Tarakan— Mesin pencari digital ibarat gudang ilmu pengetahuan di era modern sekarang ini. Apabila dimanfaatkan dengan baik, itu bisa berkontribusi terhadap peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang berujung pada membaiknya produktivitas. Namun, tetap dibutuhkan kehati-hatian dalam berinternet.
Demikian yang dikatakan sejumlah narasumber dalam webinar “Sejahtera Lewat Dunia Digital” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi, Rabu (13/7/2022) di Tarakan, Kalimantan Utara.
Baca juga: Save The Children Dorong Pemenuhan Hak yang Bangun Ketahanan Anak dan Keluarga
Hadir sebagai narasumber webinar adalah penulis sekaligus Sekretaris Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Sulawesi Selatan Andi Widya Syadzwina; Pandu Digital Indonesia Kominfo RI sekaligus Former GM Hotel Ade Mardiah Hayati SE MM.PAR; dan Managing Director D&D Consulting serta Founder Assessmedotid Ni Made Sudaryani S.Si MM.
Menurut Ni Made Sudaryani, pemanfaatan mesin pencarian harus dioptimalkan demi pengembangan keahlian digital. Misalnya, penggunaan kata kunci yang efektif, penyaringan informasi, serta pemakaian fitur cek fakta. Aplikasi mesin pencari di dunia maya antara lain, Google, Yahoo!, Yandex, Bing, Ask, serta Baidu. Beberapa kiat yang dapat digunakan warganet untuk optimalisasi mesin pencari di antaranya, memanfaatkan fitur tabs agar hasil pencarian lebih spesifik, gunakan tanda petik, pemakaian tanda strip untuk pengecualian objek, serta gunakan tanda titik dua untuk pencarian dari satu situs.
“Selain memaksimalkan mesin pencarian, berbicara tentang digital skill kita juga harus tahu cara aman dalam bertransaksi di lokapasar. Pertama, pastikan menggunakan lokapasar yang terpercaya, memiliki fitur yang mendukung untuk berdiskusi dengan penjual ataupun resolusi apabila barang yang dibeli tidak sesuai, serta pastikan dana yang sudah ditransaksikan masih tersimpan di akun loka pasar sebelum barang diterima dengan baik,” tutur Ni Made Sudaryani.
Sementara itu, Andi Widya Syadzwina mengatakan, media sosial dapat menghubungkan warganet dengan siapa saja dengan latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda, oleh sebab itu etika tetap harus dijaga. Misalnya, dengan mendeteksi konten negatif, hentikan penyebarannya, serta hanya memproduksi konten yang bermanfaat.
Baca juga: Diresmikan Jokowi, “Ikat Suara dari Timur” Semarakkan Peresmian Wajah Baru Sarinah
Beberapa contoh yang termasuk konten negatif di antaranya, ujaran kebencian, pelanggaran kesusilaan, berita bohong atau hoaks, serta hal-hal yang menyinggung suku, ras, dan agama.
“Kalau kita mau berkomentar di media sosial seseorang, hendaklah bijak dalam berkata-kata. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi di dunia maya harus dipikirkan terlebih dahulu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jangan sampai ternyata kita melanggar UU ITE,” ujar Andi.
Sementara di sesi kedua, Ade Mardiah Hayati memaparkan terkait pengelolaan informasi, identitas, dan rekam jejak digital. Identitas digital merupakan kumpulan informasi tentang individu dan organisasi yang tersedia secara daring.
Beberapa cara untuk melindungi data pribadi antara lain, menggunakan mode incognito saat berselancar, menggunakan kata sandi yang unik dan sulit ditebak, berhati-hati saat menggunakan jaringan wifi, serta mewaspadai tautan phishing. Ia menambahkan, seluruh aktivitas warganet di media sosial dan berselancar di internet akan meningkatkan jejak digital di dunia maya, sehingga harus bijak dalam penggunaannya.
“Rekam jejak digital punya sisi manfaat, seperti bisa digunakan untuk personal branding atau company branding, sebagai bahan pertimbangan dalam proses rekrutmen, promosi bisnis dan usaha, serta melihat calon klien bisnis,” jelas Ade.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial Kemenkominfo dan Siberkreasi. (any)