Jakarta-Dalam rangka memperingati Hari Purbakala 2024, Indonesian Heritage Agency (IHA) mengadakan kegiatan Walking Tour dan Pembersihan Situs Cagar Budaya di beberapa kota. Melalui tiga kegiatan utama pada Unit Warisan Dunia Borobudur di Magelang.
Museum dan Kawasan Cagar Budaya Nasional Sangiran di Karanganyar dan Sragen; serta Candi Plaosan, Candi Ratu Boko, dan Candi Ijo di Yogyakarta, IHA mengundang pelajar, mahasiswa, dan masyarakat untuk turut serta dalam upaya pelestarian warisan budaya Indonesia.
IHA, dengan semangat kolektif, mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan cagar budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang kepada kita. Plt Kepala Indonesian Heritage Agency, Ahmad Mahendra menjelaskan, bagaimana peringatan Hari Purbakala ini sangatlah penting.
Baca juga: Artis Hingga Kementerian Masih Kerjasama dari Produk Afiliasi Israel
“Dalam memperingati Hari Purbakala, IHA mengupayakan berbagai kegiatan inovatif secara serentak khususnya di unit-unit Prasejarah Sangiran dan kawasan percandian. Tujuan utama kegiatan ini tentunya untuk terus mendukung keberlanjutan dari upaya pemeliharaan cagar budaya serta inklusivitas bersama dengan publik, khususnya komunitas dan masyarakat di area kawasan cagar budaya,” ujarnya.
Pelaksanaan program publik di Hari Purbakala ini sejalan dengan konsep reimajinasi yang menjadi fokus utama IHA saat ini, khususnya di bawah pilar reprogramming. Reprogramming, atau pemrograman ulang, berfokus pada pembaruan kuratorial dan koleksi untuk mengubah narasi besar yang disampaikan museum dan situs cagar budaya, menguatkan nilai-nilai budaya setiap program kuratorial, dan menjadikan setiap produk koleksi menjadi produk pengetahuan yang memiliki nilai sejarah, komunal, dan edukatif, yang bersama-sama perlu dilestarikan dan dipelihara secara berlanjut.
Penetapan 14 Juni sebagai Hari Purbakala tidak terlepas dari sejarah panjang berdirinya institusi kepurbakalaan di Indonesia, yaitu Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch-Indie, yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada 14 Juni 1913 atau kurang lebih 111 tahun yang lalu. Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch-Indie memberikan kontribusi besar dalam menangani masalah-masalah kepurbakalaan di Indonesia saat itu dan merupakan cikal bakal lembaga-lembaga yang bergerak di bidang pelestarian cagar budaya di Indonesia.
Dengan semangat memperingati upaya pelestarian purbakala dan upaya penelitian arkeologi nasional, sejalan dengan semangat IHA untuk terus mengedepankan upaya kolaboratif, IHA melalui unit cagar budaya yang dikelola, menyelenggarakan berbagai rangkaian kegiatan untuk meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam pelestarian cagar budaya Indonesia.
Baca juga: Peduli Lingkungan, Unicharm Luncurkan Lini Produk Berbahan Bio Material
Salah satu kegiatan utama adalah pembersihan lingkungan cagar budaya yang dilaksanakan oleh Unit Warisan Dunia Borobudur, melibatkan masyarakat sekitar Situs Candi Borobudur, Candi Mendut, dan Situs Brongsongan.
Selain itu, IHA melalui Unit Cagar Budaya Candi Plaosan, Candi Ratu Boko, dan Candi Ijo juga mengadakan kegiatan interaktif heritage trail berupa walking tour dengan rute perjalanan yang melintasi Candi Sewu, Candi Plaosan, Desa Bugisan, dan Candi Sojiwan. Kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari pelajar, Pokdarwis Desa Bugisan, komunitas budaya dan museum, perwakilan universitas, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, dan Pemerintah Daerah.
Unit Museum dan Kawasan Cagar Budaya Nasional Sangiran juga menyelenggarakan rangkaian kegiatan yang dimulai dengan agenda Sedekah Desa Purba Manyarejo bersama Komunitas Brayat Krajan sejak tanggal 1 hingga 14 Juni 2024, dilanjutkan dengan kegiatan Festival Prehistory, dan ditutup dengan kegiatan pembersihan lingkungan di Museum dan Kawasan Cagar Budaya Nasional Sangiran.
Ketua Tim Cagar Budaya Indonesian Heritage Agency, St. Prabawa Dwi P., menyampaikan, peringatan Hari Purbakala tahun 2024 ini dirancang bukan sekadar program seremonial.
“Ini adalah kesempatan bagi kami untuk berkolaborasi dengan masyarakat dan komunitas sekitar kawasan cagar budaya untuk bersama-sama saling memahami dan mendukung upaya pelestarian serta pengembangan ilmu arkeologi yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari di lingkungan kawasan cagar budaya. Program ini menginspirasi dan melibatkan berbagai kalangan, mulai dari anak sekolah hingga komunitas dan publik, untuk berperan aktif dalam menjaga warisan budaya kita,” tandasnya.
“Kami berharap rangkaian kegiatan peringatan Hari Purbakala Nasional dari IHA dapat mendorong masyarakat luas untuk semakin memahami arti peninggalan purbakala sebagai bukti fisik yang membentuk identitas bangsa Indonesia. Kesadaran ini akan mendorong masyarakat mencintai warisan budayanya sehingga dapat menumbuhkan kesadaran untuk ikut merawatnya,” tambahnya. (any)