• Blog
  • Contacts Us
  • Home
  • Home
  • Home
  • Home 2
  • Home 3
  • Home 4
  • Instagram
  • My Bookmarks
  • Sample Page
INDOPOS ONLINE
  • Baranda
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Ekonomi
  • Otomotif
  • Olahraga
  • Internasional
  • Video
    • Instagram
  • Bekasi
No Result
View All Result
  • Baranda
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Ekonomi
  • Otomotif
  • Olahraga
  • Internasional
  • Video
    • Instagram
  • Bekasi
No Result
View All Result
INDOPOS ONLINE
No Result
View All Result
Home Nasional

Survei Mcafee : Hampir Separuh Pengguna Perangkat Mobile Kurang Keamanan

redaksi - by redaksi -
30 Juni 2021 18:06
in Headline, Nasional
0

FOTO Ist

Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta – Laporan Mobile Threat Report dari McAfee mengungkap tiga ancaman baru terkait vaksinasi, perbankan dan layanan aplikasi di mobile. Sejak tahun lalu, para pengguna perangkat mobile di Indonesia semakin banyak, dan penggunaannya semakin aktif karena adaptasi yang didorong oleh situasi di lingkungan sekitarnya.

Ketergantungan terhadap layanan mobile untuk mendukung aktivitas sehari-hari semakin tinggi, sekaligus membuat mereka semakin berisiko terpapar ancaman siber di dunia digital.

Laporan terbaru 2021 Consumer Security Mindset: Mobile Edition dari McAfee yang dirilis menjelang ajang Mobile World Congress 2021, mengungkap, lebih dari sepertiga pengguna perangkat mobile di Indonesia tidak menerapkan protokol keamanan apapun di perangkat mereka, misalnya menggunakan perangkat lunak keamanan atau perlindungan data, sehingga mereka memiliki risiko tinggi terlebih dengan munculnya ancaman keamanan baru seperti aplikasi palsu, Trojan, dan pesan singkat yang bertujuan untuk menipu.

Hacker mengetahui bahwa masyarakat menggunakan ponsel untuk melakukan pekerjaan, transaksi perbankan dan aktivitas media sosial, dan sering menyimpan serta berbagi informasi penting melalui berbagai aplikasi dan kanal digital.

McAfee juga menemukan fakta bahwa: lebih dari setengah (57%) pengguna perangkat mobile di Indonesia mengatakan bahwa mereka tidak tahu-menahu mengenai keamanan perangkat mobile dan juga tidak merasa bahwa perangkat mobile mereka aman, di samping itu, hanya 38% responden yang mengerti informasi apa saja yang disimpan di perangkat mobile mereka.

Baca juga: Make Over Luncurkan Hydrastay untuk Jenis Kulit Kering di Shopee

McAfee melalui Laporan Mobile Threat Report 2021 menjabarkan tiga tren ancaman mobile baru, yaitu: – Malware terkait COVID: Berdasarkan temuan Malware terkait COVID: Berdasarkan temuan McAfee COVID-19 Dashboard, lebih dari 90% malware yang terkait pandemi berbentuk Trojan. Akhir-akhir ini, khususnya di India, mulai marak kasus penipuan lewat pesan SMS dan WhatsApp yang meminta korbannya mengunduh aplikasi pendaftaran vaksinasi palsu, dan setelah diunduh, malware ini menyebarkan diri ke seluruh data kontak lewat SMS atau WhatsApp.

Malware tagihan layanan aplikasi palsu: McAfee juga menemukan malware baru yang bernama Etinu. Banyak dijumpai di wilayah Asia dan Timur Tengah, Etinu menyebar via Google Play, sempat mencapai 700 ribu unduhan hingga akhirnya terdeteksi dan dihapus.

Apabila korban mengunduh aplikasi yang membawa malware ini, maka ia bisa secara otomatis mencuri pesan SMS atau Notifikasi, kemudian melakukan pembelian dan mendaftar ke layanan berbayar atau berlangganan yang akan ditagihkan ke rekening pengguna.

Trojan yang mengincar data perbankan: McAfee Mobile Security mendeteksi adanya peningkatan aktivitas Trojan yang mengincar data perbankan sebesar 141% antara Q3 dan Q4 2020. Banyak Trojan ini didistribusikan via mekanisme SMS phishing untuk menghindari deteksi oleh Google. McAfee menemukan trojan bernama BRATA (Brazilian Remote Access Tool Android), yang berkali-kali berhasil masuk ke Google Play Store, dan menipu para pengguna untuk mengunduhnya.

Ancaman Keamanan Baru Menyasar Perbankan, Layanan Aplikasi bahkan Vaksin COVID-19. Laporan McAfee mengungkap bahwa para pelaku kejahatan siber, didorong penggunaan perangkat mobile yang meningkat dalam masa pandemi, kini memanfaatkan informasi seputar vaksinasi COVID-19 dan kekhawatiran masyarakat, dengan menggunakan aplikasi palsu, pesan teks atau SMS, dan tautan serta undangan palsu di sosial media.

Baca juga: Anlene, Ajak Masyarakat Indonesia Menjaga Kesehatan Tulang, Sendi dan Otot dengan Yoga

”Pandemi mengubah cara masyarakat hidup, dan hacker menyesuaikan diri mereka menggunakan berbagai metode baru untuk mendapatkan mangsa. Kini semakin banyak orang yang online dalam melakukan kegiatan sehari-hari, sehingga kami ingin melakukan segala cara agar para pengguna perangkat mobile bisa mempunyai pola pikir yang terbentuk agar mampu melindungi hal yang penting bagi diri mereka, teman dan keluarga, yakni data pribadi mereka,” kata Judith Bitterli, Senior Vice President, Consumer Business Group at McAfee.

Ancaman mobile, lanjutnya, semakin berbahaya dan metodenya juga semakin canggih. ”Kami berkomitmen untuk terus membantu pengguna perangkat mobile mengamankan perangkat dan yang terpenting, data pribadi mereka,” tambahnya.

Seiring dengan didistribusikannya vaksin ke berbagai wilayah di dunia, pelaku kejahatan melihat adanya kesempatan yang bisa dimanfaatkan. Peneliti McAfee Advanced Threat menemukan fakta bahwa hacker kini menyembunyikan malware dan tautan ke situs berbahaya dalam pesan singkat yang berisi jadwal atau formulir pendaftaran vaksinasi palsu.

Selain berpotensi memasukkan malware ke perangkat korbannya, tautan berbahaya itu juga bisa memberikan akses kendali penuh terhadap perangkat korban, dan tujuan akhirnya adalah mendapatkan data pribadi pengguna untuk kemudian memanfaatkan data tersebut untuk menjebol rekening atau penipuan perbankan. Menurut riset, beberapa usaha penipuan ini sudah dilakukan sejak November tahun lalu, bahkan ketika vaksin belum diedarkan secara luas.

”Kami melihat bahwa pandemi ini tidak hanya mendorong orang untuk semakin tergantung pada perangkat mobile saja, tapi mendorong pelaku kejahatan untuk semakin kreatif dalam menipu demi mendapatkan data pribadi korbannya. Selain penipuan jenis ini, kami juga menemukan usaha penipuan yang dilakukan terhadap layanan aplikasi yang memiliki sistem tagihan rutin,” kata Raj Samani, McAfee Fellow and Chief Scientist.

”Keseharian kita makin lekat dengan perangkat mobile dan data, oleh karena itu kita juga harus semakin tahu cara-cara melindunginya,” lanjutnya. (any)

Tags: indoposonlineMcafeeSurvey mcafee
Previous Post

Mengapa Torang Bisa?, Ikuti We-Talkshow “Papua dan Peradaban”

Next Post

Heboh! Spanduk Ajakan Memakai Masker, Jika Kena COVID Hp Akan Dipegang Istri 14 Hari

redaksi -

redaksi -

Related Posts

Megapolitan

Jabatan Dirtek TP Sebentar Lagi Kosong, Open Bidding Belum Dibuka, Kok Bisa?

2 Juni 2025 10:17
Megapolitan

Wow! Tiba-tiba Netizen Singgung Pungli di Bekasi Utara, Ada Apa?

31 Mei 2025 17:36
Megapolitan

OJK dan Bank DKI Kolaborasi Wujudkan Pulau Seribu Digital Island

28 Mei 2025 18:55
Megapolitan

Bank DKI Sikapi Proses Hukum Terkait Kredit ke PT Sritex

22 Mei 2025 13:28
Megapolitan

LPCK Umumkan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Baru di RUPST 2025

21 Mei 2025 19:37
Megapolitan

Pejabat Bekasi Dijebloskan ke Penjara Atas Dugaan Korupsi Alat Olahraga

15 Mei 2025 21:44
Next Post

Heboh! Spanduk Ajakan Memakai Masker, Jika Kena COVID Hp Akan Dipegang Istri 14 Hari

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

Baru Buka di Pondok Indah Mall 1, Main Asik di Kidzlandia Yuk!

11 Februari 2023 13:30

Pemilu 2024, Novel Siap Menangkan Partai Golkar

17 Januari 2023 16:19

Pameran Indonesia Asean Stationery & Gift Expo Siap Digelar di Jiexpo

5 September 2024 00:00

Dua Parfum Baru dari Braven, Bikin Pria Makin Percaya Diri

16 Juli 2024 17:40
Istri Terduga Teroris Diamankan Densus 88 di Bandung

Istri Terduga Teroris Diamankan Densus 88 di Bandung

0

Jabatan Dirtek TP Sebentar Lagi Kosong, Open Bidding Belum Dibuka, Kok Bisa?

0
23 Orang Terduga Teroris Diamankan Terkait Bom Makassar

Penyidikan di Tingkat Polsek Dihentikan, Begini Kata Mabes Polri

0
Akankah Kurikulum Agama di Kampus Diubah, Begini Penjelasan PBNU

Akankah Kurikulum Agama di Kampus Diubah, Begini Penjelasan PBNU

0

Jabatan Dirtek TP Sebentar Lagi Kosong, Open Bidding Belum Dibuka, Kok Bisa?

2 Juni 2025 10:17

Wow! Tiba-tiba Netizen Singgung Pungli di Bekasi Utara, Ada Apa?

31 Mei 2025 17:36

OJK dan Bank DKI Kolaborasi Wujudkan Pulau Seribu Digital Island

28 Mei 2025 18:55

Bank DKI Sikapi Proses Hukum Terkait Kredit ke PT Sritex

22 Mei 2025 13:28

Beritaa Terkini

Jabatan Dirtek TP Sebentar Lagi Kosong, Open Bidding Belum Dibuka, Kok Bisa?

2 Juni 2025 10:17

Wow! Tiba-tiba Netizen Singgung Pungli di Bekasi Utara, Ada Apa?

31 Mei 2025 17:36

OJK dan Bank DKI Kolaborasi Wujudkan Pulau Seribu Digital Island

28 Mei 2025 18:55

Bank DKI Sikapi Proses Hukum Terkait Kredit ke PT Sritex

22 Mei 2025 13:28
INDOPOS ONLINE

Follow Us

  • Baranda
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Ekonomi
  • Otomotif
  • Olahraga
  • Internasional
  • Video
  • Bekasi

© 2023 indoposonline.com

No Result
View All Result
  • Baranda
  • Nasional
  • Megapolitan
  • Ekonomi
  • Otomotif
  • Olahraga
  • Internasional
  • Video
    • Instagram
  • Bekasi

© 2023 indoposonline.com