Jakarta -Tak bisa dipungkiri geliat era motor listrik di Indonesia diprediksi semakin merona di tahun 2023. Pasalnya pemerintah memastikan kendaraan roda dua bertenaga listrik tersebut akan mendapat subsidi. Meski belum terealisasi, perusahaan sepeda motor listrik ECGO EV Moto berani memberikan subsidi harga jual produknya. Subsidinya sebesar Rp70 miliar yang akan diberikan kepada 10 ribu pelanggan pertamanya. Atau rata-rata Rp7 juta per unit.
COO dan Co-Founder ECGO EV Moto Gary Prawira menjelaskan, pihaknya melihat ketertarikan masyarakat untuk beralih ke motor listrik cukup tinggi, namun banyak yang ragu karena menunggu realisasi subsidi pemerintah.
Baca juga: Gandeng Hypebeast, Oppo Luncurkan Hypebeast Next 100 Indonesia
“Sebetulnya setelah subsidi diumumkan pun kita masih belum tahu seperti apa persyaratannya. Maka itu, subsidi dari ECGO diharapkan dapat mempercepat masyarakat untuk beralih dari motor konvensional ke motor listrik,” ujarnya di Jakarta.
Gary melanjutkan, dengan subsidi Rp7 juta per unit dan biaya berlangganan baterai, maka harga motor listrik ECGO 5 menjadi Rp9,1 juta per unit, sementara ECGO 3 Rp12,7 juta.
Untuk itu, ECGO membuka preorder untuk motor listrik ECGO untuk 1.000 unit di tahap pertama. Waktunya pada Sabtu, 4 Februari 2023, mulai jam 21:00 WIB melalui situs ECGO di laman ecgoevmoto.com.
Menariknya, ECGO EV Moto telah membangun ekosistem yang memudahkan masyarakat Indonesia beralih ke motor listrik.
Baca juga: Moms, Ini Dia Tips Memilih Pakaian Anak yang Stylish Tapi Tetap Nyaman Bersama Kottonville
Pertama, konsumen punya pilihan untuk membeli motor listrik dengan sistem langganan baterai (subscription) daripada beli putus. Kedua, program tukar-tambah atau trade-in, yang mana nilai jual sepeda motor lamanya dapat digunakan sebagai uang muka atau dijadikan sebagian untuk pembayaran.
Ketiga, ECGO EV Moto menggandeng beberapa mitra pembiayaan dengan menyediakan program cicilan motor listrik. “Contohnya Budi ingin beli motor listrik baru ECGO 3 dan langganan baterai dengan program trade-in. Harga motor lamanya dinilai Rp 5 juta. Setelah dipotong subsidi dari ECGO, maka Budi hanya membayar Rp 7 jutaan untuk membawa pulang ECGO 3,” jelas Gary.
Gary yakin motor listriknya akan mendapat subsidi dari pemerintah sebab tingkat komponen dalam negeri (TKDN) diperkirakan sebesar 40-60 persen.
Sedang dihitung persentase angka persisnya. Tapi kami memastikan ECGO mendapat subsidi dari pemerintah,” tegas dia.
Motor listrik ECGO menawarkan baterai yang dapat diisi ulang dayanya di fasilitas catu daya umum atau rumah konsumen. Jadi tidak menawarkan swap baterai.
Menurut Gary, sistem baterai isi ulang ini memudahkan konsumen di Indonesia. Sebab sepeda motor di sini digunakan sangat tinggi dengan jarak tempuh cukup jauh. Sementara pengecasan motor listrik ECGO tidak bergantung ketersediaan swap station.
“Sistem swap baterai juga tidak nyaman dan menguntungkan bagi konsumen. Sebab baterai dengan sistem swap tidak bisa terlalu besar atau berat. Dampaknya, jarak tempuh dan kecepatan motor listriknya terbatas. Konsep baterai ECGO dirancang untuk mendukung aktivitas harian tanpa harus dicas. Sebab motor ECGO dapat menempuh jarak 160 km tanpa harus mengisi daya,” tandasnya.
Motor listrik ECGO juga didukung ECGO SmartApp. Dengan aplikasi ponsel pintar ini, pengguna dapat memeriksa riwayat perjalanan, kecepatan, penggunaan total kilometer, status baterai, dan jejak lokasi.
Pengguna yang berlangganan baterai juga dapat mengisi pulsa, mengecek saldo rekening dan riwayat pembelian melalui aplikasi tersebut. (any)