Jakarta-Kopi merupakan minuman favorit untuk dikonsumsi oleh Sebagian besar masyarakat di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, saat ini menjamur berbagai coffee shop dengan berbagai cara pengolahan dan variasinya. Masyarakat Indonesia juga perlu berbangga, karena ternyata Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia yang menempati urutan ke empat.
Hal tersebut berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) pada tahun 2020. Lebih dari 70 negara di dunia memproduksi kopi, akan tetap mayoritas output global berasal dari lima negara sebagai produsen teratas.
Mendukung perkembangan industri kopi, Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) menggelar Cup of Excellence (COE) Indonesia 2022/2023. Setelah menunggu beberapa bulan, akhirnya mengumumkan daftar pemenang pun diumumkan. Pengumuman pemenang ini dilaksanakan di Manhattan Hotel, Jakarta, pada Jumat (16/12/2022).
Baca juga: Tingkat Kepercayaan Publik Atas Kinerja Polda Sumut Capai 87 Persen
Sebanyak 40 petani kopi dari seluruh Indonesia hadir untuk menantikan hasil penilaian biji kopi milik mereka. Petani yang berhasil masuk ke dalam 40 besar terbaik didominasi dari Aceh, diikuti Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Setelah dikurasi dari 40 besar tersebut, maka diperoleh petani kopi asal Aceh, Bahagia Ginting menempati posisi pertama. Ia berhasil menang dengan mendapatkan skor hampir sempurna, yakni 90,59.
Ketua Dewan Pembina SCAI, Delima Hasri Darmawan menyampaikan, ajang ini memberikan manfaat yang besar bagi para petani kopi Indonesia. Melalui ajang ini mereka mendapatkan banyak pelajaran, mulai dari mengembangkan kopi hingga memasarkannya dengan lebih baik.
“Melalui COE kami ingin memberikan pelajaran kepada para petani kopi, cara mereka memasarkannya, dan mengenalkan kopi-kopi asal Indonesia agar bisa bersaing dengan kopi-kopi dari negara lainnya,” ujarnya dikutip Sabtu (17/12/2022).
Baca juga: Primaya Hospital Siap Beri Layanan Kesehatan Terbaik Bagi Warga Depok
Sementara itu, COE merupakan ajang bergengsi untuk biji kopi tertentu yang berasal dari negara produsen kopi. Para peserta yang mengikuti ajang ini melewati persaingan ketat dengan penilaian dari juri nasional maupun internasional. Adapun juri-juri internasional berasal dari negara Amerika Serikat, Jepang, Thailand, Korea Selatan, Lithuania, dan lainnya
Ketua Umum Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI), Daryanto Witarsa menerangkan, pertama kali mengadakan cup of excellence pihaknya mengadakan pilot project di alAceh.
“Jadi Aceh adalah bisa dibilang banyak petani disana sudah terlatih, jadi tahun ke tahun mereka sudah tahu skema cara kompetisi gimana, mereka tahu benefit untuk kompetisi ini gimana, jadi untuk kedepannya saya yakin kita pengen replikasi di Aceh sekarang ke kota-kota lain, ke Jawa Barat, Papua, Flores, dan Sulawesi,” tukasnya.
Daryanto menambahkan, dengan digelarnya COE, dan dukungan berbagai pihak, dia mengharapkan COE ini bisa jadi ujung tombak, bukan dengan nilai dan produksi, tapi semacam sustain ability buyer.
“Saya ambil contoh testimoni, ada pemenang tahun lalu yang dibeli sama satu perusahan di Jepang di pelelangan dengan harga yang sangat tinggi. Tapi di tahun ini mereka balik lagi datang untuk ke kebun langsung beli ke petaninya, ini secara langsung kita sudah berikan efek positif ke mereka bukan hanya sekedar kopi yang di lelang 200-300 kg, tapi mereka ada repeat buy, jadi ini sebenernya ajang untuk mempromosikan kopi indonesia yang tadinya orang lain cuma tau begitu aja, tapi sekarang bisa tau kopi indonesia segitu luasnya dan segitu di dunia sana, jadi ini saya pikir platform yang bagus untuk mempromosikan kopi-kopi indonesia,” tukasnya.
Tak berhenti sampai disini, pihaknya juga akan membuat pelatihan agar para petani bisa mempertahankan kualitas kopinya. “Nggak cuma hoki, seperti kamu masuk dengan disiplin bagus, kayak contoh Aceh, satu tahun, dua tahun, tiga tahun mereka cukup bagus, dengan disiplin yang bagus mereka pasti bisa,” pungkasnya. (any)