Jakarta-PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri Group), produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia berkomitmen menjadi Mitra Pertumbuhan (Growth Partner). Hal itu diwujudkan dengan menjalankan bisnis berprinsip Circular Economy dan Environmental, Social and Governance (ESG) dengan pilar R.E.S.P.O.N.S.I.B.L.E.
ESG and Sustainability Director Chandra Asri Phuping Taweesarp, mengatakan pihaknya senantiasa berkomitmen menjalankan bisnis dengan menekankan pada prinsip keberlanjutan dan aspek-aspek ESG. Yang menjadi fokus perusahaan ialah mengatasi permasalahan sampah plastik dengan memberikan nilai tambah (added value) pada produk dan memberi manfaat bagi masyarakat yang terlibat.
“Ini yang mendorong kami terus mengembangkan program sosial dan lingkungan agar pemangku kepentingan kami mendapatkan manfaatnya,” ujarnya dalam Private Event Session – “How Chandra Asri Navigates Its Business in Shaping the Future”, KTT ASEAN ke-43 2023, Hotel Sultan, Jakarta, Senin (4/9/2023).
Baca juga: Shifudo Kini Hadir dengan Tampilan Baru
Sebagai indikator pencapaian, Chandra Asri menggunakan sejumlah peringkat ESG dan parameter pengakuan di dalam negeri.
Di internasional, Morningstar Sustainalytics telah memberikan Chandra Asri peringkat risiko ESG rendah dalam 1 persen teratas industri kimia komoditas dan menetapkan sebagai Top-Rated Industry Performer.
“Selain itu, kami juga menerima peringkat BBB dari MSCI ESG Rating pada posisi kuartil pertama dalam industri. Di dalam negeri, kami menerima penghargaan Proper hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk tahun ke-2 secara berturut-turut, sebagai pengakuan lingkungan dan sosial ‘melebihi kepatuhan’ yang hanya sedikit yang berhasil dicapai. Bursa saham Indonesia juga telah memasukkan saham kami dalam Indeks ESG Leader, 30 teratas performa ESG dari anggota IDX,” tandasnya.
Dengan capaian tersebut, menjadi bukti kerja keras perusahaan, yang telah fokus dan berdedikasi untuk menjalin ESG ke dalam strategi sehari-hari, jangka menengah dan jangka panjang. “Ini jelas menunjukkan bahwa Chandra Asri berada di jalur yang benar dalam perjalanan perbaikan berkelanjutan kami untuk keunggulan operasional kelas dunia,” katanya.
Baca juga: Torang Sitorus Meriahkan Puncak Kampanye “Powerful Indonesia” di The Apurva Kempinski Bali
Dengan harapan dari para pemangku kepentingan yang terus berkembang, regulasi menjadi lebih ketat dan pandangan global terus berubah, Chandra Asri berupaya terus memperbarui strategi dan rencana aksi untuk mengakomodasi semua perubahan ini. “Kunci utamanya adalah memiliki kerangka kerja yang dapat mengatasi risiko dan peluang terkait ESG dan mengintegrasikannya secara tepat waktu ke dalam strategi bisnis perusahaan,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Legal, External Affairs and Circular Economy Director Chandra Asri Edi Riva’i juga memaparkan strategi bisnis berkelanjutan perusahaan di masa depan. “Saat ini, Chandra Asri merupakan pemimpin pasar di sektor petrokimia di Indonesia dengan berbagai proyek ekspansi yang telah dilakukan diantaranya Pembangunan Pabrik Butadiene, Syntetic Rubber, New Polyethylene, MTBE dan Butene-1. Selain itu, terdapat juga beberapa proyek yang saat ini dalam pipeline diantaranya Pabrik Chlor Alkali dan Ethylene Dichloride,” jelasnya.
Chandra Asri sendiri merupakan produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia dan mengoperasikan pabrik Naphtha Cracker, Styrene Monomer, Butadiene, MTBE dan Butene-1 satu-satunya di Indonesia, didukung oleh aset infrastruktur inti yang mencakup fasilitas energi, pengolahan air, jetty dan tank.
Chandra Asri sebagai Mitra Pertumbuhan (Growth Partner) berusaha mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dengan aktif mengarahkan bisnisnya dalam adaptasi terhadap perkembangan bisnis global yang selalu berubah. Selama enam bulan awal di 2023, Chandra Asri berhasil melebarkan sayapnya, dengan mengakuisisi 70 persen saham Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) di Krakatau Daya Listrik (KDL) dan 49 persen saham KSI di Krakatau Tirta Industri (KTI) pada 27 Februari 2023.
Selain itu, untuk mendukung bisnis lainnya, bersama INA perusahaan menjajaki pendirian Pabrik Chlor-Alkali Berskala Dunia melalui PT Chandra Asri Alkali (CAA). Chandra Asri juga menunjuk Lisensor Pabrik EDC dengan vinyl technology licensor dari Amerika Serikat.
Chandra Asri juga telah memproyeksi rencana pembangunan Pabrik Petrokimia Terintegrasi ke-2 (CAP2) yang saat ini dihadapkan gempuran produk impor dari negara-negara CEPA, serta buruknya kondisi geopolitik global. “Oleh karena itu, CAP2 tengah melakukan upaya rekonfiguransi dalam memastikan tujuan pertumbuhan usaha strategis tetap terlaksana,” imbuhnya.
Perusahaan juga tengah fokus optimalisasi dari akuisisi Krakatau Tirta Industri (KTI) dan Krakatau Daya Listrik (KDL), mulai dari percepatan perluasan pasokan air dan energi untuk memenuhi kebutuhan industri yang berkembang, serta untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar di Cilegon dan mendukung kompleks petrokimia skala global kedua CAP2, melalui sinergi operasional, teknis dan keuangan.
“Sesuai dengan prioritas di tahun 2023 untuk memperluas bisnis petrokimia, Chandra Asri melalui PT Chandra Asri Alkali (CAA) membangun Pabrik CA-EDC berskala dunia dengan harapan dapat menunjang percepatan pertumbuhan Industri Hilir Nasional, mendukung ambisi Indonesia sebagai salah satu penghasil Nikel terbesar di dunia, sekaligus memposisikan diri dalam rantai nilai kendaraan listrik global,” tuturnya.
Chandra Asri memiliki rencana pertumbuhan dengan 3 pilar “Big, Long and Diversify” hingga tahun 2030, yang mana terdapat beberapa proyek yang termasuk di dalamnya, diantaranya proyek ekspansi pembangunan pabrik petrokimia terintegrasi ke-2 (BIG), proyek hilirisasi produk petrokimia “EDC” dan kimia anorganik “CA” (LONG), serta pengembangan bisnis ke sektor infrastruktur melalui akuisisi KDL dan KTI (Diversify). (any)
#chandraasri
#petrokimia
#kttasean
#esg
#growthpartner