Bola – Misteri kematian legenda sepakbola dunia, Diego Maradona masih berlanjut. Kali ini ada tujuh tenaga medis yang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Pada 2 November 2020, Maradona sempat menjalani perawatan di rumah sakit La Plata, kuat dugaan karena alasan psikologis.
Baca juga: Chelsea Vs Leicester City Bentrok Lagi, Demi Perebutan Tiket Liga Champions
Satu hari kemudian, Maradona menjalani operasi otak darurat untuk mengobati hematoma subdural. Setelah operasinya berjalan sukses, Maradona dipulangkan pada 12 November.
Hanya saja, pada 25 Novemer 2020, di usia 60 tahun, Maradona kembali menderita serangan jantung hingga meninggal di rumahnya di Dique Luján, Provinsi Buenos Aires, Argentina.
Upaya penyelamatan oleh tenaga medis gagal. Dari situ, keluarga Maradona menuntut keadilan atas meninggalnya mantan kapten Timnas Argentina itu.
Baca juga: Man City Tunda Perayaan Gelar Juara Liga Primer 2021
Mereka menilai tujuh tenaga medis dengan rincian ahli bedah saraf, Leopoldo Luque, psikiater Agustina Cosachov, dan psikolog Carlos Diaz serta empat perawat lalai menjalankan tugas.
Sebab, kuat dugaan Maradona diduga menerima perawatan medis yang tak memadai dan dibiarkan menderita sebelum meninggal.
Dikutip dari ESPN, pihak kejaksaan telah meminta ketujuh tersangka tidak meninggalkan Argentina dan bersaksi di pengadilan pada 31 Mei mendatang
Dan apabila terbukti bersalah, ketujuh tersangka terancam hukuman delapan sampai 25 tahun penjara.