Pontianak-Seluruh aktivitas sehari-hari saat ini tidak bisa dipisahkan dengan teknologi digital pada gawai, seperti ponsel atau laptop. Kemajuan akses internet dan fasilitas teknologi digital yang memadai menghadirkan sejumlah peluang baru di dunia kerja. Namun, di balik itu, patut diwaspadai ancaman kejahatan siber, termasuk dampak kecanduan digital.
Hal itu menjadi pembahasan dalam webinar bertema “Pemanfaatan Gadget secara Positif sebagai Media Pembelajaran”, Rabu (19/10/2022), di Pontianak, Kalimantan Barat, yang di moderatori Debby Glen Firmansyah.
Webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi ini menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu VP Head of Marketing PT Indosat Tbk Heny Tri Purnaningsih; dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muslim Indonesia Makassar Izki Fikriani Amir; dan Ketua Bidang Kesekretariatan Relawan TIK Kalimantan Barat Rahmad Widyo Utomo.
Baca juga: Tingkatkan Layanan Onkologi, RS Murni Teguh Gandeng GE Healthcare
Heny Tri Purnaningsih menguraikan, tingginya pemanfaatan gawai untuk mengakses internet harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Generasi sekarang, dituntut harus inovatif dengan dukungan kecanggihan teknologi digital. Selain itu, mereka juga harus bisa berkolaborasi dengan pihak lain karena saat ini sangat sulit untuk berjalan sendiri tanpa dukungan dan kerja sama pihak lain. Fasilitas teknologi juga bisa menjadi pintu untuk mengembangkan wirausaha di kalangan anak muda.
“Dan yang tak kalah pentingnya adalah generasi sekarang harus digital minded. Sebab, semua aktivitas sekarang terhubung dengan teknologi digital, di bidang apapun,” ucap Heny.
Lalu, mengenai peluang di dunia digital, lanjut Heny, banyak hal yang bisa digarap generasi muda saat ini. Contohnya adalah pembuat konten (content creator), software engineering, social media specialist, atau data analyst. Yang terbilang cukup populer saat ini adalah pembuat konten untuk mempromosikan sebuah produk barang atau jasa. Keahlian yang diwajibkan pada pekerjaan ini adalah keahlian menulis, videografi, dan ilustrasi.
“Jadi, manfaatkan media sosial untuk pengembangan diri dan karir di masa depan, namun tetap memegang teguh budaya dan etika yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” ucap Heny.
Baca juga: Lippo Cikarang Buka Marketing Galery Newville
Senada dengan yang disampaikan Heny, Rahmad Widyo Utomo menyarankan generasi muda menguasai ketrampilan digital (digital skill). Ketrampilan digital adalah kemampuan memanfaatkan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi serta produktivitas dalam suatu pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi dan bisnis. Ketrampilan ini dibutuhkan di era sekarang agar bisa bersaing di dunia kerja.
“Mengasah ketrampilan digital sangat diperlukan karena bisa mempermudah pekerjaan, misal dalam hal pengelolaan data. Selain itu, ketrampilan digital sangat membantu dalam mengembangkan bisnis,” kata Rahmad.
Di tengah tingginya pemanfaatan internet di Indonesia, yakni yang mencapai 202 juta orang pengguna internet atau setara 70,7 % dari populasi, Izki Fikriani mengingatkan dampak negatif dalam beraktivitas digital, seperti menjadi korban penipuan atau pencurian akun. Masyarakat yang semakin percaya dan nyaman menggunakan gawai untuk segala kebutuhan aktivitasnya, rentan mendapat serangan kejahatan siber. Oleh karena itu, menurut dia, dibutuhkan pemahaman masyarakat terkait keamanan siber atau keamanan digital.
“Selain rentan menjadi korban kejahatan siber, pemanfaatan gawai juga berpotensi menyebabkan kecanduan. Kecanduan merupakan gangguan adiksi yang membuat seseorang kehilangan kontrol terhadap suatu hal. Ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan atau kehidupan sosial seseorang, terutama jika bermain dengan gawai untuk durasi yang cukup lama,” tuturnya.
Gejala kecanduan gawai, menurut Izki, antara lain setiap kali tidur selalu membawa ponsel, ke kamar mandi juga membawa ponsel, marah apabila ponselnya hilang, terlalu asyik dengan ponsel yang dipegang hingga mengabaikan orang di sekitarnya, atau bolak-balik memeriksa ponselnya.
Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial Siberkreasi (Instagram, TikTok, Twitter, YouTube & Facebook). (any)