Jakarta- Belakangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) mengalami peningkatan. Bahkan angka kematian penyakit ini terbilang tinggi terutama pada anak. Upaya pemberantasan nyamuk aedes aegypti tak bisa hanya bergantung pada pemerintah saja. Dibutuhkan peran berbagai pihak, salah satunya sektor swasta.
Inilah yang dilakukan PT Takeda Innovative Medicine (Takeda). Tak sia-sia, Takeda pun meraih penghargaan PR Indonesia Award 2024 untuk program pencegahan dengue di Indonesia yang salah satunya dijalankan bersama Kementerian Kesehatan.
“Pencapaian ini menggarisbawahi dedikasi kami untuk membuat perbedaan nyata dalam kesehatan masyarakat, sesuai dengan keahlian kami. Hal ini tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya dukungan dan sambutan baik dari pihak-pihak terkait, di antaranya Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan, para mitra di dunia kesehatan, komunitas, serta masyarakat umum,” kata Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht di Jakarta, Kamis (21/4/2024).
Baca juga: Yuk Intip Ide Aktivitas Ngabuburit Sambil Dekorasi Rumah
Andreas menuturkan, dalam rangka membentuk pondasi yang kuat, Takeda dan Kementerian Kesehatan menyusun program kerja bersama dan meluncurkan Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD, yang bertujuan mengajak lebih banyak masyarakat untuk semakin memahami tentang dengue beserta tindak pencegahan, termasuk memberikan edukasi seputar upaya preventif yang inovatif seperti Wolbachia dan vaksinasi.
Kampanye tersebut kemudian diperkuat dengan berbagai serangkaian dialog, baik dengan para pembuat kebijakan, maupun komunitas sosial, untuk mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan dengue di Indonesia.
Baca juga: Ini Dia Tips Lawan Panas Dalam Selama Puasa
Dalam acara penghargaan yang pihaknya menangkan dalam kategori Program Corporate PR untuk Perusahaan Swasta itu, Andreas turut mengatakan pihaknya akan terus berkomitmen membantu pemerintah mencegah penularan dengue yang diwujudkan melalui Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue, yang digagas oleh Kaukus Kesehatan DPR RI dan Kementerian Kesehatan. “Saya juga ingin berterima kasih kepada Kementerian Kesehatan RI untuk komitmen yang luar biasa, para mitra, dan yang tidak kalah penting adalah seluruh karyawan Takeda di Indonesia, yang atas dedikasi dan kerja keras merekalah, kami bisa mendapatkan penghargaan ini,” tandasnya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes dr Imran Pambudi menanggapi dengan menyatakan bahwa untuk mencapai target nol kematian akibat dengue di tahun 2030, diperlukan peran aktif seluruh lapisan masyarakat. “Implementasi pengendalian dan pencegahan harus dilakukan di tingkat terkecil, yaitu keluarga. Semakin banyak keluarga bergerak, maka akan membantu kita mendekati target kurang dari 10 per 10 ribu penduduk,” katanya.
Ia menambahkan saat ini beberapa daerah telah menetapkan status kondisi luar biasa (KLB) dengue, sehingga implementasi 3M Plus masih memegang peran yang sangat krusial dalam pengendalian kasus DBD di Indonesia.
Berdasarkan data Kemenkes sampai dengan minggu ke-11 tahun 2024, terdapat 35.556 kasus dengue di Indonesia dengan 290 kematian. Di bulan Maret 2024 pun, beberapa daerah sudah menetapkan KLB, seperti Jepara, Enrekang, Kutai Barat, Lampung Timur, dan Kabupaten Nagekeo. “Oleh karena itu, pemerintah tidak pernah bosan untuk terus menekankan pentingnya 3M Plus, dan termasuk mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti Wolbachia dan vaksin dengue,” katanya. (any)