Jakarta-Pada saat ini, masih sedikit dari orang tua di Indonesia yang mengetahui secara betul apa itu mikroba patogen. Terkhusus bagi ibu-ibu yang selalu menyiapkan makanan untuk keluarga, harus mengetahui bahwa mikroba patogen bisa saja ada pada bahan makanan atau minuman yang disajikan.
Diketahui, bahan makanan selain merupakan sumber gizi bagi manusia, ternyata juga merupakan sumber makanan bagi mikroorganisme. Pertumbuhan mikroorganisme dalam bahan pangan dapat menyebabkan perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan bahan pangan secara gizi, daya cerna ataupun daya simpannya.
Kejadian ini biasanya akan terjadi pada pembusukan bahan pangan makanan ataupun minuman. Bahan pangan dapat bertindak sebagai perantara atau substrat untuk pertumbuhan mikroorganisme patogenik dan organisme lain penyebab penyakit. Gangguan-gangguan kesehatan, khususnya gangguan perut akibat makanan disebabkan, antara lain bisa menyebabkan diare yang berkepanjangan, alergi, bahkan bisa sampai mengalami stunting.
Baca juga: Ini Cara Brantas Abipraya Dukung Future Smart Forest City of Indonesia
Gangguan-gangguan ini juga sering dikelompokkan menjadi satu karena memiliki gejala yang hampir sama atau sering tertukar dalam penentuan penyebabnya. Secara umum, istilah keracunan makanan yang sering digunakan untuk menyebut adanya gangguan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Mencakup gangguan-gangguan yang diakibatkan termakannya toksin yang dihasilkan dari organisme-organisme tertentu dan ganggguan akibat terinfeksiorganisme penghasil toksin.
Diketahui, toksin-toksin dapat ditemukan secara alami pada beberapa tumbuhan dan hewan atau suatu produk metabolit toksik yang dihasilkan pada suatu metabolisme. Bisa disebut dengan intoksikasi pangan adanya gangguan akibat mengkonsumsi toksin dari bakteri yang telah terbentuk dalam makanan.
Sedangkan infeksi pangan disebabkan masuknya bakteri ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi dan sebagai akibat reaksi tubuh terhadap bakteri atau hasil-hasil metabolismenya. Nah, jika Bunda sudah mengetahui apa itu mikroba patogen berbahaya, maka tidak maukan sang buah hati merasakan gangguan-gangguan tersebut jika mengkonsumsi suatu makanan yang salah.
Baca juga: 50 Musisi Bakal Ramaikan Jakarta Street Jazz Festival 2024 di Blok M
Penting bagi orang tua untuk memberikan makanan dan suplemen yang terjamin keamanannya dan bebas mikroba patogen lantaran dapat menyebabkan infeksi pada sang buah hati. Hal tersebut bisa saja berdampak pada penghambatan pertumbuhan dan perkembangan sang buah hati, terutama anak yang masih di fase age 0-5 tahun.
Alurnya pun dimulai dari pangan atau suplemen yang terkontaminasi cemaran bakteri patogen (E.coli, Shigella, Salmonella, Clostridia, dsb).
Selanjutnya jika dikonsumsi oleh sang buah hati maka akan terjadi infeksi saluran pencernaan seperti diare atau disentri. Lalu akan menyebabkan hambatan pada pertumbuhan dan perkembangan seperti BB seret, malnutrisi, stunting.
Berikut mikroba patogen dan infeksi saluran pencernaan sang buah hati melalui prevalensi atau tingkat kejadiannya, di antaranya:
• Bakteri patogen seperti E.coli menjadi penyebab diare, sementara Shigella menjadi penyebab disentri, mikroba patogen tersebut dapat mencemari makanan atau minuman.
• Diare merupakan salah satu penyebab utama kematian, terutama pada anak-anak, sekitar10% episode diare pada anak berusa di bawah lima tahun di seluruh dunia merupakan diare berdarah atau disentri.
• Infeksi saluran pencernaan masih menjadi permasalahan yang masif di Indonesia dan sangat rentan dialami oleh balita dan anak-anak.
Infeksi dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan sang buah hati, lantaran infeksi dapat menyebabkan malnutrisi atau kekurangan mikronutrien pada si Kecil.
Padahal pertumbuhan pada masa golden age adalah masa yang krusial dan dapat terulang.
Berikut infeksi saluran pencernaan menghambat pertumbuhan sang buah hati dengan 5 cara, di antaranya:
• Menurunkan nafsu makan.
• Mengganggu penyerapan nutrisi atau zat gizi.
• Menyebabkan kehilangan zat gizi.
• Meningkatkan kebutuhan metabolik tubuh.
• Mengganggu transportasi dan distribusi zat gizi.
Jika Bunda melihat beberapa dampak yang akan dirasakan sang buah hati jika terinfeksi mikroba patogen berbahaya pastinya akan membuat Bunda takut. Namun, sang buah hati sangat membutuhkan suplemen untuk membantu tumbuh kembangnya lebih optimal serta dapat membantu kecerdasan otaknya.
Tak perlu khawatir lagi Bunda, ada salah satu suplemen yang sudah teruji lab bebas dari mikroba patogen berbahaya, yakni vitamin Generos. Tenang saja Bunda, Generos sudah terbukti bebas dari mikroba patogen berbahaya karena sudah teruji lab. Pengujian dilakukan di Laboratorim Biochen Technology Surabaya yang sudah terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN), pada (22/03/2024).
Jadi hasil uji lab Generos sudah sesuai dan memenuhi standar keamanan dan mutu BPOM merujuk Peraturan BPOM No. 32 tahun 2019. Generos bebas mikroba patogen berbahaya.
Generos melakukan pengajuan lab secara terjadwal dan berkala sebagai komitmen untuk memastikan produk benar-benar terjaga hingga sampai ke tangan customer.
Faathimah Hasnaa, Product Development mengungkapkan bahwa dalam pembuatan Generos selalu mengedepankan prinsip sanitasi higienis dan penjaminan mutu. “Dalam proses pembuatannya, Generos selalu mengedepankan prinsip sanitasi higienis dan penjaminan mutu,” tandasnya.
Tak hanya itu, lanjutnya, generos juga diproduksi pada pabrik yang terstandar, sehingga mencegah adanya kontaminasi silang pada produk akhir. Karena Generos ditujukan sebagai suplemen herbal untuk kesehatan anak, di mana anak yang berusia di bawah 5 tahun merupakan kelompok konsumen yang rentan.
“Generos ditujukan sebagai herbal untuk kesehatan anak, di mana anak terutama usia di bawah 5 tahun merupakan konsumen yang rentan. Sehingga sangat penting untuk memastikan Generos aman dikonsumsi dengan mutu khasiat yang terjamin,” lanjutnya.
Jadi Bunda nggak perlu khawatir lagi jika ingin memberikan Generos pada sang buah hati, karena sudah dijamin bebas dari mikroba patogen berbahaya. (any)