Kalimantan— Dalam rangka Kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI telah menyelesaikan Pesta Siswa Literasi Digital #MakinCakapDigital 2024 sebagai puncak dari rangkaian acara Literasi Digital 2024 untuk segmen pendidikan di Kalimantan dengan tema “Pendidikan untuk Generasi Emas di Era Digital”. Acara tersebut dilaksanakan pada Selasa (21/5/2024).
Pada acara tersebut, terdapat beberapa narasumber diskusi, antara lain: Pranata Komputer Ahli Pertama Dinas Kominfotik Banjarmasin, Rizki Yuwanda; Dosen UIN Antasari Banjarmasin, Muhammad Ridha; Pamong Budaya, Rayi Pirukya Amadyuti; CEO PT Borneo Mediatama Digital, Dedi Priansyah; Konten Kreator dan Penggiat Visual, Kysahh; serta Kepala Seksi Tata Kelola & Ekosistem e-Government Dinas Komunikasi Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Banjar, Ninik Widayati. Mitra Kolaborasi webinar kali ini adalah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), yang didukung penuh oleh Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, dengan lokasi webinar di Gedung Sultan Suriansyah, Banjarmasin.
Sedangkan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel, Muhammadun, memberikan keynote speech, dan sekitar 2 ribu siswa sekolah dari berbagai jenjang dan lembaga pendidikan di wilayah Kabupaten Banjar, Kota Banjarmasin dan sekitarnya menjadi peserta di acara tersebut. Tidak hanya itu, artis lokal Anisa Cahyani dan Febby Putri turut memeriahkan acara tersebut.
Baca juga: Osim Hadirkan Heavenly Massage Chair, Kursi Pijat dengan Harga Lebih Affordable
Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Tahun 2023, pengguna internet di Indonesia mencapai 215,62 juta atau setara 78,19 persen dari total populasi Indonesia. Di sisi lain, pengukuran status literasi digital Indonesia 2023 terhadap 38 provinsi menunjukkan bahwa kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan TIK semakin membaik dalam setahun terakhir. Indeks literasi digital Indonesia di awal 2023 ada di level 3,54 dari skala 1-5, jika dibandingkan dengan 2020 yang ada di level 3,46.
Pada era digital saat ini, terdapat tantangan dan peluang baru yang muncul, ini mendorong pendekatan pendidikan untuk menciptakan generasi emas yang siap menghadapi perubahan di masa depan. Dengan teknologi dan internet yang dapat diakses hingga ke pelosok negeri bahkan seluruh dunia, generasi muda harus memiliki kemampuan untuk menyaring informasi yang berkualitas untuk dapat dimanfaatkan serta mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
Baca juga: Anessa Luncurkan Night Sun Care Serum, Mampu Memperbaiki Kulit Usai Terpapar Sinar UV
Bersama dengan pendidikan karakter untuk mendorong perilaku positif bagi generasi muda dengan menanamkan nilai tanggung jawab, empati, sopan santun, dan kejujuran. Penguatan literasi digital di dunia pendidikan akan menciptakan pendidikan yang berkualitas demi era Indonesia Emas yang cakap digital dan beretika.
Pada pidato kuncinya, Muhammadun mengungkapkan peningkatan kemampuan penggunaan internet secara aman dan produktif telah membawa perubahan besar dalam cara berkomunikasi, belajar, dan bekerja. “Namun, kemajuan tersebut juga dapat memunculkan berbagai tantangan. Kemampuan literasi digital yang memadai akan membantu masyarakat dalam menghindari terjebak dalam arus informasi palsu, jebakan privasi, dan ancaman keamanan online,” katanya.
Generasi Z yang lahir berkisar 1997-2012 disebut Rayi Pirukya, cenderung kecanduan gadget karena lahir dalam era digital yang sudah mapan. Mereka tumbuh dengan smartphone, media sosial, dan internet yang merajai kehidupan sehari-hari. “Gadget memiliki dampak buruk bagi siswa, seperti penurunan konsentrasi saat belajar, malas menulis dan membaca, penurunan kemampuan bersosialisasi, serta gangguan kesehatan, utamanya sering merasakan pusing,” tutur Rayi.
Selain itu, Dedi Priansyah mengingatkan tentang risiko cyberbullying di dunia digital. Cyberbullying merupakan tindakan agresif, mengintimidasi, atau merendahkan seseorang melalui penggunaan teknologi digital seperti internet, media sosial, pesan teks, atau email. Dampak cyberbullying mulai dari depresi, cemas, malu, sulit tidur dan makan, masalah kesehatan fisik, bahkan terparah bisa sampai menyakiti diri sendiri.
“Perundungan digital ini tidak boleh didiamkan dan harus dilawan. Selain bisa melaporkan melalui fitur ‘report’ di platform online, para siswa juga disarankan untuk menyimpan bukti berupa tangkapan layar pesan, email, atau postingan cyberbullying. Selain itu, hindari balas dendam karena hanya akan memperburuk keadaan,” ungkap Dedi.
Dari pengamatan dan pengalaman Kysahh, seseorang mudah melakukan perundungan di ruang digital karena faktor anonimitas atau kemudahan dalam menyembunyikan identitas. Oleh karena itu, terdapat begitu banyak akun palsu di berbagai platform media sosial. Dalam hal ini, Ninik Widayati menyarankan bahwa generasi muda harus menjadi garda terdepan dalam melawan cyberbullying. Mereka juga harus mempelopori budaya digital yang positif, mulai dari edukasi tentang jejak digital serta interaksi positif atau sopan dalam bermedsos. Hal penting lainnya yakni menghargai keragaman pendapat dan latar belakang.
Muhammad Ridha dalam paparannya mengingatkan bahwa budaya bermedia digital itu penting. Budaya bermedia digital merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai budaya tersebut dapat dijabarkan dalam lima sikap bermedia sosial berlandaskan Pancasila. Pertama, saling menghormati perbedaan kepercayaan di ruang digital. Kedua, memperlakukan orang lain dengan adil dan manusiawi di ruang digital.
“Ketiga, mengutamakan kepentingan Indonesia di atas kepentingan pribadi atau golongan di ruang digital. Keempat, memberi kesempatan setiap orang untuk bebas berekspresi, dan berpendapat di ruang digital. Adapun nilai kelima adalah bersama-sama membangun ruang digital yang aman dan etis bagi setiap pengguna,” tukasnya.
Workshop Literasi Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
Informasi lebih lanjut mengenai gerakan literasi digital dapat diakses melalui website literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo. (any)
#makincakapdigital
#kemenkominfo
#literasidigital
#genz