Jakarta – Imam Besar Masjid Istiqlal K.H Nasaruddin Umar menjelaskan pihaknya secara terus menerus meminta umat Islam supaya bersama-sama pro aktif memutuskan mata rantai penyebaran COVID-19.
Khusus di Masjid Istiqlal, katanya, secara masif sudah memberi literasi ke jamaah, baik langsung, maupun ewat bermacam media seperti papan informasi serta edaran dan buku saku.
Baca juga: Boleh Tidak Suami Istri Berhubungan Saat Ramadan
Bahkan, Masjid Istiqlal membatasi ritual ibadah, termasuk membatasi jumlah jamaah yang bisa beraktivitas di lokasi Masjid Istiqlal.
Hal ini dikatakan, Nasaruddin dalam diskusi dengan topik Prosedur Kesehatan Bulan ramadan yang diadakan oleh FMB9 KCPPEN melalui virtual belum lama ini.
Baca juga: THR untuk PNS Sedang Dipersiapkan
“Ketentuannya 50 persen kapasitas. Tetapi kami awasi cuman 1 persen atau sekitar 2000 orang. Jadi kami lakukan ketaatan prokes lebih dari yang diputuskan pemerintahan DKI Jakarta,” tutur Nasaruddin.
Dalam diskusi itu dikatakan, Masjid Istiqlal tak lagi menampung aktivitas bukber, itikaf atau makan sahur bersama. Usaha yang lain adalah pembersihan tempat salat tiap usai dipakai sholat berjemaah, seperti tarawih.
“Masjid Istiqlal bukan hanya simbol. Kami jadi contoh untuk beberapa masjid yang lain di Indonesia,” tegasnya. (mah)