Jakarta – Teknologi informasi dan internet semakin berkembang dan mendominasi kehidupan modern, termasuk dalam bisnis, pendidikan, hiburan, dan pemerintahan. Namun, semakin modern dan kompleksnya dunia teknologi informasi, semakin tinggi pula risiko terjadinya kejahatan siber.
Indonesia sebagai salah satu negara Asia Tenggara terbesar dan paling berkembang memiliki banyak tantangan dalam menjaga keamanan siber pada infrastruktur teknologi informasinya. Sayangnya, di Indonesia masih minim jumlah ahli keamanan siber, yang membuat perusahaan dan lembaga publik mudah menjadi korban serangan siber. Selain itu, masih banyak masyarakat yang kurang sadar dan terlalu percaya diri dengan keamanan informasi pribadi mereka.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya terus-menerus untuk meningkatkan kesadaran dan pencegahan serangan siber di Indonesia. Salah satunya yang dilakukan PT ITSEC Asia Tbk, yang baru saja meluncurkan IntelliBroń, “Your Smart Cybersecurity Companion”. Dalam pelaksanaanya, mereka menggandeng XL Axiata Company & Hypernet Technologies, sebagai Mitra Strategis, dan dalam pelaksanaannya menunjuk DEFEND IT360 untuk memasarkan produk tersebut.
Baca juga: Es Krim Joyday Dukung Kompetisi AFC U17 Women’s Asian Cup di Bali
IntelliBroń merupakan sebuah sistem keamanan siber yang terintegrasi dalam sebuah jaringan untuk menjadi solusi bagi tantangan cyber security saat ini khususnya bagi Small and Medium-sized Enterprises (SMEs).
Pada umumnya SMEs memiliki keterbatasan tenaga ahli keamanan siber dan juga kurangnya pemahaman organisasi terhadap keamanan siber dan resiko-resiko serangan dunia maya, hal itu membuat sulit untuk mengembangkan proyek sistem keamanan siber di organisasi. Selain itu anggaran keamanan yang terbatas juga menjadi tantangan untuk melakukan investasi keamanan siber yang tepat pada skala anggaran. Ditambah lagi kompleksitas layanan keamanan siber yang tersedia seringkali menjadikan keputusan pengembangan keamanan siber sulit terwujud.
Bahkan, kurangnya sumber daya ahli keamanan siber yang kompeten di Indonesia juga turut menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh SMEs dalam mempercayakan kebutuhannya pada penyedia layanan dan solusi cyber security yang tepat.
Dalam memilih solusi keamanan siber yang tepat, SMEs memiliki pilihan yang sangat terbatas. Karena saat ini belum ada solusi cyber security yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan SMEs secara eksklusif, terutama penyedia jasa keamanan siber yang berbasis lokal.
Baca juga: Penghargaan Properti Terbesar Pilihan Konsumen Kembali Digelar
Berangkat dari permasalahan tersebut, IntelliBroń hadir sebagai jawaban terhadap tantangan yang saat ini tengah dialami oleh industri yang memanfaatkan teknologi digital dalam ekosistem bisnis mereka, terutama bagi market SMEs yang telah memiliki kesadaran akan pentingnya perlindungan aset digital. Dengan fitur-fitur penting yang memadai untuk sebuah Threat Detection and Response System, IntelliBroń menjadi solusi yang sangat Cost-Efficient.
Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk, Joseph Edi Hut Lumban Gaol menyatakan bahwa peluncuran IntelliBroń merupakan salah satu bentuk dari komitmen ITSEC Asia untuk mengembangkan produk layanan keamanan sistem informasi yang dapat dijangkau dan digunakan oleh lebih banyak pihak. “Dengan adanya lebih dari 400 juta anomali siber sepanjang tahun 2023 di Indonesia yang diprediksi akan terus meningkat, urgensi dari pembentukan infrastruktur keamanan siber dalam berbagai lapisan sektor industri akan menjadi semakin penting,” ujarnya di Jakarta, Rabu (29/5/2024).
Pasalnya, lanjutnya, anomali tersebut tidak hanya menyasar korporasi besar, namun juga organisasi kecil maupun individu. “Melalui tim Research and Development dari ITSEC Asia, kali ini kami mengembangkan sebuah inovasi solusi keamanan siber yang dirancang agar tepat guna pada hal yang esensial bagi pelaku usaha, utamanya bagi Small and Medium-sized Enterprises (SMEs / Usaha Kecil Menengah),” tambahnya.
IntelliBroń merupakan sebuah perangkat sistem keamanan siber dan peringatan dini yang dapat mendekteksi anomali siber yang mencurigakan melalui monitoring system (dashboard) bernama Bellatrix, dan Network Threat Detector (Hardware) yang dinamakan Rigel. Dashboard sendiri adalah fitur dimana seorang analis keamanan siber melakukan monitoring dan analisa dari aktivitas mencurigakan yang berhasil terdeteksi, serta melakukan pencatatan atas respon yang dapat dilakukan.
Sedangkan Threat Detector adalah hardware yang dipasang di dalam jaringan milik pengguna IntelliBroń untuk membaca, menganalisa dan mendeteksi aktivitas yang lewat dalam jaringan, baik itu antar internal atau dengan pihak eksternal.
Secara sederhana, IntelliBroń bekerja dengan cara memantau seluruh aktivitas siber dan data traffic yang ada dalam perusahaan, dan mengirimkan notifikasi secara real-time apabila ditemukan adanya aktivitas siber yang mencurigakan. Notifikasi tersebut dapat membantu perusahaan dalam menentukan langkah mitigasi yang dapat dilakukan.
Head of Research & Development PT ITSEC Asia Tbk, Rasyid Sahputra menyampaikan, fitur yang disematkan dalam IntelliBroń bukan hanya merupakan fitur-fitur mainstream, namun juga fitur terkini seperti Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning.
“IntelliBroń telah mengadopsi berbagai fitur yang diperlukan dalam menciptakan ekosistem siber yang aman di dalam perusahaan, seperti AI dan Machine Learning yang dapat membedakan antara aktivitas sistem dan data traffic perusahaan, dengan aktivitas siber yang mencurigakan,” jelasnya.
Dengan adanya teknologi AI di dalam IntelliBroń, anggota perusahaan yang tidak memiliki tim spesialisasi di bidang cyber security juga dapat mengetahui secara langsung terkait langkah mitigasi dari serangan siber. Teknologi AI yang disematkan dalam IntelliBroń juga memilki sistem pembelajaran mandiri karena telah di-program dengan informasi terkait aktivitas siber mencurigakan yang dapat diantisipasi.
Layaknya CCTV, IntelliBroń akan mendeteksi aktivitas atau traffic siber dalam sistem perusahaan. Apabila muncul kejanggalan berdasarkan database yang ada, maka IntelliBroń akan segera mengirim notifikasi yang dapat membantu SMEs untuk menentukan langkah pencegahannya.
“Pengalaman kami dalam memahami tantangan keamanan siber yang dihadapi UKM, dari keterbatasan sumber daya hingga ancaman yang berkembang mendorong kami untuk menjalin kerja sama dengan ITSEC Asia dalam memasarkan IntelliBroń. Solusi keamanan siber ini dirancang untuk memberdayakan UKM, melindungi aset digital mereka dari serangan canggih, dan memberikan ruang lebih untuk inovasi dan pertumbuhan tanpa kekhawatiran. Dengan akses perlindungan siber terbaik, UKM dapat fokus pada pengembangan bisnis, meningkatkan daya saing, dan berkontribusi lebih besar bagi perekonomian Indonesia,” ujar CTO Hypernet Technologies, Sudino Oei.
Sementara itu Chief Enterprise Business Officer XL Axiata, Feby Sallyanto menyampaikan, XL Axiata mendukung penuh langkah strategis DEFEND IT360 sebagai partner ekslusif ITSEC Asia dalam memasarkan solusi keamanan siber bagi UKM ini. Kolaborasi kedua perusahaan juga sangat strategis bagi XL Axiata Business Solutions (XLABS) dalam memperkuat penyediaan layanan solusi keamanan siber bagi para pelanggan B2B termasuk kalangan UKM.
“Kami juga percaya bahwa ITSEC Asia merupakan partner yang tepat, mulai karena portofolio lengkap yang dimiliki oleh ITSEC Asia, pengalaman profesional perusahannya dalam industri keamanan siber, serta kompetensi tenaga ahli yang dimiliki.Tentunya kerja sama ini akan sama sama saling menguntungkan dan memperkuat bisnis masing-masing,” tandasnya.
Joseph Lumban Gaol juga menegaskan bahwa dengan kriteria yang tepat dari segi harga, utilitas, sistem penerapan, serta seluruh fitur yang dibutuhkan oleh SMEs, IntelliBroń dihadirkan untuk dapat menjawab tantangan keamanan siber yang selama ini dihadapi oleh SMEs.
“Kehadiran IntelliBroń kami harap dapat mendukung kinerja seluruh SMEs di Indonesia untuk dapat terus beroperasi dengan dukungan infrastruktur digital yang lebih aman dari ancaman siber. Dengan fitur, teknologi, dan kemudahannya, kami yakin IntelliBroń dapat menjadi mitra yang cerdas bagi perusahaan dalam mengatasi ancaman siber,” tutup Joseph. (any)