIK: Cek kesehatan rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin berolahraga, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres,” paparnya.
Senada dengan itu, Dra. Dwiana Andayani, Apt., Direktur Standardisasi Pangan Olahan Badan POM RI, menekankan pentingnya membaca Informasi Nilai Gizi (ING) pada kemasan pangan.
“Masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya label gizi. Padahal, label ini mencantumkan jumlah sajian per kemasan, energi total per sajian, zat gizi utama (lemak, lemak jenuh, protein, dan karbohidrat), serta persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG). Pemerintah juga telah menerapkan Front-of-Pack Nutrition Labelling (FOPNL) untuk mempermudah konsumen dalam memilih produk yang lebih sehat,” jelasnya.
Kemenkes RI pun memberikan rekomendasi konsumsi harian, yaitu:
– Gula maksimal 50 gram (4 sendok makan)
– Garam maksimal 5 gram (1 sendok teh)
– Lemak maksimal 67 gram (5 sendok makan)
Bahan Tambahan Pangan: Aman atau Berisiko?
Selain memahami kandungan GGL, masyarakat juga perlu mengetahui keamanan bahan tambahan pangan (BTP) dalam makanan kemasan.
Dr. Puspo Edi Giriwono, STP., Magr – Direktur SEAFAST Center, IPB, menjelaskan bahwa keamanan BTP ditentukan melalui kajian risiko berbasis toksikologi.
“BTP memiliki Acceptable Daily Intake (ADI) atau batas aman konsumsi harian yang ditetapkan melalui studi jangka panjang. Selama digunakan sesuai regulasi, BTP tidak berbahaya dan justru membantu menjaga kualitas serta daya saing produk di pasar global,” terangnya.
Nutrifood Hadirkan Pilihan Lebih Sehat
Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada kesehatan masyarakat, Nutrifood terus menghadirkan produk yang lebih sehat, seperti produk rendah atau bebas gula, garam, dan lemak, serta produk dengan label “Pilihan Lebih Sehat” dari BPOM.
“Kami percaya bahwa setiap orang berhak hidup sehat dan mendapatkan makanan berkualitas. Mari kita bersama-sama menciptakan perubahan positif bagi kesehatan masyarakat Indonesia, dimulai dari diri sendiri dan keluarga,” pungkas Susana.
Nah, obesitas bisa dicegah dengan pola makan sehat, aktivitas fisik rutin, serta kesadaran akan kandungan gizi dalam makanan. Dengan memahami label pangan dan membatasi konsumsi gula, garam, serta lemak sesuai anjuran, masyarakat dapat mengurangi risiko obesitas serta penyakit tidak menular lainnya.
Mari cermat memilih makanan dan bersama wujudkan Indonesia yang lebih sehat!. (any)