Jawa Barat — Masih dalam rangkaian kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan Workshop Literasi Digital, di Jawa Barat.
Kali ini, tema yang diangkat adalah “Jadilah Inspirasi lewat Konten Digital yang Menghibur dan Edukatif” dengan menghadirkan narasumber dosen STAI Al Muhajirin Purwakarta Dian Ikha Pramayanti; CEO Banten Digital Teknologi Muhamad Abduh; serta Relawan Mafindo Tommy F Rumengan.
Berdasarkan Survei Indeks Literasi Digital Nasional Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Katadata Insight Center pada tahun 2021 disebutkan bahwa Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3,49 dari skala 5. Dalam merespons hal tersebut, Kemenkominfo menyelenggarakan
“Workshop Literasi Digital” dengan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Baca juga: Dukung Kesehatan Anak, Guardian Kembali Gelar Guardiancares
Selain itu, pada Januari 2023 diketahui bahwa 276,4 juta orang Indonesia telah mampu mengakses internet. Adapun jumlah ponsel di Indonesia melampaui populasi Indonesia sendiri, atau sebanyak 353,8 juta ponsel. Jumlah tersebut setara dengan 128 % dari populasi Indonesia. Dari jumlah pengakses internet di Indonesia, sebanyak 60,4 % atau 167 juta orang adalah pengguna media sosial.
Mengawali paparannya, Muhamad Abduh menjelaskan, konten yang kreatif, menghibur, dan edukatif adalah jenis konten digital yang berhasil menggabungkan unsur-unsur kreativitas, hiburan, dan pendidikan dalam satu kesatuan. Ini berarti konten tersebut tidak hanya menarik perhatian audiens dengan aspek hiburannya, tetapi juga memberikan informasi atau pembelajaran yang bernilai.
“Beberapa contoh konten kreatif adalah video lucu yang memberikan gambaran tentang ilmu pengetahuan; infografis yang menggabungkan fakta menarik dan desain unik; atau artikel blog yang mengangkat isu penting sembari mengemasnya dalam bahasa menarik,” ujar Abduh.
Abduh melanjutkan, ada beberapa tips agar konten yang kita buat bisa viral dengan menggunakan teknik algoritma tertentu. Caranya dengan membuat tagar atau hastag yang relevan, menulis caption yang singkat tetapi menarik, menambahkan lokasi, atau konsisten membuat konten berkualitas. Menurut dia, ada beberapa alasan konten harus dibuat menarik dan unik.
Baca juga: Dukung Perkembangan Skateboard Indonesia, Airwalk Luncurkan Campaign Airwalk Back to Skate!
Pertama, menghindari kecenderungan audiens bosan. Konten yang hanya informatif seringkali dapat menjadi membosankan. Dengan menambahkan elemen hiburan dan kreativitas, audiens lebih cenderung terlibat dan berinteraksi dengan konten tersebut.
Kedua, memudahkan pemahaman. Konten yang menggabungkan pendekatan edukatif dengan hiburan bisa membantu audiens memahami konsep yang kompleks dengan cara yang lebih ringan dan menarik. “Ketiga adalah meningkatkan daya ingat. Konten yang unik dan menarik lebih mudah diingat audiens. Terakhir adalah untuk meningkatkan pengikut dan audiens,” tuturnya.
Dian Ikha Pramayanti menambahkan, selain konten harus menarik dan menghibur, ada beberapa aturan dan batasan dalam pembuatan konten. Aturan tersebut antara lain si pembuat harus memahami tentang hak cipta dan plagiarisme. Kemudian, konten sebaiknya menghindari isu-isu yang sensitif dan kontroversial. Jangan semata-mata demi viral, konten yang kontroversial dan sensitif diunggah.
“Kemudian, lindungi privasi orang lain. Jangan umbar data atau informasi sensitif orang lain. Selain itu, konten juga tidak boleh mengandung fitnah, hoaks, atau ujaran kebencian,” ucapnya.
Hal penting lainnya dalam membuat konten yang menghibur dan menarik adalah dengan memahami target audiens yang disasar. Lalu, buatlah judul konten semenarik mungkin dan membuat audiens penasaran,” katanya.
“Jangan lupa sertakan narasi cerita yang kuat dan mudah dipahami maupun diingat audiens, gunakan bahasa yang sesuai dan mudah dipahami. Sebaiknya paragraf yang disusun pendek dan tak terlalu panjang agar tak membosankan audiens,” katanya.
Sementara itu, Tommy F Rumengan mengatakan, di era digital sekarang ini, tantangannya adalah mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya sopan dan santun, serta menghilangnya budaya Indonesia akibat serbuan budaya asing. Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum paham mengenai hak dan kewajiban di ruang digital.
“Oleh karena itu, amat penting ditingkatkannya pengetahuan dasar akan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara,” ucapnya.
Workshop Literasi Digital ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dapat diakses melalui website literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo. (any)